Cover- Yusuf Mansur

Doa dari Para Malaikat

Yusuf Mansur
Pendiri Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Quran
18 Maret 2021 8:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Saudara-saudara yang dirahmati Allah, sebenernya kemampuan kita untuk mendoakan anak kita, boleh dibilang, bisa jadi kita dalam suasana yang lemah, bisa jadi kita berdoa dalam suasana yang tidak mustajab, bisa jadi kita berdoa dalam suasana batin yang tidak khusyuk, bisa jadi kita berdoa untuk anak kita dalam suasana kita tidak nyambung feeling-nya dengan Allah SWT, tidak tawajuh, tidak tawasul, tidak connecting dengan Allah.
ADVERTISEMENT
Nah, episode kali ini kita akan mencoba mengingatkan diri saya dan diri saudara-saudara semua bahwa ada doa yang luar biasa untuk anak-anak kita, yakni doa dari para malaikat Allah yang mengiringi langkah kita. Doa dari para malaikat Allah yang mengiringi siapapun yang mendoakan orang lain, termasuk dia yang mendoakan anaknya orang lain.
Yusuf Mansur dan anaknya, Wirda Mansur. Foto: Instagram/@wirda mansur
Saya punya teman, dulu kerjaannya tuh nangis, ngeluh, bosen, mau pindah dari pondok, terus orang tuanya melihat dia sakit-sakitan. Asal dibawa ke rumah, ceria dan sehat lagi. Dibalikin lagi nangis lagi sedih lagi.
Akhirnya ibunya berkeras hati, “Sudah pokoknya kamu harus nyantren, mudah-mudahan menjadi penebus dosa kami. Dan mudah-mudahan menjadi penebus dosa-dosa kamu.”
Akhirnya anak itu tidak ditengok-tengok, tidak dilihat-lihat. Susah dihajar sendiri, seneng juga dilalui sendiri, sedih juga dijalani sendiri. Akhirnya sekarang anaknya jadi ulama besar, sekarang anaknya ini jadi mitra saya, partner saya, dan beliau menjadi wakil dari lembaga tahfidz internasional.
ADVERTISEMENT
Masyaallah, jadi dia cerita bahwa mana ada sih anak yang seneng nyantren? Kalau memang anaknya waktu kecilnya tidak terbiasa nginep di rumah orang, tidak terbiasa keluar, pasti mereka lebih senang dengan orang tuanya.
Akhirnya si anak lama-lama ketika dia mandangin gerbang pesantren, gitu kan, “Kok ga dateng-dateng orang tua saya?” akhirnya lama-lama, “Ah sudahlah, mungkin emang tempat ana di sini,” akhirnya ia menerima.
Perasaan yang wajar, perasaan sedih, kangen, rindu, pengin pulang. Itu perasaan yang wajar, dan itulah harga pengorbanan. Insyaallah menurut sahabat saya itu yang anaknya juga menjadi hafidzoh, dia bilang “Saya ridho ustaz terpisah sementara sama anak saya supaya saya bisa berkumpul di surga nanti,” subhanallah… ada banyak orang tua yang berkumpul sama anaknya, tapi berpisah kemudian di akhirat nanti.
ADVERTISEMENT
Ada peristiwa seperti ini lalu kemudian lahir doa. Berdoalah sambil berharap Allah mengirim malaikatnya di dekat kita, mendoakan anak kita.
Yusuf Mansur. Foto: kumparan.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten