Kuasa dan Uang

Yusuf Arifin
tidak tertarik dengan banyak hal. insecure one trick pony.
Konten dari Pengguna
5 Juli 2019 16:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yusuf Arifin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kuasa dan Uang
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Tahun 1804 Haiti memproklamirkan kemerdekaannya. Hanya saja ada masalah. Negara-negara besar Eropa saat itu tak ada yang mengakuinya. Amerika yang mulai muncul sebagai kekuatan terbesar di kawasan juga enggan mengakui kedaulatan Haiti.
ADVERTISEMENT
Kemerdekaan Haiti memang mengguncang ‘kemapanan’. Negara ini didirikan para budak yang memberontak dari tuannya, Prancis. Pemerintah Amerika khawatir pengakuan untuk Haiti akan memberi inspirasi serupa kepada para budak di Amerika untuk berbuat serupa. Negara-negara Eropa punya kekhawatiran tak jauh berbeda —terutama terkait dengan kebijakan kolonial mereka di seluruh dunia—.
Haiti baru mendapat pengakuan pemerintah Amerika tahun 1861 saat Perang Sipil Amerika pecah. Perang yang menegaskan kebijakan pemerintah Amerika yang salah satu alasan taktis pecahnya adalah untuk menghapus perbudakan.
Sementara negara-negara Eropa lebih awal mengakui Haiti setelah terjadi kesepakatan kompensasi kemerdekaan antara Haiti dan Prancis di tahun 1825. Prancis mengakui Haiti setelah negara kecil di Karibia itu bersedia membayar uang ganti rugi 150 juta Francs —mata uang Prancis— ditambah bunga dan memberi potongan harga hingga 50 persen untuk semua barang ekspornya ke Prancis.
ADVERTISEMENT
Alasan kompensasi adalah untuk mengembalikan modal para pemilik budak, kepemilikan perkebunan, dan perhitungan kehilangan pendapatan. Jangan bertanya soal hak asasi para budak, bagaimana cara mendatangkan mereka dari Afrika, ambil lahan paksa di bawah senjata dari penduduk asli, atau pertanyaan moralis serupa. Pertama, segala sesuatunya memang bukan berdasar persoalan keadilan. Kedua, sudah dipersiapkan eufemisme bahasa untuknya, utang. Utang Haiti kepada Prancis yang telah membangun industri, infrastruktur, jalur, dan pasar perdagangan.
Haiti yang sebelumnya dikenal dengan nama Saint-Domingue tak punya pilihan. Ancaman isolasi ekonomi-politik dan invasi Prancis terlalu berat untuk ditanggung. Semakmur apapun mereka saat itu —pemasok 60 persen kebutuhan kopi Inggris dan Prancis dan tiga per empat kebutuhan gula dunia— tak akan banyak berguna ketika jalur ekspor dan hegemoni konstelasi politik internasional dipegang semua oleh negara-negara besar Eropa dan Amerika.
ADVERTISEMENT
Haiti butuh waktu 122 tahun untuk membayar tuntas semuanya. Ikut berperan menjadikan Haiti sebagai salah satu negara termiskin di dunia kalau bukan yang termiskin malah. Ketika pembayaran terakhir terjadi tahun 1947, dihitung dengan padanan nilai uang sekarang Haiti membayar keseluruhan sekitar 21 miliar dolar atau setara 294 triliun Rupiah ke Prancis.
Uang kata antropolog terkemuka David Graeber dalam bukunya Debt: The First 5000 Years mempunyai tiga fungsi utama: alat pertukaran, sebagai satuan nilai, dan cara untuk mengukur/memprediksi nilai sesuatu relatif dengan waktu. Tetapi Graeber juga menegaskan bahwa dalam sejarahnya ketiga fungsi tak pernah lepas dari bungkus hubungan kuasa. Atau kuasalah —siapa yang otot politik dan militernya paling kuat— yang justru menjadi penentu ketiganya.
ADVERTISEMENT
Perhatikanlah, apakah saat ini masih demikian adanya?