
Saya tidak begitu paham mengapa di media sosial ramai perbincangan–hingga rasanya seperti fobia–mengenai cara menghadapi pertanyaan keluarga (besar) ketika berlebaran: tentang kawin-mawin, anak-beranak, pekerjaan, dan segala hal yang dianggap pribadi oleh generasi digital.
Beberapa menyatakan enggan untuk pulang. Muncul juklak, juknis, hingga how to menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Ada saran cara mempersiapkan mental, dan tak kurang juga yang membeberkan pengalaman praktis untuk menghadapinya.
Begitu menerorkah? Begitu burukkah? Begitu intrusifkah? Apakah deret pertanyaan yang dianggap pribadi jadi satu-satunya yang muncul saat lebaran?
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814