Arti Sebuah Nama

Yusuf Arifin
tidak tertarik dengan banyak hal. insecure one trick pony.
Konten dari Pengguna
7 Mei 2019 21:14 WIB
comment
10
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yusuf Arifin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kupat tahu
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kantor meminta saya untuk membantu memberi nama sebuah produk baru yang akan kami luncurkan.
ADVERTISEMENT
"Kupat Tahu saja," kata saya sekenanya kepada teman-teman yang sedang membahasnya.
Semua orang tertawa. "Teknologi bukan makanan mas. Apa hubungannya produk kita ini dengan Kupat Tahu?" tanya mereka.
Saya menggeleng kepala tak menjawab dengan raut muka yang saya yakin beloon. Saya tak tahu juga mengapa mengeluarkan usulan nama itu. Saya hanya mengujar sesuatu yang kebetulan lewat di kepala.
Tetapi saya mendengar cukup banyak cerita tentang penamaan sebuah proyek, produk, atau merek (brand) yang asal-asalan berujung sukses. Tidak harus asal-asalan juga, tetapi setidaknya penamaan yang tidak lewat pemikiran panjang, pertimbangan filosofis, ataupun pertimbangan rasional apapun.
Ambil contoh bahasa pemrograman komputer paling populer selama ini, Java. Kita semua tahu bahwa nama Java tidak ada hubungannya sama sekali dengan komputer. James Gosling sang penyusun program memberi nama itu berdasar pada merek kopi kesukaannya: Java (Pulau Jawa). Pada awalnya proyek yang sedang ia kerjakan diberi nama Oak, karena ada Pohon Ek di luar kantornya, lalu diubah menjadi Green--sebelum diputuskan menjadi Java.
ADVERTISEMENT
Penamaan produk teknologi (komputer-informatika) memang aneh-aneh. Kita bisa berbicara tentang produk-produk populer seperti Apple, Facebook, WhatsApp, Twitter, atau entah apalagi yang penamaannya jauh panggang dari api. Tetapi bagi saya tidak ada yang lebih spektakuler jauhnya jarak antara nama dan produk ketimbang "Bluetooth".
Pada tahun 1996 seorang teknisi Intel, Jim Kardach, membangun teknologi yang memungkinkan telepon seluler-telepon pintar bisa saling terhubung dengan komputer. Mengisi waktu senggang di sela menyelesaikan teknologi ini, Kardach membaca novel sejarah The Longships karya Frans Gunnar Bengstsson. Sebuah kisah tentang bagaimana Raja Harald (935-986) menyatukan suku-suku yang berperang ke dalam satu kerajaan, Denmark.
Membayangkan dirinya sedang berusaha menyatukan suku-suku teknologi (telepon seluler dan komputer) yang berperang, Kardach dengan bercanda mengatakan sedang menyelesaikan tugas kerajaan. Dan karena Raja Harald dikenal dengan julukan bluetooth (konon giginya menghitam--setidaknya biru tua), Kardach menamakan proyeknya Bluetooth.
ADVERTISEMENT
Tentu saja Kardach tidak bermaksud untuk menggunakan nama yang terkesan menggambarkan sebuah kejorokan itu untuk nama produknya. Tim pemasaran yang diserahi tugas mencari nama memutuskan nama Pan. Sialnya saat mau diluncurkan baru diketahui kalau nama Pan sudah digunakan oleh perusahaan lain. Tak punya pilihan karena waktu sudah terlalu mepet, Bluetooth yang berkonotasi jorok itu, yang awalnya hanya sebuah candaan, terpaksa dipakai secara permanen. Dan ternyata tetap sukses luar biasa.
Persoalan nama merek dan produk yang tidak nyambung tidak terbatas di bidang teknologi komputer-informatika saja. Shell adalah salah satu perusahaan minyak terbesar di dunia. Tetapi shell (kerang) tentu saja tidak ada hubungannya dengan minyak. Dan Shell sekian ratus tahun silam memang didirikan oleh Marcus Samuel di Houndsdicth, London Timur, sebagai perusahaan untuk memasok nafsu fetish warga London akan kerang. Minyak hanyalah sebuah usaha sampingan karena uang berlimpah ketika perusahaan berkembang menjadi raksasa. Namun ketika fetish akan kerang warga London pudar, minyaklah yang menyelamatkan Shell dan menjadikannya perusahaan global.
Gerai kopi Starbucks. Foto: REUTERS/Thomas Peter
Semua orang tahu, nama waralaba warung kopi Starbucks diambil dari Starbuck--nama awak utama kapal Pequod yang memburu Moby Dick dalam novel Herman Melville. Walau Starbuck tidak ada hubungannya dengan kopi tapi satu dari tiga pendiri warung kopi ini, Jerry Baldwin, adalah penggemar novel Moby Dick dan ngotot agar "Starbuck" digunakan.
ADVERTISEMENT
Tetapi yang banyak orang tidak tahu, Starbuck yang memang nama besar dalam dunia perburuan Paus dari Pulau Nantucket, Pantai Timur Amerika, adalah turunan imigran dari kampung kecil —sekaligus kemudian menjadi nama keluarga— Starbeck, sedikit di utara kota Leeds, Inggris. Nama Starbeck di Amerika berubah menjadi Starbuck.
Dan anda tahu arti Starbeck? Aliran sungai kecil yang tertutup rerumputan. Itu bukan bahasa Inggris. Tetapi bahasa Viking kuno. Karena Starbeck adalah daerah pemukiman Viking kuno. Anak turunnya di antaranya adalah mereka yang bermarga Starbuck dan Starbeck.
Kembali mengenai nama produk terbaru dari kantor? Saya belum tahu mau memberi nama apa. Tapi saya masih bersikukuh dengan Kupat Tahu.