Ketika suatu saat saya mengatakan kepada beberapa teman bahwa Sapiens: A Brief History of Human Kind (2014) adalah sebuah buku campuran antara imajinasi-spekulasi, fakta, dan realita-realitas, mereka mengernyitkan dahi dan kemudian tertawa.
Untuk beberapa saat saya menjadi bahan guyon mereka (atau mungkin diam-diam sampai sekarang masih demikian). Mereka menganggap saya merancaukan—menganggap sama—antara fiksi dan non-fiksi. Saya semakin tak mengerti ketika kemudian mereka menyimpulkan saya pasti menganggap Sapiens sebagai buku fiksi.
Mungkin saya tidak cukup cakap menyampaikan argumen. Mungkin buku karangan Yuval Noah Harari terlanjur diterima sebagai sebuah patokan pencapaian intelektual—direkomendasi oleh tokoh-tokoh internasional karenanya pasti benar—sehingga pendapat apa pun yang berbeda dianggap tidak ilmiah dan layak ditertawakan. Atau mungkin saya sesungguhnya memang tidak paham saja dan berkemampuan terbatas.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814