news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

New Born Photography, Bisnis Menggemaskan Kekinian

26 November 2017 14:51 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Bayi-bayi mungil sedang tertidur pulas kala jari jemari sang fotografer sibuk mengabadikan momen terbaik lewat lensa kamera. Dibalut beragam aksesoris menggemaskan, sang fotografer mengatur gaya bayi-bayi itu dengan penuh kesabaran.
New Born Photography by Rittar (Foto: Instagram/@rittarajagukguk)
Perempuan di balik lensa kamera itu bernama Rittar Rajagukguk. Dari keluwesan tangannya, karya fotografi yang lucu nan artistik itu tercipta.
ADVERTISEMENT
Rittar Rajagukguk memulai karier sebagai new born photographer atau fotografer bayi tahun 2010. Ibu muda berusia 35 tahun itu terinspirasi dari foto-foto bayi karya fotografer Amerika, yang diberi nama Baby as Art.
Rittar Rajagukguk (Foto: Instagram/@rittarajagukguk)
Melihat foto-foto itu, Rittar kepincut untuk menekuni profesi new born photographer. Dari seorang bankir, ia mantap banting setir jadi fotografer. Untuk menjadi seorang profesional, Rittar memutuskan mengambil sejumlah pelatihan di luar negeri ataupun pelatihan online.
“Awalnya karena aku resign setelah melahirkan, terus pas anakku umurnya dua tahun, kok bosan ya di rumah aja enggak ada kegiatan. Akhirnya suatu saat aku lihat-lihatlah hasil foto baby dari fotografer Baby as Art itu. Aku tuh ngeliatnya sampai ‘Wow, oke ini lucu banget’. Tadinya mau coba jadi wedding photographer, setelah lihat itu, aku yakin mau jadi new born photographer aja,” kata Rittar saat berbincang dengan kumparan, Rabu (22/11).
ADVERTISEMENT
Di tengah ketatnya persaingan bisnis fotografi, tahun 2010 Rittar mantap mendirikan Smallbites, sebuah usaha untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah dari keahliannya memotret bayi mungil.
Di awal kariernya bersama Smallbites, Rittar meminta beberapa bayi temannya yang baru lahir untuk dipotret olehnya. “Setelah memfoto baby teman-temanku, aku upload di Facebook, terus aku tag ke teman-teman seangkatan,” ucap Rittar.
Tak disangka, publik menyambut antusias. Setelah melihat hasil karyanya di Facebook dan di website smallbites.com , banyak ibu tertarik mengabadikan potret buah hatinya di tangan Rittar.
“Untuk pemasaran, setiap habis foto, saya upload di Facebook dan Instagram. Orang-orang biasanya tahu jasa ini dari media sosial,” kata Rittar, antusias berbagi cerita.
Sedari awal Rittar sengaja menggunakan situs-situs di media sosial untuk memasarkan jasanya. Dari media sosial pula, pintu masuk ke organisasi National Association of Professional Child Photographers terbuka. Ogansasi tersebut belakangan turut mengapresiasi karyanya dengan sejumlah penghargaan.
ADVERTISEMENT
Untuk menjadi seorang new born photographer, ada beberapa keterampilan yang harus dikuasai. Selain wajib memiliki keahlian memotret, new born photographer juga dituntut mengerti cara mengurus bayi. Karena jangan salah, untuk bisa membuat bayi tenang saat difoto, ternyata ada berbagai ‘ritual’ yang harus dijalankan sebelumnya.
“Nah, ini sebenarnya yang enggak aku pelajari saat kursus, tapi aku pelajari sendiri. Jadi aku memang menyarankan kepada semua klien, pemotretan itu dilakukan di pagi hari. Sebelum difoto, bayi harus dijemur, dimandiin, terus disusuin sampai kenyang dulu. Nah, kalau sudah segar, kenyang, bayi-bayi itu kalau difoto enggak akan rewel,” jelas Rittar.
Rittar sengaja menitikberatkan fokus fotonya pada ekspresi si bayi. Untuk ide pose dan aksesoris, biasanya Rittar berkolaborasi dengan kesukaan kliennya. Misalnya, tentang hobi orang tua atau memori khusus yang berhubungan dengan pasangan tersebut.
ADVERTISEMENT
Untuk bisa membuat beragam pose, Rittar menyarankan agar bayi yang akan dipotret berusia 5 hingga 14 hari. Ia juga memastikan bahwa pose-pose yang ia berikan aman untuk bayi, sehingga ibu tak perlu khawatir.
“Sebenarnya bisa ya di atas 14 hari. Tapi biasanya di atas usia 14 hari itu, perut-perutnya udah mulai buncit, jadi kalau mau dibuat pose macam-macam agak susah,” kata Rittar.
Smallbites perlahan berhasil merebut perhatian dunia. Atas dedikasinya di dunia fotografi, Rittar berhasil menyabet sejumlah penghargaan. Pada 2012, ia sukses meraih juara ketiga kategori baby di International Image Competition NAPCP. Setahun kemudian, ia berhasil menjadi juara di ajang yang sama, namun kali ini untuk kategori maternity.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, bisnis fotografi Rittar juga semakin meroket sejak jasanya digunakan oleh selebriti tanah air. Aktor Samuel Rizal tercatat menjadi tokoh hiburan pertama yang menggunakan jasa Rittar di Smallbites. Setelah itu, ada Rizki Hanggono, Ruben Onsu, Cathy Sharon, dan Tya Ariestya yang turut mempercayakan potret menggemaskan bayinya di tangan Rittar.
Foto Gempita Nora Marten, putri pasangan Gading Marten dan Gisella Anastasia, yang duduk berdampingan dengan anjing peliharaannya bahkan berhasil meraih penghargaan Recognition of Merit atau Pengakuan Jasa dari National Association of Professional Child Photographers (NAPCP) tahun 2016.
Tertarik menggunakan jasa foto Rittar? Jika ya, tampaknya anda harus siap merogoh kocek ekstra. Kliennya yang berasal dari kelas menengah-atas dipatok dengan harga minimal Rp 11,5 juta. Harga tersebut tergantung pada pemilihan lokasi, properti, dan sebagainya. Wow.
ADVERTISEMENT
Meski mematok harga tinggi, Rittar tak takut kehilangan pasar. Dalam sebulan, jumlah klien Rittar bisa mencapai 10 hingga 20-an bayi.
“Dulu waktu pertama kali buka Smallbites ya belum segitu harganya. Tapi seiring berjalannya waktu, bisnis-bisnis seperti ini kan mulai bermunculan. Istilahnya sebagai pionir, ya aku ingin terdepan. Kalau yang lain mau pasang harga di bawah aku, bebas-bebas aja. Puji Tuhan yang pakai jasa aku ada saja kok,” ujar ibu beranak satu ini.
Ke depan, Rittar berencana untuk terus menggenjot bisnis fotonya ini. Ia berharap bisa segera menambah jumlah fotografer di Smallbites. Ia pun kini tengah disibukkan berbagi ilmu lewat workshop kepada ibu-ibu yang ingin menjadi new born photographer.
ADVERTISEMENT
“Aku ngajarin teknik-tekniknya apa saja sih. Dan setelah beberapa kali mengadakan workshop, aku cukup kaget juga karena selalu sold out, dan antusiasme ibu-ibu begitu tinggi,” ujar Rittar, tersenyum lebar.
Untuk moms zaman now yang punya rezeki lebih, mengabadikan foto terbaik sang buah hati memang jadi tren kekinian. Bak mengakali kefanaan dan mengantongi sepenggal keabadian dari masa yang tak kekal.