news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Wisuda Tahfizh Nasional, Dari Indonesia Menuju 5 Benua

Yusuf Mansur
Pendiri Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Quran
Konten dari Pengguna
22 Oktober 2020 16:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yusuf Mansur tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wisuda Tahfizh Nasional, Dari Indonesia Menuju 5 Benua
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Dulu, program tahfizh sesuatu yang "mahal" lagi "tersembunyi". Terlalu "istimewa", hingga gak semua orang, bahkan bukan cuma bisa, tapi sekedar boleh pun, belum tentu buat ngafal Qur'an. Persyaratannya kelewat susah.
ADVERTISEMENT
Hingga Allah kemudian jadikan hari ini, tahfizh seperti menjamur banget. Setidaknya jika tidak 30 juz maka juz 30. Atau surat-surat pilihan. Lembaga-lembaga tahfizh pun berkembang demikian pesat. Boleh dibilang, di sekolah-sekolah atau kampus-kampus umum pun ada lembaga dan program tahfizh.
Keadaan ini perlu disyukuri. Dengan meningkatkan kualitas tahfizh itu sendiri hingga ke pemahaman, tadabbur dan kajian-kajian isi tahfizhnya, dan ini pun disambut dengan gegap gempita. Lahir komunitas-komunitas yang menitikberatkan pada hal-hal tersebut. Melengkapi dan menyempurnakan program yang "hanya" menghafal Qur’an.
Tahun 2004, dari tahfizh one day one ayat, 1 hari 1 ayat, dan surat-surat pilihan, Yasin, Ar-Rahman, Al-Waqi'ah dan Al-Mulk, kini program tahfizh milik Indonesia. Dan sekarang, sejak beberapa tahun lalu, kita sudah mengekspor gagasan ini bahkan ke Tanah Arab, yang Al-Qur'an diturunkan dengan bahasa mereka, Bahasa Arab. "Al-Qur'an diturunkan dengan bahasa kalian. Kalian akan lebih mudah menghafal dan mengkajinya? Lalu mengapa tidak ada tambahan hafalan Qur'an? Kalian bisa memulainya dari 1 hari 1 ayat? Likuuli yaumin, aayatun. Satu hari, satu ayat. Tidak dan jangan selesaikan Yasin dalam 1 hari, selesaikanlah dalam 83 hari. Sebab ayatnya 83. Ar-Rahman 78 hari, sebab 78 ayat. Al-Waqi'ah 98 hari dan Al-Mulk 30 hari."
ADVERTISEMENT
Waktu saya khutbah, dengan izin Allah, di Masjid Syeikh Khalid Al Hamudy, di Jeddah, 3-4 tahun lalu, jamaah shalat Jum'at menangis. Ada di antara mereka pilot yang sedang off. Beliau ngajak makan saya dan mengatakan, "Langit akan jadi saksi saya menghafal Qur'an," sesuai khutbah saya, katanya. Di tanah, ngafal 1 ayat. Di atas langit, mengulangi hafalan-hafalan itu. Maasyaa Allah.
Di Indonesia tahfizh bahkan merambah ke TNI, Polri, dokter-dokter, perawat-perawat, pedagang-pedagang, satpam-satpam, supir-supir dan ibu-ibu rumah tangga. Bahkan saya pernah, dengan izin Allah, mewisuda belasan ibu-ibu usia di atas 60an tahun yang menghafal Qur'an dalam waktu 4-8 tahun.
Malam ini, Pesantren Daqu menggelar buah keistiqomahan program tahfizhnya sejak 2003 lalu. Insya Allah tiap tahun program ini berjalan. Wisuda Tahfizh Nasional santri Daarul Qur’an di seantero negeri. Izin Allah, ke depan hingga ke seluruh penjuru dunia. Mewujudkan Dream Daqu 5 Benua.
ADVERTISEMENT
Insya Allah, kawan-kawan kami sesama “pejuang” tahfizh juga ikut meramaikan. Syeikh Ali Jaber, Syeikh Dr. Hasan Bukhari, Dr. Zaid bin Ali sebagai perwakilan lembaga tahfizh internasional yang berkhidmad di Daqu. Mulai ba’da Isya, di Youtube Channel Pesantren Daqu, linknya di bawah nih langsung klik aja.
Saya mengajak kita belajar tahfizh dan memetik motivasi buah hasil belajar tahfizh dari para wisudawan-wisudawati. Dapet juga ilmu dari para guru yang berkesempatan ngasih wejangan.  
Allaahummarhamnaa bil Qur'aan...
Terima kasih.