
Aforisme “sejarah ditulis oleh pemenang” memberi kesan seolah sejarah tidaklah faktual dan tak lebih dari pemaksaan sudut pandang pemenang atas sebuah peristiwa. Aforisme populer ini dalam banyak kasus benar adanya, tetapi tidak untuk semua dan tidak bisa selamanya.
Pemenang memang akan menulis sejarah dengan sudut pandangnya, namun selalu ada narasi alternatif yang hidup paralel dengan “sejarah” yang ada, seberapa pun si pemenang mencoba menutupinya. Entah itu yang hidup dalam kesunyian tetapi tetap menyebar di kalangan mereka yang kalah, atau direkam oleh para pencatat sejarah yang dianggap tidak sah (unauthorised), atau bertahan di catatan-catatan yang tersembunyi-disembunyikan.
Dan karena waktu tidak mengizinkan pemenang untuk menang selamanya, rezim untuk berkuasa selamanya, dan manusia untuk hidup selamanya, sejarah pada akhirnya akan menemukan keseimbangan faktualnya. Narasi dari yang kalah dan catatan yang tersembunyi-disembunyikan akan muncul ke permukaan, saling melengkapi, saling mengoreksi dan akhirnya menjadi sejarah yang utuh.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814