Ilustrasi mengajarkan anak berdoa

Segitiga Wisata Hati

Yusuf Mansur
Pendiri Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Quran
24 Februari 2021 9:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Saudara-saudara yang dirahmati Allah. Kadang-kadang kan kita cuma berdua aja dengan masalah kita, aktivitas kita, pekerjaan kita, dan ikhtiar kita. Padahal ada yang ketiga yang kalau dia ada, makanya jadi segitiga, nih. Tapi, Ketika kemudian ada dia jadi sempurna, tapi jangan sampai dianya itu adalah selain Allah, kalau dianya adalah selain Allah, repot kita. Harus ada Allah di antara niat kita dengan kita. Itu akan jadi segitiga yang kokoh banget.
Ilustrasi mengajarkan anak berdoa Foto: Shutterstock
Orang buka warung berdua aja antara dia sama yang punya warung, atau antara dia dengan masyarakat sekitar, tapi harus ada di antara dia dengan yang punya warung, antara dia dengan yang punya tempat, ada Allah di antaranya bertiga itu. Kita misalkan guru berdua dengan murid, urusannya mengajar, berdua aja sama murid walaupun muridnya seribu tetep berdua, dia sama muridnya, ustaz sama santrinya. Tapi jika di sana ada Allah, jadi segitiga.
ADVERTISEMENT
Saya ceramah, saya berdua aja sama jemaah, maksudnya tidak melibatkan Allah di sana. Kalaupun jemaah itu jumlahnya 1.000, tetep aja berdua hitungannya, enggak jadi tiga sudut. Karena berapa pun jemaah hitungannya tetep berdua. Tapi, ketika saya mau ceramah, saya berdoa dulu kepada Allah, salat dulu sebelum ngajar, apalagi medannya gede, yang datang dari berbagai kalangan, perlu konsentrasi, dan lain sebagainya, enggak bisa saya berdua, harus salat hajat, salat taubat, berdoa kalau perlu sebelumnya puasa.
Nah, pada saat saya datang, saya udah sama Allah, sama jemaah, jadi bertiga. Misalnya, saya buka kantor, saya sama karyawan aja, Allah enggak diajak ngomong, enggak diajak diskusi, nggak diajak tukar pikiran. Nyari segitiganya yang lain, ke bank, koperasi nyari pinjeman, ya enggak nyambung, kalau nyambung itu hubungan yang dipaksakan ada sesuatu yang mesti bayar mahal. Ada bunga, ada denda. Tapi kalau ke Allah, itu kokoh dan gampang. Kalau ada apa-apa ya ngomong ke Allah.
ADVERTISEMENT
Sebelum ketemu karyawan, minta doa dulu. Karyawan juga begitu, libatin Allah, jangan berdua aja sama bosnya. Ketika kita jadi karyawan dan kita bersama Allah, klop tuh jadi segitiga. Ada apa-apa kita punya Allah.
Sampai sini udah kebayang belum? Kita belajar sesuatu yang luar biasa, kan? Kita sama sesuatu cuma berdua aja, jangan, itu berbahaya. Tapi, kita sama sesuatu dan sama Allah juga, jadi bertiga tuh, jadi segitiga wisata hati. Kalau bisa dari pertama hadirkan Allah dulu. Jadiin model. Gampang, kan?
Kita sama istri, sama suami, berdua, ya siapa yang jadi wasitnya? Siapa yang jadi perekatnya? Kita sama anak, walaupun anak 7, tetep berdua hitungannya. Tidak ada komunikasi segitiga, anak sama orang tua jangan berdua aja, adain Allah. Ingin apa-apa jangan langsung ngomong sama orang tua, Allah dulu, nyambungin ke Allah. Suami ke istri ingin ngomong baik jadi nggak baik. Kalau sama Allah dulu, jadi cakep dah itu.
Yusuf Mansur. Foto: kumparan.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten