Lebaran Adalah Kegembiraan, Libatkan Anak-anak dalam Takbir Keliling

24 Juni 2017 20:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Asrorun Niam, Ketua KPAI. (Foto: Antara/Rivan Awal Lingga)
zoom-in-whitePerbesar
Asrorun Niam, Ketua KPAI. (Foto: Antara/Rivan Awal Lingga)
ADVERTISEMENT
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) berbeda sikap soal isu takbir keliling. KPAI bahkan memberi imbauan agar anak-anak dilibatkan dalam takbir keliling.
ADVERTISEMENT
"Libatkan anak-anak dalam kegembiraan hari raya, mulai dari pelaksanaan takbir dan takbir keliling," kata Ketua KPAI Asrorun Niam dalam keterangannya kepada kumparan (kumparan.com), Sabtu (24/6).
Niam yang juga menjabat sebagai Sekretaris Komisi Fatwa MUI ini menyampaikan beberapa imbauan terkait idul fitri dan anak-anak. Berikut imbauan MUI.
1. Idul Fitri adalah hari kegembiraan.  KPAI mengimbau agar anak-anak ikut dilibatkan dalam kegembiraan hari raya, mulai dari pelaksanaan takbir, takbir keliling, salat Idul Fitri, hingga silaturahim kepada sanak saudara. Pastikan tak ada anak terlantar di hari kemenangan ini. 
"Ajarkan pentingnya menjalin kekerabatan dan persaudaraan sejati. Bagian dari hak dasar anak adalah hak untuk menjalankan ajaran agama," kata dosen Pascasarja UIN Jakarta ini. 
Ilustrasi silaturahmi lebaran (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi silaturahmi lebaran (Foto: Thinkstock)
2. KPAI juga meminta agar perayaan Idul Fitri ini dijadikan momentum untuk membimbing anak tentang nilai-nilai luhur yang terkandung dalam hari raya, misalnya saja sikap saling memaafkan, merajut tali silaturahim, dan saling berbagi agar muncul solidaritas sosial sejak dini.
ADVERTISEMENT
"Bantu anak menyadari hak dan tanggung jawabnya. Kenalkan dan rekatkan dengan sanak saudara.  Ajari etika bertamu. Inilah hakikat revolusi mental," tambah Niam.
Lebaran dapat dimanfaatkan untuk memberi pengalaman spiritual bagi anak yang menyenangkan dengan merekatkan tali silaturahmi dengan handai taulan dan menjelaskan arti kekerabatan.
''Orang tua perlu mengajarkan anak-anak akan pentingnya merajut persaudaraan, dengan etika relasi dengan yang lebih tua; menghormati yg lebih tua serta menyayangi yang lebih muda. Ini akan dapat menjawab permasalahan bangsa, soal krisis etika,'' ujar Niam lagi.
Lebaran, tambah Niam,  perlu dijadikan momentum mengajarkan untuk berempati serta kerelaan untuk berbagi. 
''Jika ada uang yang dibagi, perlu dijelaskan cara pemanfaatannya secara baik, serta berbagi dengan teman-temannya,'' katanya.
Ilustrasi Silaturahmi. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Silaturahmi. (Foto: Thinkstock)
3. Saat malam takbiran, KPAI menyarankan pengurus masjid untuk turut memfasilitasi kegiatan takbir yang menyenangkan bagi anak, termasuk dengan cara takbir keliling. Hanya saja panitia perlu berkoordinasi dengan aparat untuk menjamin keamanan.
ADVERTISEMENT
"Malam takbiran bisa menjadi momentum rekreasi religi bagi anak untuk mengartikulasikan keberagaman," kata dia.
Pawai Obor. (Foto: Antara/Oky Lukmansyah)
zoom-in-whitePerbesar
Pawai Obor. (Foto: Antara/Oky Lukmansyah)
4. Salurkan zakat untuk mengatasi masalah pemenuhan hak anak,  seperti anak putus sekolah, anak terlantar,  gizi buruk,  dan penyandang masalah sosial.  Gembirakan anak-anak dengan pemenuhan hak dasarnya melalui penyaluran zakat yang dibayarkan sebagai kewajiban agama. 
Salurkan zakat untuk mengatasi masalah anak terlantar dan anak dalam situasi darurat.  
"Zakat dapat disalurkan untuk menggembirakan anak-anak yang menyandang masalah sosial. Banyak anak putus sekolah bisa menerima manfaat dari zakat. Amil zakat perlu menggembirakan anak-anak," ujarnya. 
Ilustrasi Zakat (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Zakat (Foto: Thinkstock)
5. Lebaran Sarana Penguatan Hubungan Keluarga
Ketua KPAI mengingatkan Lebaran harus jadi momentum yang baik untuk merekatkan hubungan harmoni dengan seluruh anggota keluarga, serta keluarga besarnya. 
ADVERTISEMENT
Ini bisa menjadi jawaban dan solusi atas berbagai permasalahan anak kontemporer, seperti kekerasan anak, penelantaran, kenakalan remaja yang seringkali pemicunya adalah tidak hadirnya lembaga keluarga dalam menjamin perlindungan terhadap anak-anaknya.
''Rumah tangga yang seharusnya sebagai surga, berubah menjadi 'neraka' karena tidak ada komunikasi yang baik antar anggota keluarga,'' tutur Niam.
KPAI meminta agar orang tua tetap menjaga dan mengawasi anak ketika berada di keramaian. Sebab, anak-anak yang masih butuh pendampingan agar tidak terlepas sendiri. 
"Awasi dan bimbing anak-anak. Jangan biarkan sendiri di keramaian,  padahal dari sisi usia masih butuh pengawasan. Masyarakat yang menemukan anak terpisah dari orangtua segera melaporkan ke pihak berwajib," beber mantan aktivis 98 ini.
6. Pastikan Tempat Rekreasi yang Aman dan Edukatif untuk Anak
ADVERTISEMENT
Jika hendak menuju tempat rekreasi, pilih tempat rekreasi yang aman bagi anak dan nyaman bagi anak.  Pastikan tempat tersebut edukatif, menyenangkan, serta aman bagi anak. Orangtua diharapkan dapat melindungi anak dari rekreasi yang berisi kekerasan, eksploitasi, pornografi, dan hal-hal yang membahayakan bagi anak.
KPAI mengingatkan orang tua, agar memilih tempat rekreasi yang aman dan nyaman bagi anak, dan mendampingi mereka. Rekreasi keluarga ini harus dimanfaatkan secara optimal untuk menguatkan kebersamaan dan tetap dalam koridor edukatif, bukan sekadar hura-hura tanpa makna.
Niam juga mengingatkan pengelola tempat rekreasi untuk memastikan area rekreasi aman dan nyaman bagi anak, mulai dari tempat permainannya maupun tenaga pengawasnya.
"Jika basis air seperti kolam renang atau pantai, harus tersedia 'safeguard' yang memadai; memperhatikan rasio daya tampung serta jumlah pengunjung untuk mengantisipasi penumpukan dan timbulnya korban," tegas dia.
ADVERTISEMENT
Pemerintah juga diingatkan untuk melakukan pengawasan terhadap tempat-tempat rekreasi dan menjamin keamanan dan kenyamanan pengunjung.
"Pemerintah harus hadir untuk memberi rasa aman dan nyaman," tutup dia.