Kalah

Yusuf Arifin
tidak tertarik dengan banyak hal. insecure one trick pony.
Konten dari Pengguna
30 April 2019 15:26 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yusuf Arifin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salah
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Hidup adalah sebuah kekalahan. Tidak ada pilihan. Kita orang kebanyakan saja yang tidak menyadari.
ADVERTISEMENT
Kalah dalam pengertian kita sebagai individu harus tunduk pada norma-aturan-kesepakatan sosial. Kalah dalam pengertian eksistensi kita sebagai manusia tidak pernah benar-benar milik kita. Selalu terkait dengan penilaian orang lain/ masyarakat. Bahkan menolak untuk eksis pun kita tidak bisa.
Para cerdik cendekia menentramkan hati dengan pernyataan pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Demi melestarikan kehidupan, membangun peradaban, kenyamanan, dan lain-lain manusia harus saling bekerja sama dan karenanya tunduk pada norma-aturan-kesepakatan sosial.
Tetapi kita juga bisa memaknai pernyataan itu sebenarnya sebuah eufisme. Menghaluskan pengakuan kalah ketika tidak melihat alternatif lain.
Kita perhatikan saja beberapa kegiatan keseharian yang kita lakukan tanpa berpikir sebagai jerat ketertaklukan.
Pendidikan. Mengikuti jenjangnya saja adalah bukti kita sudah kalah duluan. Kita tidak bisa begitu saja tanpa memiliki ijazah Dasar, Menengah, Atas tiba-tiba ingin berkuliah. Sehebat dan sepandai apapun.
ADVERTISEMENT
Bekerja tak jauh berbeda. Menyerahkan kemandirian pemenuhan kebutuhan pribadi pada orang lain lewat apa yang kita punya: tenaga dan pikiran. Orang lain yang menentukan nilai dari tenaga dan pikiran yang kita keluarkan, untuk kemudian kita tukar dengan kompensasi penyediaan pangan, papan, dan sandang. Karena kita tak mampu menyediakan kesemuanya sendiri.
Konsep birokrasi adalah temuan paling canggih manusia untuk mengatur masyarakat tetapi sekaligus menyamarkan secara brilian ketertaklukan hakiki manusia. Kita menuruti sebuah mekanisme yang kita ciptakan sendiri tanpa ruang untuk improvisasi dan negosiasi
Bahkan konsep iman paling mendasar dalam agama adalah pengakuan kekalahan total-ketertaklukan untuk kemudian pasrah pada belas kasih Tuhan.
Bisa pendobrak sesekali muncul. Menolak semua tatanan yang berlaku. Tetapi pada akhirnya ia akan tetap kalah. Paling hebat pengaruhnya adalah membuat kesepakatan sosial untuk bergerak sebelum akhirnya menemukan keseimbangan baru. Lalu tatanan dengan keseimbangan baru itu kembali berfungsi menjadi institusi rujukan pemasungan kemerdekaan manusia.
ADVERTISEMENT
Aku ini binatang jalang ……… Dari kumpulan yang terbuang, jerit Chairil Anwar (Aku) untuk membenarkan kebohemiannya. Membenarkan segala tindak tanduknya menolak tunduk pada norma sosial. Binatang jalang karena memberani memberontak. Yang terbuang karena masyarakat menolak untuk menerimanya sekaligus membebatkan penilaian mereka.
Tapi Chairil pun terpaksa mengakui (Derai Derai Cemara), Hidup hanya menunda kekalahan. Chairil sadar, apa yang ia lakukan hanya sebuah kesia-siaan. Ia hanya seolah-olah tidak kalah. Menunda kekalahan bukan berarti tidak kalah tetapi hanya menunda pengakuannya.
Kecuali kita Robinson Crouse, hidup terasing di sebuah pulau putus hubungan dengan dunia luar, kita tidak akan bisa lepas dari jerat. Itu pun Daniel Defoe, sang penulis cerita, pada akhirnya membawa kembali Crouse ke dunia luar dan hidup di tengah masyarakat. Mengakui lebih menyenangkan hidup dijerat kekalahan mengikuti aturan masyarakat ketimbang hidup merdeka sendirian.
ADVERTISEMENT