kumplus- opini dalipin 25 okt ilustrasi

Bahkan Socrates Tidak Menganggap Dirinya Penting

Yusuf Arifin
tidak tertarik dengan banyak hal. insecure one trick pony.
25 Oktober 2021 6:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Semasa hidup, Socrates pastilah menjengkelkan banyak orang selain mereka yang mengaku sebagai murid atau pengagumnya. Dia luntang-lantung dan merecoki siapa saja yang dianggapnya mengerti tentang kehidupan. Keingintahuannya tak terbatas, maka dia terus bertanya. Dalam beberapa kesempatan, dia bahkan menyangsikan pandangan orang-orang yang hendak menyetujuinya.
Socrates seperti pulau yang tidak membutuhkan apa pun dari dunia luar. Dia puas dan berkecukupan dengan apa yang ada pada dirinya. Tidak merasa diri penting. Tidak butuh dianggap penting. Tidak peduli segala macam atribut sosial. Dia hanya ingin tahu, bukan memberi tahu.
Socrates tidak berpretensi menjadi cendekiawan atau filsuf. Dia tidak meninggalkan satu pun catatan atau tulisan, tidak pula mengajarkan cara berpikir apa pun. Bahwa kini kita mengenal "Metode Socrates", inkuisisi lewat tanya jawab dan perdebatan, itu karena muridnya seperti Plato dan Xenophon, sahabatnya Aristophanes, dan Aristoteles murid Plato, yang menuliskan segala macam percakapan intelektual antara Socrates dan para cendekia sezamannya.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
check
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
check
Bebas iklan mengganggu
check
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
check
Gratis akses ke event spesial kumparan
check
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten