Kematian Seorang Anarkis

Yusuf Arifin
tidak tertarik dengan banyak hal. insecure one trick pony.
Konten dari Pengguna
7 September 2020 10:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yusuf Arifin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrator: Indra Fauzi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrator: Indra Fauzi/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Orang menjulukinya anarchist anthropogist. Ia tak setuju.
"Anarchism adalah sesuatu yang kamu lakukan, bukan identitas. Jadi jangan juluki aku anarchist anthropologist,’’ tulisnya di bio akun twitternya.
ADVERTISEMENT
Tetapi sulit bagi David Rolfe Graeber untuk menghindari julukan itu. Dunia dengan segala keruwetannya penuh dengan penyederhanaan-penyederhanaan agar mudah untuk dipahami. Tak terkecuali untuk urusan label-melabeli sesama.
David Graeber adalah seorang antropolog, teoretikus sosial, penulis, anarkis-aktivis, dan dosen. Semua dijalani pada saat bersamaan dengan ketekunan, tenaga, dan semangat menyala yang sama.
"Graeber adalah teoretikus antropologi terbaik di dunia dari generasinya," kata Maurice Bloch, profesor antropologi di London School of Economics. Pujian tak main-main dari seorang yang namanya begitu dihormati di dunia antropologi.
"Kalau antropologi adalah kemampuan untuk menjelaskan tindakan yang sepertinya tidak masuk akal dalam sebuah budaya menjadi masuk akal secara universal, sekaligus mengungkap latar pemikiran mengapa tindakan itu diambil, maka David Graeber adalah sosok antropolognya," kata Marshall Sahlins, profesor antropologi di Universitas Chicago.
ADVERTISEMENT
Masih belum puas memuji, Sahlins berkata tentang mengapa bekas anak bimbingannya itu bisa menjadi teoretikus sosial terkemuka, "Ia bahkan kemudian mampu secara kritis menggunakan pemahaman yang didapat dari budaya yang berbeda itu sebagai dasar untuk memahami-menganalisis-menjelaskan apa yang kita hadapi yang mempunyai budaya berbeda."
Kemampuan Graeber untuk memberi kerangka pemahaman, atau paradigma, untuk mempelajari dan menafsirkan fenomena sosial dianggap di atas rata-rata. Logikanya runut tapi imajinatif, basis teorinya kuat, khazanah pengetahuannya luas, dan bahasanya mudah dipahami.
Apa yang dikatakan oleh Bloch dan Sahlins ini tercermin dalam buku-buku yang ditulis oleh Graeber. Ada semacam tema yang sama: mempertanyakan, menggugat, dan menafsir ulang pemahaman terhadap hal-hal yang selama ini dianggap sebagai kesepakatan umum dengan kebenaran universal.
ADVERTISEMENT
Tetapi berbeda dengan buku-buku di awal kariernya yang banyak berbicara tentang teori-teori dalam antropologi, Graeber belakangan sengaja untuk masuk ke topik-topik yang lebih populer dengan keseharian. Empat buku paling populer dan laris yang ia tulis berbicara tentang utang (Debt: The First 5000 Years), birokrasi (The Utopia of Rules), demokrasi (The Democracy Project), dan dunia kerja (Bullshit Jobs).
Keempat buku itu ia tulis di periode London. Saat ia menjadi staf pengajar di Goldsmiths College (2007-2013) dan kemudian London School of Economics (2013-2020). Saat ia merasa telah menemukan jati diri dan mampu mendamaikan posisi sebagai seorang intelektual sekaligus aktivis.
Graeber menyelesaikan studi tingkat master dan doktor di Universitas Chicago dan kemudian mengajar di Universitas Yale dari tahun 1988 hingga 2005. Dengan alasan yang tak terlalu jelas, Yale memutuskan untuk tak memperpanjang masa jabatan Graeber sebagai associate professor.
ADVERTISEMENT
Dugaan yang beredar, keputusan itu diambil karena Graeber berseberangan pendapat dengan pihak universitas yang hendak mengeluarkan seorang mahasiswa karena aktivitasnya di sebuah organisasi kemahasiswaan. Atau yang lebih spekulatif lagi, karena aktivitas Graeber di luar kampus sebagai aktivis anarkis.
