Cover- Yusuf Mansur

Perbedaan sebagai Tempat Belajar

Yusuf Mansur
Pendiri Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Quran
30 Juni 2020 9:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yusuf Mansur. Foto: kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Yusuf Mansur. Foto: kumparan.
ADVERTISEMENT
Allah nyiptain manusia di muka bumi ini dengan berbagai karakter. Beda-beda. Nggak semuanya sama. Ada yang lembut, ada juga yang teguh pendirian. Ada yang saking halusnya, tergores sedikit saja bisa langsung berasa tuh pedihnya.
ADVERTISEMENT
Dengar orang ngomong agak keras sedikit aja bisa keluar tuh air mata. Ibarat kapas, dah. Ada yang peduli, ada juga yang tidak menghiraukan perasaan orang lain. Ada yang saking pedulinya, setiap kali mau berbicara selalu mikirin tuh gimane perasaan orang yang nanti diajak bicara.
“Dia gimana ya dengernya? Sakit hati gak yaa? Bener gak ya gua ngomong begini?” Begitu dia amat menjaga ucapannya. Sangat berhati-hati dalam berucap. Tapi, ada juga orang yang gak mikirin itu. Ngomong asal ngejeplak aje. “Lah, biarin orang mau pada sakit hati sama omongan gua. Bukan urusan gua.” Kemudian yang sakit hati nangis sesenggukan.
Yang tanpa sengaja menyakiti malah diam aja, antara nggak engeh atau bahkan nggak peduli akan sikapnya yang telah menyakiti hati temannya.
ADVERTISEMENT
Terus saling nyalahin. Yang sakit hati nyalahin yang menyakiti hatinya, karena nggak jaga omongan, nggak jaga lisan. Yang menyakiti juga nyalahin yang sakit hati, karena hatinya terlalu lembut, gampang tergores.
Kalau sudah begini, dua-duanya merasa paling benar. Nggak ada yang mau ngalah dan gak ada yang mau menurunkan ego masing-masing. Yang beginian ini nih sering terjadi di lingkaran pertemanan kita. Bener nggak?
Jangankan dalam lingkaran pertemanan, dalam lingkaran keluarga saja tidak semua karakternya selalu sama. Anak pertama akan berbeda karakter dengan anak kedua, anak ketiga, dan selanjutnya. Tidak jarang terjadi salah paham hingga menimbulkan pertengkaran.
Ditambah lagi dengan kondisi saat ini. Misal, lagi capek banget setelah beraktivitas seharian. Pingin istirahat, tapi keluarga lagi asyik ngobrol santai di ruang tv dan suaranya terdengar sampai ke kamar. Kita tidak jarang berhadapan dengan berbagai situasi dan kondisi yang tidak sejalan dengan apa yang kita inginkan.
ADVERTISEMENT
Namun, kita nggak sadar bahwa kalau Allah nyiptain manusia dengan jenis karakter yang sama, nggak ada tuh yang namanya senggolan-senggolan emosional, nggak ada lika-liku kehidupan, semuanya akan berjalan datar.
Lantas, gimana cara kita menghadapi perbedaan itu? Ada tiga tips; Pertama, ingat bahwa kita sama-sama makhluk Allah. Walau dalam pandangan manusia kita selalu ada perbedaan, tapi di pandangan Allah kita selalu sama. Kedua, turunkan ego dan coba saling memahami kondisi teman kita. Bayangin kita yang jadi dia.
Bayangin kita ada di posisi dia dengan kondisi mood yang mungkin saat itu sedang down. Ketiga, jadikan perbedaan sebagai tempat belajar. Jika menemukan perbedaan, jangan menghindar, karena semakin banyak perbedaan yang kita temui, maka semakin banyak juga kita belajar memahami karakter orang-orang di sekitar kita. Tapi justru niatkan untuk belajar. Kita jadi lebih dewasa dengan berbeda. Keempat, doakan. Sebab doa adalah senjata paling ampuh dalam menghadapi segala kondisi.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten