Partai Demokrat tengah berada dalam pusaran kemelut. Kini ada dua kepengurusan yang sama-sama mengklaim sebagai pihak yang sah. Tak hanya menyoal asas legalitas dan peran historis, keduanya sama-sama menyingkap aib kubu lain demi meninggikan diri sendiri.
Dalam catatan saya, ini bukan kali pertama Partai Demokrat mengalami kemelut. Demokrat setidaknya pernah dua kali didera konflik internal. Konflik pertama ditandai dengan keluarnya beberapa pendiri partai yang belakangan mendirikan Partai Barnas. Yang kedua melibatkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Anas Urbaningrum, ketua umum terpilih berdasarkan kongres di Bandung, 2010 lalu.
Berbeda dengan konflik-konflik tadi, masalah kali ini jauh lebih menguras energi Partai Demokrat. Pasalnya, ada perebutan kekuasaan secara terbuka yang melibatkan Kepala Staf Presiden, Jenderal (Purn) Moeldoko yang merupakan faktor eksternal. Beberapa pihak lantas menyebut peristiwa ini dengan istilah “pembegalan”, “perampokan”, hingga “hostile take over”.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814