Cover-Yusuf Mansur

Jangan Sampai Salah Bikin Fondasi

Yusuf Mansur
Pendiri Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Quran
9 Desember 2019 8:43 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yusuf Mansur. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Yusuf Mansur. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Kalau kita pengin membangun rumah itu kan pasti pancang fondasi, toh? Buat keluarga, kita juga begitu. Bagaimana kemudian Nabi Ibrahim ‘alaihi sholatu wassalam dikasih fondasi sama Allah. Ketika Allah berfirman kepada Nabi Ibrahim, “Aslim”, islamlah kamu. Islamlah engkau wahai Ibrahim. Sami’na wa atho’na beliau. Menjadi muslim yang baik.
ADVERTISEMENT
Fondasi Islam, fondasinya Iman, ini dia fondasinya, bukan harta. Jadi nanti kalau ada omongan, “Ah nanti ane kalau dapat kerjaan bisa nyenengin keluarga ane.” Enggak begitu, bukan pekerjaan. Banyak juga orang-orang yang punya pekerjaan tapi pusing. Hehehe.
Jangan ngajarin fondasi yang sifatnya duit pada anak turunan kita. Jangan sampai, “Mah, jajan.” Kasih duit--salah. Apalagi kalau sampai anak disuruh ngambil sendiri, “Sono, di lemari, di laci ke tiga, di bawah koran.” Anak diperkenalkan sama lemari, sama duit. Besok-besok begitu juga. Lama-lama bisa juga malah dia langsung ke lemari. Kan bahaya.
Ilustrasi anak balita melaksanakan ibadah salat Foto: Shutterstock
Lebih baik kita kenalin sama Allah. Bangunin anak kita untuk salat malam. Dari kecil, anak kucek-kucek mata salat malam di belakang kita. Kasih tahu sama anak kita, “Nak, nanti kalau kamu punya hajat apapun, kamu salat. Kamu jalan ke masjid. Kamu minta sama Allah. Bapakmu ini bisa punya duit, bisa enggak, tapi Allah enggak bakalan enggak punya duit. Allah ini Maha-kuasa. Allah Maha-segala-galanya.” Lha, kalau anak minta kita anterin ke Allah berkali-kali, lama-lama kan anak-anak akan kenal sama Allah. Seperti anak-anak langsung nge-by pass ke lemari maka anak-anak pun akan langsung nge-by pass ke Allah, tanpa lewat kita.
ADVERTISEMENT
Maka itulah ketika estafet iman, islam, taqwa, amal saleh, ibadah Nabi Ibrahim sudah kuat kemudian netes kepada Ismail, Ishaq, Ya’qub, kemudian kepada anak-anaknya.
Karena kita sudah salah fondasi dan salah juga ngajarin fondasi buat anak keturunan kita maka salah banyak nanti ke depannya.
“Saya ini pengin keluar dari pekerjaan saya. Pengin usaha.”
“Memang sudah punya apa? Kok, berani keluar dari pekerjaan?”
“Saya ini sudah punya proyek.”
Nah, kan salah, tuh. Dia enggak tahu itu proyek bisa ada, bisa enggak. Begitu sudah turun surat izin berhenti bekerja, eh, proyeknya batal. Goyang. Fondasinya salah.
Maka dari itu, sebaik-baik fondasi buat anak turunan kita, buat keluarga kita, bahkan buat diri kita sendiri adalah Allah, Islam, Iman, Taqwa, Ibadah, amal sholeh. Ini semua yang harus kita ajarkan pada diri kita dan anak turunan kita.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten