Cover-Yusuf Mansur

Begini Cara Allah Mendidik Pemimpin

Yusuf Mansur
Pendiri Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Quran
21 Oktober 2019 10:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yusuf Mansur. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Yusuf Mansur. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Allah SWT tidak pernah memperkenalkan, menghadirkan, dan menginginkan bicara dari hamba-hambanya itu rendah. Tidak pernah ada. Dari awal, Adam diciptakan Allah bukan menjadi kepala suku. Inni ja’ilun fil ardhi Khalifah. Allah penginnya Adam menjadi Khalifah di muka bumi. Kalau ditanya nanti, “Kamu mau jadi apa ke depannya?”, “Saya mau bikin kampus, minimal setara, segede, seluas UI”. Nah, seperti itu misalnya.
ADVERTISEMENT
Tidak boleh berkata, “Nanti saya mau masuk UI”, berkatanya “Besok saya yang jadi rektor UI”. Step satunya biarlah seperti itu, biar nanti step duanya, step tiganya anda tidak perlu berdoa lagi. Step satunya adalah jenjang doa yang paling tinggi. Doa kedua jenjangnya sudah nasional. Doa ketiga jenjangnya sudah global.
Kosakata pertama yang dikenalkan oleh Allah SWT pada Nabi Muhammad SAW adalah Al-‘Aalamiin, tentang waktu, zaman, tempat. “Wahai, Muhammad, aku memperkenalkan kamu bukan gang, bukan desa, bukan kampung, bukan kecamatan, bukan kota, bukan negara, tapi universe”.
Habis itu Allah SWT turunin. Kemudian Allah perkenalkan hal yang tafsili, misalkan kata Baudhoh, supaya apa? Kita bisa berpikir global tapi juga bertindak secara lokal.
ADVERTISEMENT
Kalau anda diberikan tugas dalam satu bidang, jangan minta setengahnya. Kalau dikasih satu bidang minta bidang lainnya, supaya anda bisa menguasai dua sampai tiga bidang. Jangan ngiri mulu sama orang kaya tapi enggak mau kerja kayak orang kaya. Kerja itu harus smart, efisien, semangat. Orang bisa kerjain sepuluh kok, tapi anda cuma satu. Jangan begitu, itukan berarti payah. Tanya Pak Kapolres, kalau dia berhasil meredam daerah konflik, ketika balik dia naik jadi bintang.
Kalau kita lihat Allah SWT, meng-coaching hamba-hambaNya selalu dikasih lawan yang jauh di atasnya. Contohnya Musa, dikasih siapa? Fir’aun! Seorang Yusuf, enggak ada tega-teganya tuh Allah, diambil, ditaro di sumur. Allah cuma ngasih isyarat kepada Yaqub, “Wahai Yaqub, aku urus anakmu, aku taro dia di gunung, hutan, gurun. Yang penting kamu percaya sama aku. Jangan cari dia, cari aku!”. Daud kecil dipasangkan sama Allah melawan siapa? Melawan Jalut. Gila enggak? Anak kecil lawan raksasa, bukan raksasa anak buah, raksasa yang dilawan adalah jenderalnya para raksasa.
ADVERTISEMENT
Makanya kita diajarkan, ketika lagi enak-enak disuruh puasa Senin-Kamis, puasa Daud. Lagi enak-enak disuruh bangun tengah malam. Maka dari itu di pesantren, di satu sisi kita memberikan kenyamanan tapi di sisi lain jangan sampai membuat anak-anak kita lemah.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten