Dalam rumusan yang sederhana, liberalisme menginginkan individu untuk bisa bebas menjalani hidup yang ia pilih tanpa gangguan orang lain, institusi, maupun negara. Artinya orang lain harus menghormati apa pun pilihan individu yang bersangkutan; institusi, apa pun bentuknya, tidak boleh mengatur dan campur tangan; dan negara memastikan itu semua terjaga.
Sebagai sebuah ide maupun isme, ini terasa benar di hati, pikiran, dan paling masuk akal. Apalah arti manusia kalau tidak merdeka menentukan nasib sendiri? Bisa dimengerti kalau liberalisme (dan bersikap liberal) sebagai sebuah ide kemudian menjadi yang paling dominan di dunia saat ini. Sedemikian dominan dan sedemikian berasa masuk akalnya, sering kali orang bahkan tidak sadar telah mengikuti isme ini. Menjadi proponent (pendukung) isme ini.
Tetapi saya selalu merasa terjebak dalam kemenduaan (ambiguitas) bila berbicara tentang liberalisme. Bagi saya liberalisme itu enak diucapkan tapi susah dijalankan (sepenuhnya). Memberi rasa nyaman ketika dilontarkan sebagai sebuah ide tapi membingungkan ketika harus dilaksanakan. Ada nilai-nilai bawaan yang kontradiktif ketika hendak diterapkan seratus persen.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814