Iringi Ibadah dengan Niat dan Doa

Yusuf Mansur
Pendiri Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Quran
Konten dari Pengguna
15 Mei 2019 7:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yusuf Mansur tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi berdoa bersama Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berdoa bersama Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Persiapan segala persiapan adalah niat. Karena itu, niatkan puasa ini hanya karena Allah. Hanya untuk Allah. Bukan untuk diet, bukan untuk penghargaan manusia, bukan untuk dipuji manusia.
ADVERTISEMENT
Murni karena Allah (lillahi). Tapi, masih sangat boleh meminta ampunan-Nya, rahmat-Nya, minta dinaikkan derajat, minta tetesan kemuliaan dari-Nya.
Saya pribadi membedakan antara niat dan doa. Niat benar-benar urusannya ke atas (kepada Allah). Tidak ada urusan dengan manusia, yang bila ada orang, jadi bagus amal kita; lalu bila tidak ada orang, amal kita jadi payah.
Berpuasa juga bukan ingin disebut sudah bertobat, sudah jadi orang saleh, kuat berpuasa. Puasa hanya ingin dilihat Allah saja, pengen dihargai Allah saja.
Setelah kita sudah punya niat yang benar, selanjutnya mari kita berdoa. Doa jadi penting karena tidak ada orang yang bisa berbuat baik, kecuali Allah izinkan orang tersebut untuk berbuat baik. Karena itu, sudah sepantasnya kita meminta bimbingan dan pertolongan Allah.
ADVERTISEMENT
Kita berdoa agar dikuatkan dari segala godaan, baik godaan makanan dan minuman, hawa nafsu, dosa, dan juga dari perbuatan maksiat. Minta sama Allah agar diterima puasa kita. Minta sama Allah agar puasa kita dibaguskan, dan seterusnya.
Yang keren lagi, jika doanya tidak hanya buat diri sendiri saja. Doakan juga keluarga, kawan-kawan dan segenap kaum muslimin dan muslimat yang sama-sama menjalankan ibadah puasa. Kemudahan berpuasa dan kebagusan kita milik Allah. Kita perbanyak meminta sama Allah.