Risiko Kelima

Yusuf Arifin
tidak tertarik dengan banyak hal. insecure one trick pony.
Konten dari Pengguna
23 Maret 2020 11:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yusuf Arifin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi oleh Indra Fauzi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi oleh Indra Fauzi/kumparan
ADVERTISEMENT
"Orang baru akan menghargai manajemen pemerintahan yang baik ketika muncul ancaman yang sangat besar. Mengancam semua orang. Tak peduli batasan geografisnya. Tak peduli kaya atau miskin. Tak ada yang bisa menghindar," kata wartawan dan penulis terkenal Amerika, Michael Lewis.
ADVERTISEMENT
Lewis berbicara dalam konteks Amerika. Lebih spesifik lagi Amerika di bawah Presiden Donald Trump.
Ia mengkhawatirkan apa yang disebutnya sebagai manajemen pemerintahan yang buruk sebagai risiko kelima yang dihadapi Amerika.
Dalam bukunya The Fifth Risk, mengutip John MacWilliams, mantan Chief Risk Officer di Departemen Energi Amerika di zaman pemerintahan Presiden Barack Obama, Amerika sebagai negara menghadapi lima risiko: (1) salah urus persenjataan nuklir, (2) Korea Utara dan (3) Iran memiliki senjata nuklir, (4) lumpuhnya jaringan listrik, (5) manajemen (proyek) yang buruk.
Risiko satu hingga empat nyaris bisa berdiri sendiri dan tidak saling berhubungan. Tetapi bila risiko kelima yang terjadi, praktis akan memperbesar risiko satu hingga empat dan membuka persoalan-persoalan lain. Karena pada dasarnya pemerintahan adalah persoalan manajemen (proyek) dalam skala negara. Dan proyek satu hingga empat adalah juga proyek negara.
ADVERTISEMENT
Selama ini, sebelum Trump naik, serumit dan semenggurita apa pun birokrasi pemerintahan Amerika, manajemen pemerintahan selalu bisa mengatasi persoalan. Atau malah karena birokrasi yang rumit dan menggurita itu maka pemerintah selalu bisa mengatasi persoalan.
Lewis mengonsentrasikan kajian di bukunya di tiga departemen yang dianggap paling penting dalam kehidupan rakyat Amerika: Departemen Energi, Departemen Pertanian, dan Departemen Perdagangan.
Banyak sekali pekerjaan-pekerjaan yang sepertinya tak berarti, membosankan, dan jauh dari sorotan hiruk pikuk dunia yang sebetulnya esensial menjaga keamanan dan kehidupan di Amerika untuk terus bisa berputar. Dari yang namanya melakukan sensus penduduk, mencatat perubahan cuaca, mengukur curah hujan, meneliti perubahan perilaku penduduk perkotaan dan pedesaan, mengamati pola konsumsi makan warga, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Data dari mereka ini masuk ke pusat-pusat data yang sudah ditentukan untuk kemudian dibaca oleh para pakar/pejabat departemen terkait—yang tidak kalah glamornya dengan kolega mereka di lapangan—untuk kemudian diterjemahkan oleh presiden (Obama) dan kabinetnya menjadi kebijakan.
Adalah hasil kerja mereka yang di belakang layar dan nyaris tak terlihat ini yang membantu Amerika menjadi relatif aman dari ancaman teror, bencana alam, kekurangan pangan, dan digunakan untuk mengantisipasi kemungkinan gangguan—termasuk pandemi—yang diperkirakan akan muncul.
Obama sadar akan pentingnya hal ini. Sama dengan Presiden Bush yang membuat laporan dan menyediakan tim transisi pemerintahan untuk pemerintahan Obama, Obama melakukannya untuk pemerintahan Trump. Agar hal-hal yang dianggap esensial bagi keberlangsungan hidup rakyat Amerika tetap berjalan mulus walau terjadi perpindahan pemegang kendali pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Alih-alih berterima kasih dan memanfaatkan sebaik-baiknya, pemerintahan Trump mengabaikan semua yang dipersiapkan. Hasil kerja departemen-departemen yang sifatnya bipartisan itu ditanggapi layaknya bidak politik. Tidak dilanjutkan atau malah dibuang sama sekali.
Sementara posisi-posisi penting birokrasi yang terkait tak kunjung diisi hingga dua tahun pemerintahan Trump. Beberapa posisi yang terisi diisi oleh mereka yang dianggap tidak cukup punya kemampuan. Atau diisi oleh mereka—lebih parah lagi—yang punya kepentingan pribadi jangka pendek.
Dalam kamus Lewis, tindakan Trump ini tidak bertanggung jawab, sebuah manajemen yang buruk. Dan akan membahayakan kehidupan warga Amerika.
Mungkin Lewis terlalu berlebihan. Buktinya kehidupan sehari-hari warga Amerika sejauh ini berjalan normal-normal saja bahkan setelah tiga tahun Trump berkuasa. Buktinya negara tetap berjalan seperti biasa-biasa saja.
ADVERTISEMENT
Tetapi kalau saya warga Amerika, sesudah membaca buku dan prognosis Lewis di awal tulisan, dengan adanya pandemi virus corona jenis covid-19 ini, saya akan susah tidur. Sama susah tidurnya saya dengan apa yang terjadi di Indonesia.
Ilustrasi oleh Indra Fauzi/kumparan