Ilustrasi, Membaca Al Quran, Masjid

Semata-Mata karena Ketaatan pada Allah

Yusuf Mansur
Pendiri Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Quran
13 Februari 2021 9:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Barangkali kita bacanya masih kurang bener. Kita duduk diampu kekuasaan karena kita, kita duduk karena nama kita, karena kepentingan kita, bukan karena kepentingan Allah SWT, bukan karena nama Allah SWT.
ADVERTISEMENT
“Kenapa kamu pengin ke luar negeri?”
“Karena gua pengin sohor.”
Yah, ga bakal dikabul sama Allah SWT.
“Kenapa kamu pengin ke luar negeri?”
“Karena saya mau sujud di rumahnya Allah SWT.”
Umat muslim membaca Al Quran di Masjid di Masjid Al Markaz Al Islam, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (8/5). Foto: Antara/Abriawan Abhe
Nah, kan keren nama Allah SWT yang kita bawa dengan “Bismillah”. Belum tentu orang pergi haji juga “Bismillah”nya dia bawa nama siapa? Belum tentu kan semuanya juga bawa nama Allah. Dalam peristiwa Nabi Nuh, “Wa qalarkabu” itukan perintah Allah SWT untuk menaiki kapal. Lantas tidak semuanya mau.
“Dia (anaknya) menjawab, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah!” (Nuh) berkata, “Tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah yang Maha Penyayang.” Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka dia (anak itu) termasuk orang yang ditenggelamkan.”
ADVERTISEMENT
Bagaimana statement yang dikeluarkan anaknya berbeda sekali dengan ayahnya, anak yang bodoh dan tidak beriman beda dengan ayahnya yang pinter dan cerdas lagi beriman, anaknya mention langsung peristiwa yang bukan hakiki, itu fatamorgana yang dia sebut, “aku mau mencari perlindungan ke gunung”.
Nah, ini maksudnya gunung yang mana? Orang air lautnya aja kaya gunung, mau cari gunung di mana? Jadi, analoginya untuk saat ini ada Covid dan dalam bentuk pribadinya ada PHK, ada yang ga kepilih lah, yang kepilih malah yang kita sebelin lah. Begitu pula soal utang, soal cancer, soal nanti fitnah, soal nanti ancaman penjara, soal nanti ancaman buruk, itu tidak perlu dimention, yang perlu kita mention adalah Allah SWT dan perintahnya.
Yusuf Mansur. Foto: kumparan.
Kadang kita lupa, kemudian kita membayangkan yang belum tentu terjadi di masa depan. “Aduh bagaimana ya nanti gua”, “ aduh bagaimana ya nanti jabatan” dan sebagainya. Tapi, dia ga mention tentang Allah SWT, “Amruullah”, beda kelas dengan Nabiallah Nuh As. Apa yang Nabiallah Nuh As bilang?
ADVERTISEMENT
Nah, jelas beda kelas. Dan kita bisa ambil pelajaran bahwa, ya hayudah jadilah orang-orang yang disayangi Allah SWT, supaya kita selamat dan terlindungi oleh Allah SWT. Bahwa derajat kasih sayang dari Allah SWT adalah ampunan dan perlindungan, maaf dan keselamatan. Itu dia, kaitannya dengan “rahiim”, keselamatan.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten