

ADVERTISEMENT
By the way, saya ingin sedikit sharing bahwa doa orang tua untuk anak itu luar biasa. Apalagi jika ditambah dengan doa kiainya, doa ustadz-ustazahnya, yakni tatkala anak kita di madrasah, di pondok, atau doa dari guru-gurunya tatkala dia berada di sekolahnya. Itu akan tambah luar biasa.
ADVERTISEMENT
Kalau saya perhatiin, nih ya. Saya pribadi ini adalah hasil doa. Insyaallah. Doa dari ibu yang enggak ada berhenti-berhentinya, doa dari ayah yang enggak ada putus-putusnya, apalagi saya punya ayah banyak. Doa paman-paman, doa bibi, doa kakek, nenek, yang kepengin anak keturunannya kemudian menjadi orang, menjadi bermanfaat, menjadi shalih shalihah, menjadi orang besar, sukses, selamat dunia akhirat, dan saya melihat, orang-orang tua saya itu kalau ngedoain tuh nyebut nama. Fatehah juga begitu, satu-satu anaknya dibacain fatehah. Yasin juga gitu, dikirimin buat masing-masing anaknya. Dibacain Qur’an.
Saya mencoba mengikuti track itu. Jadi saya salat sunnah, nih. Saya tambahin salat sunnah dua rakaat untuk anak-anak saya, untuk anak-anak didik di Daarul Qur’an, yang nyantren di Daarul Qur’an, putra putri, di mana saja Daarul Qur’an, seluruh anak-anak, semua anak-anak yang muslim dan muslimah, anak-anak di Indonesia, anak-anak di dunia.
ADVERTISEMENT
Dan khusus anak-anak saya, saya sebut namanya. Saya sebut banget namanya. Satu-satu saya sebut. Wirda, Quumii, Kun, Hafidz, Aisyah, sebut. Terus salat sunnah, dah. Bila ada tujuan kebaikan, kebaikan ini full khusus buat anak-anak yang saya sebut. Gitu.
Untuk nanti jodohnya, untuk nanti penghasilannya, rezekinya, ketenangannya, ketentramannya, masa depannya, lingkungannya, untuk penjagaannya dari Allah, perlindungan dari Allah, keselamatan dari Allah, untuk kelurusan, kelempengan, untuk kemudian kesehatan dan panjang umurnya, untuk iman dan takwanya, keistiqamahannya, jangan sampe ada yang murtad, jangan sampe ada yang kafir, jangan sampe ada yang kepikiran pindah agama, jangan sampe ada yang pindah akidah dan keyakinan, jangan sampe menjadi orang yang sesat, terperosok. Gitu.
Terus biasanya setelah salat sunnah itu, saya kalau sempat biasanya mendampingi lima waktu. Jadi selain qabliyah ba’diyah, salat hajat. Kalau lagi tidak, ya seenggaknya sekali dalam sehari itu. Salat sunnah untuk anak-anak kita. Ya, salat hajat itu. Syukur-syukur kalau bapak ibu hebat, salat tobat buat anak-anak kita.
ADVERTISEMENT
Sebelum anak-anak kita berdosa, misalkan mereka masih pada kecil, kita udah minta terus pertobatan dari Allah. Jadi, begini permohonan ampunan udah di kantong mereka, tuh. Gitu. Udah kita minta dari Allah SWT. Kemudian kalau lagi sempet, saya bacain fatehah satu-satu.
“Yaa Allah, buat anak saya, Wirda, Al-Faatihah..”, gitu.
Terus saya bacain dah tuh apa yang menjadi hajatnya Wirda. Keinginannya Wirda. Begitu juga buat Quumii. Fatehah buat Quumii. Fatehah buat Hafidz. Fatehah buat Kun. Fatehah buat Aisyah. Semuanya. Ditambah juga dengan Yasin, Al-Waqi’ah, Al-Mulk, dan memang kita minta sama Allah. Ini bukan soal nyampe atau enggak nyampe. Ini soal minta, kok. Minta sama Allah. Gratis. Sekalian buat sekeluarga. Buat anak-anak. Buat istri. Buat anak-anak sedunia. Sebut.
ADVERTISEMENT
Saya enggak suka, tuh kalau ada orang yang ngedoa tanpa nyebut nama. Sama seperti ketika kita baca shalawat nabi; allahumma shalli ‘akla sayyidina... nabi siape? sebut. Nabi Muhammad. Nah, gitu.
Semakin sering para orang tua ngedoain anak-anaknya, ini sungguh lebih dari sekadar bapak ibu ninggalin emas, tanah, mobil, rumah, deposito. Ini lebih dari itu semua. Kita bisa minta ilmu buat anak kita, kekuatan, harta, kekuasaan, kehebatan, dan segala sisi positif dari anak kita biar pada muncul. Jangan bosen-bosen doain anak.
Syukur-syukur memang ada tambahan amaliyah khusus dari kita untuk anak-anak kita, seperti amalan orang tua kita zaman dulu. Muasain anak kita. Jadi setiap puasa tuh emang buat anak-anak. Shalat malam buat anak-anak. Sedekah buat anak-anak. Motong kambing, motong sapi, motong ayam, berbagi makanan, selalu mintanya ini buat anak-anak.
ADVERTISEMENT