Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
PPKM Darurat Efektif?
2 Agustus 2021 21:52 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Muhammad Zachri Aziz tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Ditengah pandemi Covid-19 yang terus bertambah kasus baru setiap harinya, mungkin pernah terbesit di pikiran kita "ini salah siapa?".
ADVERTISEMENT
Dilihat akun instagram resmi @kemenkes_ri kasus COVID-19 yang tercatat di bulan Juli 2021 sudah mencapai 3.166.505 kasus positif, 2.509.318 sembuh, dan 83.279 kasus meninggal dunia karna kasus covid-19. Lalu, kenapa ini semua bisa terjadi?
Kebijakan pemerintah saat pandemi COVID-19 ini memang banyak menuai pro dan kontra. Sebagai contohnya disaat awal pandemi COVID-19 menggila di Cina, pemerintah Indonesia tetap memperbolehkan TKA asal Cina masuk ke Indonesia yang jelas-jelas Cina adalah negara pertama yang dilanda pandemi Covid-19 ini. Akan tetapi tetap saja WNA Cina diperbolehkan masuk ke Indonesia.
Lalu, disaat COVID-19 varian Delta teridentifikasi di India, pemerintah Indonesia bahkan masih memperbolehkan WNA asal India masuk ke-Indonesia.
Lalu pemerintah sibuk dengan melakukan penyekatan-penyekatan dan mengeluarkan larangan mudik agar tidak terjadi hal yang sama dengan India.
ADVERTISEMENT
Tetapi tetap memperbolehkan WNA asal India masuk ke Indonesia. Terbukti dari 127 WNA asal India yang masuk Indonesia 12 orang di antaranya terbukti positif COVID-19.
Lalu, terjadilah lonjakan kasus COVID-19 besar-besaran di Indonesia, terbukti dari penambahan 1 juta kasus positif COVID-19 hanya dalam kurun waktu 1 bulan yaitu dari tanggal 21 Juni 2021 hingga 21 Juli 2021.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pun menyatakan bahwa lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia ini bukan disebabkan oleh mudik, melainkan varian Delta yang penularannya lebih cepat dibanding dengan varian yang lain.
Lalu, pemerintah melakukan PPKM Darurat wilayah Jawa-Bali yang sebenarnya tidak bisa dikatakan efektif juga karena pemerintah terkesan hanya ingin memperlambat laju COVID-19 ini bukan memberhentikan laju COVID-19.
ADVERTISEMENT
Dilihat dari situs resmi covid19.go.id, terbukti dari dimulai pemberlakuannya PPKM Darurat pada tanggal 3-20 Juli 2021 lalu, teridentifikasi kurang lebih 750.000 kasus positif COVID-19.
Jika kebijakan pemerintah hanya melakukan pembatasan-pembatasan seperti PSBB, PPKM dan kawan-kawannya yang sudah dilakukan berjilid-jilid seperti serial Avengers ini, mungkin COVID-19 ini tidak akan hilang di Indonesia dan kita akan merasakan PPKM jilid 1000?Mungkin saja bukan?