Ledakan Terjadi di Gudang Amunisi Ukraina

23 Maret 2017 19:54 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Gedung penyimpanan amunisi terbakar. (Foto: Reuters)
Kelompok separatis yang didukung militer Rusia di Ukraina menjadi tersangka dan bertanggung jawab terhadap ledakan yang terjadi di gudang penyimpanan amunisi. Gudang tersebut terdapat di pangkalan militer di Balakliya dekat Kota Kharkiv.
ADVERTISEMENT
Hal itu diungkapkan oleh Menteri Pertahanan Ukraina, Stepan Poltorak seperti dikutip dari Reuters, Kamis (23/3). Kebakaran dan ledakan tersebut disebabkan oleh amunisi yang ada di gudang.
"Mungkin juga karena serangan pesawat tak berawak atau radio atau perangkat waktu lainnya," kata Poltorak.
Dalam ledakan ini tidak ada yang terluka dan sekitar 20 ribu orang telah dievakuasi ke wilayah Kharkiv Timur. Petugas pemadam kebakaran telah berjuang untuk memadamkan api. Asap tebal membubung ke langit.
"Kami sangat ramah dengan Federasi Rusia. Saya berpikir bahwa ada misi tempur yang membantu (kelompok) separatis," lanjut dia.
Gedung penyimpanan amunisi terbakar. (Foto: Reuters)
Namun, Ukraina tidak memberikan bukti atas keterlibatan Rusia atau pemberontak. Militer Rusia tak berkomentar terkait hal ini.
Gudang itu menyimpan 138 ribu butir amunisi dan dijaga oleh 1.000 orang. Letaknya berada sekitar 100 km dari lokasi pertempuran antara tentara pemerintah dan kelompok separatis yang didukung Rusia. Sebelum meledak, beberapa saksi sempat mendengar pesawat terbang melintas.
ADVERTISEMENT
Juru bicara militer Ukraina, Oleksander Motuzyanyk mengatakan pihaknya telah mengamankan beberapa pangkalan lainnya guna mengalami nasib yang sama. Sementara itu Perdana Menteri Ukraina, Volodymyr Groysman dijadwalkan akan menuju ke lokasi kejadian.
Ditegaskan Poltorak, serangan yang terjadi di gudang amunisi tersebut tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap kemampuan militer Ukraina. Sebelumnya juga pada tahun 2015, lokasi itu sempat dihancurkan dengan menggunakan drone.
Juru bicara militer Ukraina Yuzef Venskovich, menyatakan kepada saluran tv 112 bahwa saat kejadian tersebut 10 ribu orang dinyatakan tewas. Tidak berapa lama kemudian terjadi gencatan senjata yang disepakati di Minsk tahun 2015.
Namun kesepakatan itu berulang kali dilanggar. Berulang kali juga Rusia membantah mengirim pasukan atau peralatan militer ke timur Ukraina.
ADVERTISEMENT