Cover- Yusuf Mansur

3 Upaya Menjaga Istikamah Ibadah Usai Ramadhan

Yusuf Mansur
Pendiri Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Quran
22 Mei 2020 9:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yusuf Mansur. Foto: kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Yusuf Mansur. Foto: kumparan.
ADVERTISEMENT
Ramadhan berjalan berlalu meninggalkan kita, dan berganti Syawal. Sebagai seorang muslim, kita patut merasa sedih dan berat hati berpisah dengan bulan Ramadhan. Karena ia merupakan bulan keberkahan, rahmat dan maghfirah.Momen yang selalu dirindukan kehadirannya itu telah pergi.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, kita harus ikhlas merelakan kepergiaannya. Kita berharap dan berdoa kepada Allah SWT agar amal ibadah kita padanya diterima, istikamah dalam ibadah dan amal saleh,dan dipertemukan kembali dengan Ramadhan yang akan datang. Sejatinya pasca Ramadhan kita diharapkan tetap istiqamah dan mampu serta terbiasa dengan melakukan berbagai aktivitas ibadah dan amal saleh untuk hari-hari berikutnya selama sebelas bulan, baik berupa amalan wajib maupun amalan sunnat. Karena pada bulan Ramadhan kita telah ditraining secara fulltime 30 hariberturut-turut untuk melakukan berbagai aktivitas ibadah dan amal saleh.Tujuannya, untuk menjadi orang yang bertakwa sebagaimana Allah sebutkan dalam Al-Quran (QS. Al-Baqarah: 183).
ADVERTISEMENT
Bila Ramadhan yang telah berlalu ini dapat memberikan bekas dan pengaruh kepada kita dalam kehidupan kita hari-hari dengan ditandai semakin baik perilaku,amal saleh dan ibadah kita, maka berarti sukseslah kita dalam training dan ujian untuk memperoleh gelar takwa. Karena memang Ramadhan disediakan Allah SWT sebagai sarana untuk menjadi insan yang bertakwa. Namun sebaliknya, bila Ramadhan tidak membekas (berpengaruh) dalam kehidupan kita, maka gagallah kita dalam training dan ujian tersebut. Bagaimana cara menjaga istikamah ibadah usai Ramadhan?
Pertama, semangat beribadah dan beramal saleh
Ramadhan mengajarkan kita untuk semangat beribadah dan beramal saleh. Maka,pasca Ramadhan ini diharapkan kita mampu mempertahankan ibadah dan amal saleg kita baik secara kualitas maupun kuantitas.
ADVERTISEMENT
Ibadah dan amal saleh itu tidak hanya disyariatkan untuk bulan Ramadhan saja, tapi sesungguhnya diperintahkan sepanjang masa selama kita hidup di dunia yang fana ini.Inilah tugas utama kita di dunia sebagai makhluk Allah sesuai dengan firman-Nya,“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”(Az-Zariyat: 56).Bahkan kita diperintahkan untuk berlomba berbuat kebaikan setiap saat, bukan hanya pada bulan Ramadhan. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman; Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan..” (QS: Al-Baqarah: 148).
Kedua, menjaga diri dari maksiat.
Ramadhan telah mengajarkan kepada kita bagaimana mengendalikan diri dan hawa nafsu lewat ibadah puasa. Pada waktu berpuasa, kita dituntut untuk menahan diri dari makan, minum, hubungan suami istri, berkata kotor, bertengkar, mencaci maki dan sebagainya.Jika hal-hal yang mubah seperti makan, minum dan hubungan istri dilarang pada waktu berpuasa, maka terlebih lagi hal-hal yang diharamkan.
ADVERTISEMENT
Maka, sudah sepatutnya setelah Ramadhan kita mampu mengendalikan diri dari hawa nafsu dan maksiat, baik berupa perkataan yang haram seperti ghibah, mencaci maki, menghina, menipu, memfitnah dan sebagainya, maupun perbuatan yang haram seperti mencuri, merampok, mencopet, korupsi, memukul, membunuh dan sebagainya. Dengan demikian, pasca Ramadhan perilaku kita menjadi lebih baik.
Ketiga, suka membantu dan mencintai saudara seiman
Ramadhan mengajarkan kita untuk berempati dan peduli terhadap orang fakir dan miskin lewat infak, shadaqah dan zakat.. Begitu pula untuk saling mencintai dan mengasihi sesama muslim. Maka, pasca Ramadhan kita diharapkan membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan uluran tangan kita, baik saudara kita seiman di tanah air maupun di Palestina, Suriah, Rohingya dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Mengenai keutamaan berinfak, Allah berfirman, “Dan apa saja yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kalian sendiri...” (QS. Al-Baqarah: 272). Rasulullah bersabda, “Setiap hari, dua malaikat turun kepada seorang hamba. Salah satunya berdoa, “Ya Allah, berikanlah pengganti kepada orang yang berinfak. Dan yang lain berdoa, “Ya Allah, hilangkan harta orang yang menolak infak.” (HR.Bukhari dan Muslim).
Mengenai keutamaan menolong saudara seiman, Rasulullah SAW bersabda, “Allah menolong hamba-Nya selama ia menolong saudaranya.” (HR. Muslim). Rasulullah SAW juga bersabda, “Tidak sempurna iman salah seorang di antara kamu sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten