Ilustrasi anak, adik - kaka, menjaga adik, saling membantu

Jangan Takut Membuat Sesuatu yang 'Wah'

Yusuf Mansur
Pendiri Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Quran
16 Februari 2021 8:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kisah Nabi Nuh As dalam Surat Hud diwahyukan kepada Nabiallah Sholallahualaihi Wasalam supaya apa? Supaya beliau juga kuat, tau cerita, tau kisah, yang bisa menguatkan batin beliau, yang bisa kemudian bisa memberikan pandangan kepada beliau. Kalau terjadi seperti yang dialami Nabiallah Nuh As, maka apa yang harus dilakukan Nabiallah Muhammad SAW.
ADVERTISEMENT
Maka Nabiallah SAW pun tau bahwa memang ada orang yang nurut ada yang engga, ada yang ngelawan ada yang kemudian “Ah..” , ada yang ikut sama kita ada juga yang ga ikut sama kita. Ada yang kemudian juga berkhianat dengan kita, ada yang kelihatannya baik sama kita ternyata menusuk kita dari belakang, ada yang seperti awalnya “iya iya iya…” dan tau-tau meninggalkan, ada seperti Kan’an, istrinya Nuh dan sebagainya.
Maka kata Allah SWT, “Fala tab tais,” “maka janganlah engkau bersedih hati”. Seperti Nabiallah Muhammad SAW, jarang sekali beliau bersedih. Karena kisah ini sangat nancep, sangat menusuk. Dan ini nanti berlaku untuk kita dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika kemudian kita mengajukan proposal, presentasi, kita memperjuangkan A, B, C, D dan sebagainya, maka akan ada orang-orang yang menentang kita, melawan kita, dan lainnya. Maka Allah SWT bilang sama kita, “yasudah pokoknya yang percaya sama kamu ya yasudah yang bener-bener percaya kamu saja, jangan sedih. Urusan mereka itu biarlah jadi urusan mereka, yang penting engkau tau engkau tuh bener.”
ADVERTISEMENT
“Dan mulailah dia (Nuh) membuat kapal. Setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewatinya, mereka mengejeknya. Dia (Nuh) berkata, “Jika kamu mengejek kami, maka kami (pun) akan mengejekmu sebagaimana kamu mengejek (kami).” (QS Hud Ayat 38)
Nah, di sini nih, Nabiallah Muhammad SAW mulai berdakwah, membangun peradaban. Ibaratkan Nabiallah Nuh As membangun perahu, kita berada di dalamnya perahu Nabiallah Muhammad SAW, yang tidak kelihatan, tidak berbentuk perahu, tapi story dan modelnya sama, satu nubuwah dengan Nabi Nuh Sholla alih.
Ilustrasi anak saling membantu. Foto: pixabay.com
Karena setiap kita mau memulai sesuatu yang baik pasti ada hambatan. Tapi, pokoknya jalan aja, nanti akan terlihat sendiri bahwa kebenaran akan menang. Yang berjalan terus itu yang menang, yang lurus lempeng terus itu yang menang. Kemudian para ahli tafsir mengatakan “ejekan” Nabiallah Nuh As di sini bukanlah dibalas dengan tulisan, ucapan, sikap yang sama, tetapi Nabiallah Nuh As membalasnya dengan sebuah prestasi. Dia teruskan karena memang musykil.
ADVERTISEMENT
Ini yang harusnya kita pelajari sebagai hamba Allah SWT bahwa kita harus memiliki sifat keberanian dalam melakukan hal-hal yang bersifat musykil, hal-hal yang mustahil, hal-hal yang kemudian unjangkauable, tidak bisa di jangkau. Bentuknya seperti apa? Ketika ada seseorang yang meremehkan, mengucilkan, dan sebagainya.
Yusuf Mansur. Foto: kumparan.
Ini menjadi sebuah contoh, kemudian menurut para ahli tafsir balasan yang Nabiallah Nuh As balas adalah dengan menyelesaikan kapal yang ia bangun di atas gunung saat itu. Masya Allah. Kadang kadang kita begitu diledek, diejek, dikecilkan, ga jadi berbuat sesuatu yang “wah”, sesuatu yang hebat, sesuatu yang luar biasa unjangkauable. Cemen. Padahal harusnya mentalnya seperti mental Nabiallah Nuh As.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten