Cover-Yusuf Mansur

Isi Ramadhan dengan 'Pindah'

Yusuf Mansur
Pendiri Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Quran
27 April 2020 6:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yusuf Mansur. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Yusuf Mansur. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
“Barang siapa yang berhijrah di jalan Allah niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa yang keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (An-Nisa: 100)
ADVERTISEMENT
Hijrah.
Ustaz... makna hijrah tuh apa sih?
Singkatnya, hijrah adalah berpindah. Pindah di sini tidak melulu soal pindah tempat. Pindah bisa juga dimaknai dengan pindah kegiatan, pindah kebiasaan.
Ramadhan kali ini penuh dengan makna hijrah yang sesungguhnya.
Saya memaknainya dengan pindah kebiasaan. Jika di luar Ramadhan 70% waktu kita digunakan untuk urusan dunia, dan sisanya 30% untuk urusan ibadah, kini saatnya kita tambahin persentase urusan ibadah kita. Kita bisa naikin sampai 80% atau 90%.
Tapi kan ustaz... kita posisinya lagi learn from home dan work from home. Gimana bisa kita menghabiskan waktu dengan ibadah?
Hmmmmm..... mulai sekarang, sebelum belajar dan bekerja coba kita niatkan bahwa semuanya kita lakukan lillahi ta’ala. Kemudian sambil belajar dan bekerja, lisan dan hati kita jangan mingkem aja. Terus isi dengan asma-ul husna, isi dengan zikir, tasbih, salawat. Bisa, kan?
ADVERTISEMENT
Tambah juga dengan salat tahajud dan dhuha sebelum memulai hari. Beuhhh.... makin mantabbbbb...
Sebetulnya... kita enggak perlu ke mana-mana, kok untuk bisa 'pindah'. Cukup #dirumahaja juga bisa. Ibadah-ibadah yang sebelumnya enggak pernah kita lakukan, atau pernah kita lakukan tapi belum bisa istiqamah karena banyak urusan begini begitu. Nah sekarang saatnya. Allah udah ngasih kita lampu hijau, kok buat bisa melakukan itu, kitanya aja yang enggak peka. Hehehe
Sebaik-baiknya orang adalah yang memperbaiki diri. Enggak ada manusia yang sudah baik dari lahir. Enggak ada manusia yang sempurna. Sebab kesempurnaan hanya milik Allah. Tapi.... semua manusia bisa memperbaiki dirinya. Semua manusia bisa 'pindah' menjadi lebih baik. Semua manusia bisa berhijrah dari masa lalu yang buruk ke masa depan yang indah.
ADVERTISEMENT
Kalau sudah begini, apalagi yang menghalangi jalannya hijrah kita?
Hanya diri kita sendiri. Mau menjadi lebih baik atau tidak?
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten