Mahasiswa KSM UNISMA Mengangkat Tanaman Hidroponik sebagai Potensi Usaha Desa

Yunike Adityas Cahyaningrum
Mahasiswa Universitas Islam Malang Entrepreneur Menyukai kegiatan ekspor impor
Konten dari Pengguna
1 September 2021 20:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yunike Adityas Cahyaningrum tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
KSM UNISMA - Sejak pandemi melanda selama setahun lebih ini, kegiatan masyarakat lebih banyak dilakukan di rumah saja. Kondisi seperti ini dimanfaatkan oleh kelompok 34 KSM (Kandidat Sarjana Mengabdi) Tematik Universitas Islam Malang untuk mencari peluang yang dapat diangkat dan dimanfaatkan sebagai potensi usaha ekonomi kreatif di Desa Kesamben, Kec. Ngajum, Kab, Malang. Ibu Ita Athia, S.Sos., MM, selaku dosen pembimbing lapangan kelompok 34 memberikan dorongan kepada peserta KSM untuk melakukan program kerja yang dapat menumbuhkan minat wirausaha dan kemandirian ekonomi pada masyarakat desa sasaran.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, dua wakil mahasiswa anggota KSM kelompok 34 yaitu Yunike dan Laila bergabung dengan anggota kelompok KSM lainnya melakukan pendekatan pada masyarakat Desa Kesamben dan menjalankan salah satu program kerja unggulan yaitu pelatihan budidaya tanaman hidroponik untuk menggerakkan ekonomi kreatif masyarakat desa.
Perwakilan Mahasiswa KSM UNISMA dengan Founder Nuhidroponik (Ghofur)
Kegiatan pelatihan budidaya tanaman hidroponik dalam rangka meningkatkan usaha ekonomi kreatif ini dilaksanakan pada hari Senin, 16 Agustus 2021. Kegiatan ini dihadiri oleh anggota dari Kelompok Wanita Tani (KWT), perwakilan Ibu PKK, hingga ibu rumah tangga.
Kegiatan dibuka dengan sosialisasi dan edukasi yang diberikan oleh dua narasumber yang didatangkan dari Nuhidroponik, yaitu Founder dari Nuhidroponik sendiri yaitu Pak Ahsan dan Ghofur. Penyampaian materi yang menyenangkan dan mudah diterima oleh audience, membuat kegiatan pelatihan ini begitu aktif.
ADVERTISEMENT
Metode yang digunakan dalam penanaman hidroponik ini dengan memanfaatkan bahan bekas, seperti gelas bekas air mineral dan wadah plastik/bak untuk didaur ulang menjadi media tanam. Model penanaman seperti ini selain bisa mereduksi sampah di sekitar, juga sangat mudah dikembangkan di pekarangan rumah, bahkan untuk rumah tangga yang memiliki lahan terbatas. Tidak hanya itu, model seperti ini akan lebih mudah dipraktikkan oleh ibu rumah tangga, dan juga tidak akan memakan banyak biaya.
Ketua KWT (Ibu Mujiati) bersama founder Nuhidroponik (Ahsan)
Sesi selanjutnya yaitu sesi praktik bersama cara penanaman model hidroponik dengan narasumber. Peserta yang datang hari itu, langsung melakukan praktik bersama, dibagi beberapa kelompok untuk tetap menjalankan protokol kesehatan.
Acara ketiga adalah games, pada sesi kali ini terlihat sekali antusiasme peserta untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh narasumber. Mahasiswa KSM Unisma berharap dengan adanya pelatihan ini, wawasan ibu-ibu kelompok tani dan ibu-ibu rumah tangga yang hadir menjadi terbuka dan tergerak untuk berkreasi menanam tanaman hidroponik di tempat tinggal masing-masing.
ADVERTISEMENT
Karena apabila ditekuni dan dikembangkan secara bersama-sama, penanaman hidroponik pada masyarakat Desa Kesamben ini bisa memunculkan usaha dengan ekonomi kreatif masyarakat yang baru dan dapat mengangkat perekonomian yang lebih sejahtera.
Peserta KSM Tematik Unisma Setelah Melakukan Pelatihan Tanaman Hidroponik