Walau keputusan Yale itu diprotes oleh ribuan orang, termasuk oleh Bloch dan Sahlin, pihak universitas tetap bersikukuh dengan keputusan itu dan berujung pada kepindahan Graeber ke London.
Graeber mengaku sebagai seorang anarkis sejak berusia 16 tahun. Tetapi ia merasa baru benar-benar menjadi aktivis anarkis yang berguna setelah aktif terlibat dalam gerakan Alter-Globalization—sebuah gerakan untuk mempromosikan globalisme tetapi menolak kapitalisasi ekonomi global—di awal tahun 2000.
Semenjak itu, "Bisa dikatakan seluruh upaya saya adalah melakukan eksplorasi untuk menyatukan antropologi sebagai kerja intelektual dan kerja praktis untuk menciptakan masyarakat yang bebas. Setidaknya bebas dari kapitalisme, patriarki, dan birokrasi negara yang membelenggu," kata Graeber.
ADVERTISEMENT
Anastasia Piliavsky, antropolog dari King’s College, setelah membaca The Utopia of Rules menyebut Graeber sebagai anarkis karier, seseorang yang menginginkan kebebasan total: dari aturan kepemerintahan, kebosanan hidup dan kapitalisme, ketidaksetaraan, hukum, korporasi, tradisi, polisi, dan kepasrahan birokrasi.
Gerakan-gerakan keadilan dan kesetaraan sosial global banyak berutang budi dengan ide-ide Graeber.
Ia berperan memberi landasan intelektual dalam gerakan yang memprotes diadakannya World Economic Forum di New York tahun 2002, memberi dukungan bagi gerakan mahasiswa di Inggris yang memprotes kenaikan biaya kuliah dan pengurangan bujet pemerintah untuk pendidikan tahun 2010, dan ikut merancang gerakan Occupy Wall Street tahun 2011 yang terkenal itu.
Sebagai dosen Graeber ringan tangan dengan waktu dan perhatian untuk mahasiswanya. Saya salah seorang yang beruntung pernah menjadi mahasiswanya saat ia mengajar di Goldsmiths College.
ADVERTISEMENT
Dengan komitmen yang begitu banyak sebagai penulis—termasuk sedang sedang menyelesaikan buku Debt: The First 5000 Years, peneliti, pembicara, membaca, dan peran sebagai aktivis yang mengharuskan ia bolak-balik ke New York dalam rangka gerakan Occupy Wall Street saat itu, ia tak pernah absen dari tugas sebagai dosen.
Kelas yang ia ampu selalu penuh, diikuti oleh mereka yang bahkan tak mengambil mata kuliahnya. Paper-paper yang kami buat selalu kembali penuh dengan catatan-masukan-coretan yang menggugah terkadang diselingi canda yang membuat kami tersenyum sendiri. Seminar mingguan terbatas ketika kami mahasiswa bimbingannya harus menjadi pembicara sangat hidup. Ia mempunyai pesona untuk mengajukan pertanyaan yang memantik perdebatan.
Pun ia tak pernah keberatan—bahkan lebih sering menawarkan diri—kalau kami merasa perdebatan di kelas belum tuntas, dengan mengajak ke pub yang bertebaran di sekitar kampus.
ADVERTISEMENT
Saya pernah bertanya tentang cara ia mengatur waktu untuk memenuhi semua komitmen yang begitu banyak. Saya mengharapkan jawaban yang spektakuler, penuh ujaran filosofi hidup. Saya salah.
"Saya tidak tahu. Saya hanya mengerjakan apa yang saya rasa harus dikerjakan," jawabnya sederhana.
Kini Graeber tidak lagi bisa bekerja. Ia meninggal di sebuah rumah sakit di Venesia, Italia, tanggal 2 September 2020 lalu saat sedang berlibur bersama istri dan tiba-tiba jatuh sakit. 59 tahun usianya.
Dunia pun kehilangan salah satu teoretikus sosial terbaiknya untuk saat ini.
Ia meninggalkan seorang istri, Nika Dubrovski—seorang penulis dan seniman. Mereka menikah April tahun lalu.
Ilustrator: Indra Fauzi/kumparan