PMM 21 Adakan Psikoedukasi Online "Toxic Friendship" yang Booming di Millenials

Yustisia Melya
Mahasiswa
Konten dari Pengguna
11 Oktober 2020 19:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yustisia Melya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat ini tidak banyak orang yang mengetahui apakah pertemanan yang dijalani adalah pertemanan yang murni saling support atau malah termasuk pertemanan yang toxic. Banyak dari kita masih terjebak di lingkup pertemanan yang toxic atau bahkan tidak menyadarinya. Untuk mengetahui apakah kita sedang menjalani pertemanan yang toxic, PMM Kelompok 21 mengadakan psikoedukasi yang membahas materi terkait apa itu toxic friendship dengan gaya penyampaian yang sangat milenial dan membahas dari sudut pandang psikologis melalui poster microblog dan podcast yang bisa diakses pada link bit.ly/podcastnkonseling dan instagram @pmmummbalikpapan. Tujuan diadakannya kegiatan psikoedukasi ini agar kita dapat mengetahui apa itu toxic friendship, kemudian untuk mengetahui toxic friendship dari sudut pandang psikologi dan bagaimana cara menghadapinya.
ADVERTISEMENT
Cuplikan gambar dari hasil podcast yang telah diunggah pada kanal Youtube
Psikoedukasi tentang Toxic Friendship ini dibahas dari sudut pandang ilmu psikologi yang berkaitan dengan kualitas pertemanan yang kurang baik. Contohnya memberikan dampak negatif pada diri kita baik dari fisik maupun psikis. Dalam ilmu psikologi, lingkungan pertemanan itu mempengaruhi perilaku kita. Lingkungan pertemanan yang positif akan mempengaruhi kita untuk berperilaku positif pula, begitupun sebaliknya. Tapi bukan berarti kita tidak boleh berteman sama siapapun ya. Berteman lah sebanyak-banyak nya untuk memperbanyak relasi.
Jika di kaitkan dengan ilmu psikologi, toxic friendship itu berpengaruh terhadap kesehatan mental seperti stress dan kecemasan pada diri.. Pertemanan yang toxic akan memberikan dampak negatif seperti rasa stres, sedih, cemas, meragukan diri sendiri, merasa disalahgunakan, merasa tidak menjadi diri sendiri, hilangnya kepercayaan, serta membuat individu selalu merasa melakukan giving. Mencegah lebih baik daripada mengobati, sebelum terjadi pada lingkungan kita lebih baik kita cegah. Psikedukasi ini membahas cukup detail mengenai permasalahan toxic friendship yang sering dialami anak muda, sehingga dengan adanya psikoedukasi dari PMM 21 Balikpapan ini dapat membuka wawasan dan mencegah mereka agar tidak terjerumus ke lingkungan pertemanan yang toxic.
ADVERTISEMENT