Memprediksi Masa Depan Arsenal bersama 'Profesor' Wenger

Yudho Priambudi
Pengamat Sepakbola Inggris
Konten dari Pengguna
4 Maret 2018 7:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yudho Priambudi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dukungan untuk Arsene Wenger. (Foto: Reuters/Carl Recine)
zoom-in-whitePerbesar
Dukungan untuk Arsene Wenger. (Foto: Reuters/Carl Recine)
ADVERTISEMENT
Setiap penggemar sepak bola Tanah Air pasti pernah menonton pertandingan yang melibatkan Arsenal. Walau mungkin mereka bukanlah klub terbesar di dunia, namun Arsenal memiliki banyak sekali penggemar di Indonesia, tercermin dari jumlah pertandingannya yang disiarkan secara langsung oleh stasiun-stasiun televisi nasional, maupun dari jumlah pengikut asal Indonesia pada akun-akun resmi sosial media yang dikelola oleh klub tersebut.
ADVERTISEMENT
Salah satu daya tarik Arsenal adalah permainan atraktif menyerang yang kerap mereka suguhkan selama masa kepemimpinan Arsene Wenger. Sebelum The Professor diangkat sebagai manajer pada tahun 1996, klub yang bermarkas di London Utara tersebut kerap diidentikkan sebagai tim dengan permainan yang membosankan. Kini, sang maestro asal Perancis tersebut dianggap sebagai figur utama yang telah mengubah Arsenal menjadi klub modern dengan gaya permainan yang sangat menarik.
Namun demikian sepanjang 2018, The Gunners, julukan Arsenal, baru merasakan 3 kemenangan dan telah menderita 7 kekalahan di semua kompetisi yang mereka ikuti. Kekalahan ke-7 tahun ini terjadi pada tanggal 1 Maret saat Arsenal takluk 3-0 dari Manchester City untuk kedua kalinya dalam kurun waktu 5 hari. Ini adalah situasi yang tidak pernah dialami sebelumnya oleh Wenger selama lebih dari 21 tahun menukangi The Gunners.
ADVERTISEMENT
Kekalahan-kekalahan sepanjang 2018 lantas mengundang banyak tanda tanya terkait masa depan Arsenal. Salah satu pertanyaan yang sering muncul saat ini, termasuk di antara para pengikut Arsenal di tanah air, adalah apakah musim ini akan menjadi yang terakhir bagi pelatih berusia 68 tahun tersebut.
Secara umum, para supporter mengakui peran besar Wenger bagi Arsenal. Namun sejak akhir musim lalu, banyak di antara mereka yang berpendapat bahwa dia bukan lagi orang yang tepat untuk memajukan klub yang didirikan pada tahun 1886 tersebut. Sudah menjadi pola umum pada persepakbolaan di benua Eropa, bahwa klub-klub besar yang paceklik gelar akan disorot tajam dan bahkan manajernya didesak untuk mundur.
Selama masa penugasan di London, penulis berkesempatan untuk berinteraksi dengan beberapa warga lokal yang sudah puluhan tahun mengikuti Arsenal. Dalam hal ini, penulis banyak mendapat gambaran mengenai kinerja Wenger di Arsenal serta pandangan para fans terhadapnya.
ADVERTISEMENT
Untuk menjawab pertanyaan di atas, berikut pengamatan penulis terhadap situasi Arsenal saat ini:
1. Walau kerap dikritik dalam beberapa tahun terakhir, Wenger secara umum sudah dianggap oleh para supporter Arsenal sebagai salah satu legenda klub. Melalui ‘revolusi’ yang dicanangkannya pada masa-masa awal penugasannya di Highbury, The Professor dinilai telah banyak berjasa bagi kemajuan Arsenal di era Premier League.
2. Dalam 4 musim terakhir, Arsenal telah 3 kali meraih Piala FA. Sebelum tampil di partai final Piala FA yang mereka juarai tahun 2014, Arsenal sempat puasa gelar selama 9 tahun. Ini berarti bahwa kinerja Wenger selama periode 2014-2017 lebih ‘produktif’ dibandingkan kinerja sang maestro selama periode 2005-2014.
3. Pada pertengahan tahun lalu, Wenger menandatangani kontrak baru berdurasi 2 tahun, yang berarti bahwa masa pengabdiannya baru akan selesai pada akhir musim 2018/2019. Kecil kemungkinan para petinggi Arsenal akan mempersilakan Wenger hengkang kurang dari setahun setelah menyepakati kontrak baru, karena hal tersebut berpotensi merugikan klub secara finansial.
ADVERTISEMENT
4. Musim ini, Arsenal masih berpeluang menjuarai Liga Europa dan menambah koleksi gelar mereka. Jika mampu menjuarainya musim ini, maka Arsenal juga akan meraih akses ke Liga Champions untuk musim depan, dan hal tersebut akan menjadi kado perpisahan yang indah bagi Wenger.
5. Sulit mendapatkan manajer muda berkualitas untuk menggantikan Wenger saat ini, karena sebagian besar dari mereka masih terikat komitmen hingga akhir musim kompetisi klub tahun ini atau hingga berakhirnya Piala Dunia 2018.
Berdasarkan pengamatan di atas, dapat disimpulkan bahwa Wenger nampaknya segera akan meninggalkan Arsenal, namun kepergiannya tidak akan terjadi secara mendadak. Kemungkinan besar kepergian sang Profesor baru akan terjadi paling cepat pada akhir musim ini. Tentu saat ini para petinggi Arsenal tidak tinggal diam, dan tengah merancang exit strategy untuk memastikan bahwa perpisahan dengan sang legenda nantinya akan dapat berjalan mulus tanpa menuai penolakan dan kontroversi.
ADVERTISEMENT
Bekasi, 4 Maret 2018