Logika Ramadan

Yusuf Mansur
Pendiri Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Quran
Konten dari Pengguna
21 Mei 2019 9:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yusuf Mansur tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ketakwaan. Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ketakwaan. Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
ADVERTISEMENT
Lewat surat Al-Baqarah ayat 183 Allah Swt. telah memerintahkan kita, nih, sebagai umat muslim untuk berpuasa. Ayat tersebut pastinya sudah kita hafal semua, yang artinya,
ADVERTISEMENT
Lalu, jika kita sudah bertakwa, piye?
Nah, di antaranya, dalam surat At-Tholaq ayat 2 Allah Swt. berfirman 'wa may yattaqillāha yaj'al lahụ makhrajā' (barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar). Lalu, di ayat ketiganya Allah berfirman 'wa yarzuq-hu min ḥaiṡu lā yaḥtasib' (Dia memberikan rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya).
Berdasarkan dua ayat tersebut, mereka yang bertakwa nantinya; pertama, akan ada jalan keluar bagi seluruh permasalahannya, akan ada jawaban bagi seluruh persoalannya, akan diringankan apa yang berat, dimudahkan apa yang sulit, dibukakan apa-apa yang buntu, diperbanyak apa-apa yang sedikit. Kedua, mereka yang bertakwa juga akan selalu dapat rezeki dari jalan yang tidak pernah disangka-sangka.
ADVERTISEMENT
Pertanyaannya, sudahkah hidup kita mendapat dua hal tersebut? Jika hidup kita selama ini terasa terus dalam kesulitan dan rejeki juga segitu-gitu saja, bisa jadi nih, selama ini kita berpuasa yes tapi bertakwa no.
Mengukurnya gimana, ustaz? Nah, coba kita hitung sekarang. Misalkan umur kita 34 dipotong masa balig 10 tahun, berarti, kita 24 kali ketemu Ramadan. Lalu, lihat hidup kita bagaimana? jika datar saja, baik itu datar rezekinya, datar bodohnya, dan datar permasalahannya alias stabil enggak kelar-kelar, kita kudu bertanya lagi ke diri sendiri:
Harusnya, 24 kali kita Ramadan, maka 24 kali kesempatan kita berpuasa, 24 kali pula kesempatan kita masuk dalam golongan orang bertakwa dan 24 kali pula kita berkesempatan mendapat bonus tambahan. Tapi sayangnya ini tidak terjadi. Jangan sampai, deh.
ADVERTISEMENT
Makanya, Ramadan sekarang harus beda. Bila sebelumnya kita salat di baris belakang, sekarang kudu selalu terdepan, jika perlu kita yang azan. Jika sebelumnya baca Alquran hanya seingat dan sesempat waktu saja, kini mulai baca Alquran satu hari satu juz. Juga, tambah deh ibadah-ibadah sunahnya.
Insyaallah, saya berdoa supaya saya dan kita semua masuk golongan bertakwa lalu mendapat hadiah ketakwaan dari puasa kita dari Allah Swt.