Cover- Yusuf Mansur

Malu Kepada Allah Karena Meminta kepada Manusia

Yusuf Mansur
Pendiri Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Quran
4 Juli 2020 11:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yusuf Mansur. Foto: kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Yusuf Mansur. Foto: kumparan.
ADVERTISEMENT
Ada sebuah kisah. Suatu hari Abu Muslim pulang ke rumah tanpa membawa uang. Padahal istrinya sangat berharap bahwa kali ini Abu Muslim membawa uang, karena persediaan makanan yang semakin menipis di rumahnya.
ADVERTISEMENT
“Bagaimana bisa engkau mengeluh dan tidak punya apa-apa, padahal engkau adalah orang yang paling dekat dan dihormati khalifah? Pergilah ke sana dan jelaskanlah keadaan kita kepadanya bahwa kita sangat kekurangan, fakir, dan perlu bantuannya segera. Aku yakin, pasti khalifah akan membantu kita dan tidak membiarkan kita hidup dalam kefakiran.” ungkap istrinya.
Abu Muslim menjawab, “Na’udzubillah, aku berlindung kepada Allah. Kalau sampai aku melakukan hal itu, aku sangat malu kepada Allah. Kalau sampai meminta bantuan kepada makhluk Allah, padahal hanya Allah yang Maha Pemurah. Aku tidak mungkin meminta bantuan kepada selain Allah,” jawab Abu Muslim sambil melangkah meninggalkan istrinya menuju masjid.
Setibanya di Masjid, ia salat dua rakaat, berzikir, dan berdoa, “Ya Allah, Ya Rabbi yang Maha Mengetahui setiap rahasia. Engkau Maha Tahu jika aku sangat malu jika meminta kepada selain-Mu. Wahai Allah yang Maha Luas kemurahannya, anugerahkanlah kepadaku gandum, adas, minyak, dan kayu bakar. Karuniakan pulalah kepada istriku pakaian dan kain kerudung. Serta karuniakanlah anak-anakku pakaian dan sapi untuk diminum susunya. Ya Allah kabulkanlah doaku. Aamiin.”
ADVERTISEMENT
Bertepatan pada saat itu, ada seorang pengawal istana khalifah yang tengah salat di Masjid dan mendengar semua doa yang dituturkan Abu Muslim. Pengawal istana ini merasa heran mendengar doa-doa Abu Muslim. Akhirnya ia memutuskan untuk pulang ke Istana dan menceritakan apa yang terjadi kepada Khalifah.
Mendengar cerita itu, khalifah tertawa lalu berkata, “Aku yakin, aku sangat mengetahui siapa yang tengah menuturkan doa itu. Coba ulangi, apa yang ia sebutkan, aku akan mengirim barang-barang yang ia butuhkan ke rumahnya sesegera mungkin. Sebelum ia keluar dari masjid. Dan setiap barang yang diminta akan kukirimkan masing-masing dua buah.”
Sementara itu, Abu Muslim tetap berada di Masjid untuk berzikir dan membaca Al-Qur’an. Setelah beberapa lama ia memutuskan untuk pulang, dan setibanya di rumah Abu Muslim disambut oleh istrinya seraya berkata, “Coba renungkan Abu Muslim, sekarang kita tidak kekurangan lagi. Ini tak lain karena kau mau mendengar nasihatku. Akhirnya kau pergi juga ke tempat khalifah.”
ADVERTISEMENT
Abu Muslim merasa kebingungan dengan perkataan istrinya. Ia bersumpah bahwa ia tidak menemui khalifah. Bahkan bertemu dengannya saja tidak. Kemudian Abu Muslim menceritakan ke mana ia pergi. Mendengar cerita tersebut, istrinya pun menangis. Ia berterimakasih kepada Allah dan suaminya, lalu berkata, “Alangkah mulianya jiwamu. Alangkah indahnya perbuatanmu, wahai suamiku. Alangkah pengasihnya Allah yang tidak pernah melupakan hambaNya.”
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten