Diplomasi RI Soal Yerusalem Diapresiasi Palestina dan Yordania

13 Desember 2017 10:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menlu Retno bertemu Menlu Palestina di Yordania. (Foto: dok.Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
Menlu Retno bertemu Menlu Palestina di Yordania. (Foto: dok.Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia)
ADVERTISEMENT
Sejak beberapa hari lalu, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi sudah berada di Amman, Yordania, untuk memperjuangkan Palestina. Terutama terkait masalah Yerusalem yang diakui Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sebagai Ibu Kota Israel.
ADVERTISEMENT
Perjuangan Indonesia tersebut melalui jalur-jalur diplomasi dihargai dan diapresiasi oleh Palestina dan Yordania. Hal itu dikatakan Retno LP Marsudi di Istanbul, Turki, Rabu (13/12).
"Menlu Yordania dan Menlu Palestina sangat menghargai langkah perjuangan diplomasi Indonesia dalam isu Palestina," kata Retno seperti dilansir Antara.
Ia menyebutkan saat ini belum banyak negara melakukan hal itu, termasuk menggalang dukungan dari negara-negara non-Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Tindakan itu agar mereka tidak mengikuti langkah yang dilakukan oleh Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
"Saya sudah melakukan komunikasi dengan sejumlah menlu, termasuk para menlu negara barat, termasuk dalam hal ini Uni Eropa," lanjut dia.
Menlu Retno Bertemu Menlu Palestina di Yordania  (Foto: Dok. Kemlu)
zoom-in-whitePerbesar
Menlu Retno Bertemu Menlu Palestina di Yordania (Foto: Dok. Kemlu)
Retno menyebutkan pada Rabu (13/12) malam ia akan bergeser ke Brussel untuk melakukan pertemuan dengan Menlu Uni Eropa. Selain itu Retno juga akan melakukan pembicaraan individual dengan anggota Uni Eropa.
ADVERTISEMENT
"Saya juga melakukan komunikasi dengan wakil tetap kita di PBB dan dubes kita di New York, mereka sudah melakukan lobi-lobi, baik dengan teman-teman yang duduk di DK PBB maupun Komite Palestina di mana Indonesia duduk di Komite Palestina," ucap Retno.
Selain itu, Retno juga berkomunikasi intensif dengan 'under secretary general affair' PBB dan sudah bersurat ke Sekjen PBB untuk meminta perhatian mengenai isu Palestina.
"Kalau kita melihat perjalanan perjuangan diplomasi Indoneaia untuk Palestina dari sebelum diumumkan keputusan AS, kita sudah bergerak melalui berbagai jalan hingga sekarang," tegasnya.
Menlu Retno bertemu Menlu Palestina di Yordania. (Foto: dok.Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
Menlu Retno bertemu Menlu Palestina di Yordania. (Foto: dok.Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia)
Disebutkan Retno, OKI dibentuk karena masalah Palestina. Jadi tidak ada alasan tidak bersatu untuk isu menjadikan OKI itu terbentuk.
"Saya kira Palestina akan menjadi perekat bagi negara-negara OKI," papar Retno.
ADVERTISEMENT
Mengenai sikap dan langkah tegas yang akan diambil OKI melalui KTT Luar Biasa di Istanbul, hari ini, Retno belum bisa menyampaikan.
"Besok, saya tidak bisa menyampaikan sekarang karena negosiasi masih jalan. Jadi saya tidak bisa menyampaikan sesuatu yang belum dinegosiasikan dan disetujui oleh negara-negara anggota OKI," ungkapnya.
Dirinya baru bisa memberikan pernyataan saat keputusan sudah diambil mengenai langkah-langkah ke depannya.
"Insyaallah besok pada saat outcomenya sudah didapat nanti akan saya sampaikan mengenai langkah ke depan akan seperti apa," tutur Retno LP Marsudi.
Pada acara KTT Luar Biasa OKI, perwakilan Indonesia yang dipimpin Presiden Joko Widodo akan turut hadir.