Semerbak Harum Java Preanger di Berbagai Belahan Dunia

Konten dari Pengguna
9 Juli 2019 17:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ferdi Rahadian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kopi. Sumber: Shutterstock.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kopi. Sumber: Shutterstock.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia memiliki banyak hal yang bisa dibanggakan. Mulai dari kekayaan alamnya yang melimpah hingga budayanya yang beragam. Salah satu primadona Indonesia yang telah diakui kualitasnya hingga ke berbagai belahan dunia, tak lain dan tak bukan adalah sesuatu yang mungkin kita konsumsi sehari-hari: kopi.
ADVERTISEMENT
Bagaimana tidak, Indonesia merupakan salah satu negara yang paling banyak mengekspor kopi. Dikutip dari Instagram Kementerian Pertanian @kementerianpertanian, dari sebanyak 630 ribu ton kopi yang diproduksi per tahun, 430-450 ribu ton di antaranya diekspor ke luar negeri.
Ada berbagai jenis kopi Indonesia yang mendunia, di antaranya kopi arabika Gayo, kopi arabika Kintamani, kopi arabika Toraja, kopi robusta Temanggung, dan masih banyak lagi.
Java Preanger adalah salah satu varian kopi yang tidak kalah kualitasnya. Walaupun tidak setenar kopi-kopi unggulan Indonesia lainnya, Java Preanger telah membuktikan pamornya dengan ekspor ke berbagai negara.
Java Preanger adalah kopi yang berasal dari Jawa Barat. Kopi ini memiliki body dan acidity yang sedang, sementara aroma dan cita rasanya terbilang cukup kaya.
ADVERTISEMENT
Di balik kenikmatan rasanya, Java Preanger memiliki cerita. Kopi ini sudah ada sejak zaman penjajahan dulu. Java Preanger merupakan salah satu hasil produksi tanam paksa, dan telah diekspor ke berbagai negara oleh Belanda.
Kopi Java Preanger memiliki potensi agar bisa seterkenal saudara-saudaranya di Indonesia. Pasalnya, selain cita rasa yang khas, Jawa Barat memiliki lahan memadai serta para petani lokal yang siap memproduksinya.
Perkebunan Java Preanger. Sumber: Republika.
Walaupun, tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada tantangan dalam mengembangkan produksi Java Preanger. Menurut Arnold, Q Arabica Grader di Upnormal Coffee Roasters, menanam kopi di Jawa Barat lebih sulit daripada di daerah lainnya semisal Aceh, karena faktor kelembapan tanah dan iklim yang membuat rasa kopi tidak sekuat yang diinginkan.
ADVERTISEMENT
Walaupun begitu, masih ada harapan untuk melebarkan sayap Java Preanger ke mata dunia. Pak Aleh, misalnya. Produsen kopi dan pengelola Café Coffee House Gunung Tilu tersebut telah berhasil mengimpor Java Preanger. Dilansir dari sindonews.com, pada 2018, kopi Java Preanger yang diproduksi perkebunannya diekspor ke Jepang sebanyak 70 ton. Pak Aleh juga mengekspor kopinya ke Jerman pada akhir 2018.
Semoga ke depannya ada semakin banyak sosok seperti Pak Aleh yang mengembangkan komoditas pertanian lokal hingga mencapai ke kancah internasional. Sehingga, semerbak harum Java Preanger atau komoditas lokal lainnya dapat lebih dikenal.
#BeraniEkspor #142KarantinaMelayani