Jokowi: Perguruan Tinggi Harus Berani Ubah Metode Belajar

17 Oktober 2017 12:28 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orasi Jokowi di Dies Natalis IPB (Foto: Yudhistira AS/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Orasi Jokowi di Dies Natalis IPB (Foto: Yudhistira AS/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat memberikan Orasi Ilmiah di acara Dies Natalis ke-60 Universitas Diponegoro (Undip), Presiden Joko Widodo meminta agar perguruan tinggi mengubah metode pembelajaran. Metode itu dijelaskan Jokowi harus bisa disesuaikan dengan karakter-karakter generasi Y saat ini.
ADVERTISEMENT
Jokowi kemudian menambahkan, perguruan tinggi harus berani mengubah metode pembelajaran yang disesuaikan dengan generasi muda saat ini. Tidak hanya itu, Jokowi ingin mahasiswa Indonesia dapat menjadi pelajar yang aktif.
"Ubah metode pembelajaran yang disesuaikan dengan karakter-karakter generasi Y, generasi muda kita, mendorong inovasi," kata Jokowi dikutip dari Antara, Selasa (17/10).
"Memfasilitasi mahasiswa menjadi pelajar yang aktif baik di dalam maupun di luar kelas," lanjut dia.
Presiden Joko Widodo Kunker (Foto: Dokumen Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo Kunker (Foto: Dokumen Biro Pers Setpres)
Jokowi juga berharap metode pembelajaran harus berubah dengan mengakomodasi prinsip yang memungkinkan mahasiswa untuk mempunyai karakter yang baik, etos kerja yang tinggi, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang baik. Selain itu, juga memungkinkan mahasiswa untuk memiliki jiwa antikorupsi, jiwa toleransi, jiwa inovatif, dan jiwa kreatif.
ADVERTISEMENT
"Karena memang kompetisi antar-negara begitu sangat ketat dan sangat sengitnya," ucap Jokowi.
Oleh sebab itu, Jokowi menyadari diperlukannya infrastruktur berupa 'creative hub'. Perguruan tinggi-perguruan tinggi juga diharapkan turut serta menyediakan 'co-working space' bagi anak-anak muda yang berjiwa wirausaha dan inovatif.
"Negara lain juga sudah membangun itu ada 'co-working space', 'creative hub', perubahan-perubahan seperti ini, kalau kita tidak cepat betul-betul kita akan ditinggal negara-negara lain," imbuhnya.
Pada kesempatan itu, Jokowi juga menyampaikan apresiasinya terhadap berbagai hasil riset aplikatif yang dilakukan Undip. Ia juga menyempatkan diri untuk berdialog dengan peneliti atau penemu alat yang dapat memperpanjang masa simpan produk pertanian sekaligus dengan perwakilan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang akan menjadi pengguna alat tersebut.
ADVERTISEMENT
Setelah memberikan orasi ilmiah, Presiden dan Iriana meninggalkan Kota Semarang untuk melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, melalui Kota Bandung.