“Betapa mengerikan kalau sampai tak memiliki rumah sendiri: nantinya mati sebagai bagian dari keluarga Tulsi, berkubang dalam kemelaratan keluarga besar yang abai dan tak akur; membiarkan Shama dan anak-anak hidup di antara mereka, berimpitan dalam satu kamar; dan yang lebih buruk lagi: menjalani hidup tanpa sekali pun berusaha memiliki sepetak saja dari bumi ini yang bisa kausebut milikmu; hidup dan kemudian mati seperti saat dilahirkan, tak berguna dan tak perlu ruang.”
Biswas, tokoh utama dalam novel A House for Mr. Biswas karangan V.S Naipul, geram dengan apa yang ia nilai sebagai kesialan. Terjerembab dalam perkawinan yang tak bahagia; terjebak untuk terpaksa hidup sebagai sub-ordinat di rumah mertua—keluarga Tulsi yang dominan.
Ia juga miskin, tidak terpelajar, dan—berdasar kepercayaan—dikutuk bernasib buruk sepanjang hidupnya karena lahir sungsang dan salah satu tangannya berjari enam.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814