Cover-Yusuf Mansur

Bercita-citalah Setinggi Langit dan Istikamahkanlah Ibadah

Yusuf Mansur
Pendiri Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Quran
20 Desember 2019 10:55 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yusuf Mansur. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Yusuf Mansur. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Kalau Allah udah mau ngasih rahmat buat seseorang, gak ada yang bisa menolak. Kalau Allah udah mau narik rahmat dari seseorang, gak ada yang bisa menahan.
ADVERTISEMENT
Wahai manusia, ingkatlah akan nikmat Allah kepada kalian. Adakah pencipta selain Allah yang memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi ? Tidak ada.
Jadi kalau kita merujuk kepada ayat ini saja, harusnya ketika kita mencari rezeki, kita ngikutin cara si pemilik rezeki.
Apakah mereka tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah yang melapangkan rezeki dan yang membatasinya pada siapa yang Dia kehendaki, sesungguhnya yang demikian itulah yang kemudian menjadi tanda pada hari ini, yaitu salat dhuha.
Sebab, kata Allah siapa yang mau banyak rezekinya, maka salat dhuha. Ini kan pekerjaan yang Allah suruh. Allah tuh siapa? Allah yang memberi kita rezeki. Ketika kita minta rezeki, Allah minta kita salat dhuha, tapi kita gak mau menjalani apa yang Allah minta, itu artinya kita gak mau mendapatkan rezeki dari Allah.
ADVERTISEMENT
Kita hanya sok-sokan nyari rezeki. Padahal tidak ada yang lebih besar rezekinya daripada rezeki Allah.
com-Ilustrasi menjalankan ibadah Sholat Foto: Shutterstock
Apa kata Rasulullah?
“Tuhan-Ku pernah berfirman, salatlah empat rakaat untuk-Ku di pagi hari Aku akan cukupkan rezekimu, dan siapa yang salat enam rakaat untuk-Ku di pagi hari, maka akan Ku cukupkan rezekinya sepanjang hari.”
Mengangkat suatu kisah, ada seseorang mampu membangun empat rumah mewah, hanya dalam waktu sebulan dia salat tahajud. Ilmu yang harus dipelajari tuh ilmu yang begini, karena kalau kita kerja pakai otak, gaji kita paling top Rp 5 juta sebulan.
Ada satu cara lain lagi yang bisa dijalanin. Enggak perlu sekolah tinggi-tinggi. Kalau pun nyantren, cukup sampai hari ini, oke dah. Satu syaratnya. Dhuhanya jangan dilepas. Tujuh sampai empat belas tahun lagi, kita lihat. Siapa yang lebih hebat, kita yang megang itu atau dia yang sekolah tinggi sampai ke Jerman?
ADVERTISEMENT
Bercita-citalah setinggi langit dan istikamahkanlah ibadah. Lebih hebat lagi tuh.
Mau bercita-cita sekolah di mana pun, tetep dibawa tuh ibadah-ibadah yang sudah melekat menjadi kebiasaan sehari-hari. Salat tahajudnya, salat dhuhanya, baca Ar-Rahmannya, baca Al-Waqi’ahnya, dan amalan-amalan yang lain. Jangan sombong. Udah dapetin apa yang menjadi cita-cita selama ini, lantas ditinggal semua amalan-amalan yang udah diistikamahkan selama ini.
Justru harusnya malah makin istikamah ibadahnya, bukan malah ditinggal begitu saja. Sombong amat jadi manusia.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten