Menghindari Toxic Relationship dengan Berlatih Mindfulness, Is It Works?

Zahin Hanivatuz Zahrah
Seorang mahasiswi yang sedang menempuh studi di Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
15 Desember 2023 12:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zahin Hanivatuz Zahrah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.pexels.com/
zoom-in-whitePerbesar
https://www.pexels.com/
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

Apa Itu Percintaan?

sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Percintaan menjadi suatu bentuk hubungan emosional antara dua individu yang melibatkan kasih sayang, ketertarikan, dan komitmen. Percintaan menjadi aspek yang termasuk cukup penting dalam kehidupan manusia. Tidak jarang, kisah cinta menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pengalaman manusia. Percintaan meliputi beberapa aspek, seperti perasaan kasih sayang, ketertarikan, komitmen, intimasi, tantangan, waktu serta komitmen, dan berbagai bentuk dari cinta (Dwijayani & Wilani, 2020). Di zaman saat ini, percintaan cukup melekat erat di dalam pergaulan generasi muda. Contohnya adalah kisah percintaan dari penulis yang sudah menjalin hubungan percintaan selama satu tahun.
Foto Asli Penulis

Sedikit Cerita Terkait Pengalaman Pribadi

Garis besar permasalahan adalah ketika penulis merasa bahwa pacar atau kekasih penulis sifatnya sudah tidak sama seperti ketika awal berkenalan. Sehingga terkadang banyak pengalaman dari masa lalu yang selalu penulis ungkit meskipun sudah berlalu sangat lama. Selain itu, permasalahan terbaru adalah penulis tidak bisa fokus mengerjakan tugas karena merasa dituntut untuk selalu memberi kabar. Namun, pacar penulis sendiri terkadang tidak memberi kabar dan hal ini menurut penulis merupakan satu hal yang tidak adil. Permasalahan kecil seperti ini sangat menganggu pikiran dan emosi penulis.
https://www.pexels.com/

Pahami Dulu Penjelasan Terkait Mindfulness

ADVERTISEMENT
Masuk ke dalam materi untuk berlatih mindfulness, semua pemikiran yang muncul dari permasalahan di atas merupakan bagian dari mind yang menarik objek dan akhirnya muncul emosi yang mempengaruhi kehidupan. Bagi mindfulness, overthinking menjadi sebuah default mode atau merupakan hal alami yang terjadi pada manusia (Islamiyah et al., 2020). Pada permasalahan yang penulis alami, terlalu banyak overthinking yang dialami. Maka, selama mengikuti perkuliahan Psikologi Mindfulness, penulis mencoba untuk menerapkan latihan mindfulness dengan menerapkannya pada via negativa dan juga mencoba dengan atensi.
Atensi yang dimaksud di sini adalah dengan memberi perhatian pada napas ketika mencoba berlatih meditasi. Selain fokus pada atensi, adapula yang penulis coba yaitu dengan menerapkan beberapa pondasi dari jalannya mindful. Pertama, mindful terhadap perasaan, mindful terhadap kesadaran atau pikiran, dan mindful pada mental. Sehingga dengan berlatih mindfulness ini, penulis mencoba untuk mengendalikan atensi, peka terhadap tubuh dan nafas, serta fokus pada hal yang sedang terjadi bukan justru terus mengungkit memori sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Lebih jelas lagi, relevansi aplikasi mindfulness dapat terlihat dari beberapa cara. Pertama berkaitan dengan atensi pasti pusat kesadaran manusia membangkitkan pikiran, ide, serta menyimpan ingatan yang ada. Semakin memberi atensi atau semakin banyak pikiran dengan semua yang dilakukan oleh pacar penulis makan akan memunculkan pikiran yang lebih kompleks dan pemikiran lainnya. Mindful dalam atensi ini dapat dilakukan dengan terus mengatur napas dan terus mencoba fokus dengan yang terjadi pada saat ini (Aini, 2020). Kedua, ada emosi afek yang terjadi pada perasaan akan memproses rasionalitas dan mengingat pengalaman. Contohnya ketika penulis merasa ada perubahan dari pacar penulis saat sudah berpacaran dan ketika masih dalam proses pendekatan. Hal ini akan menciptakan perasaan emosi yang sedih atas pemikiran yang muncul di otak.
ADVERTISEMENT
Ketiga, mindful of consciousness atau mind. Penulis merasa bahwa selalu menuruti pacar penulis. Sehingga muncul pemikiran tidak adil ketika pacar penulis menuntut untuk selalu diberi kabar sedangkan pacar penulis sendiri terkadang tidak memberikan kabar. Keempat, ada kognisi yang selalu sibuk dan sering memikirkan masa lalu daripada memikirkan yang terjadi sekarang (Noviyana et al., 2023). Ketika bertemu dengan pacar penulis, selalu terpikirkan kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan oleh pacar penulis. Hal yang muncul dalam pikiran adalah ingin mengungkit dan mempermasalahan hal tersebut. Dari beberapa contoh nyata ini terlihat bahwa sangat dibutuhkan latihan mindfulness. Lebih spesifik penulis dapat melakukan latihan dengan meditasi ringan dan berlatih mengatur serta memberi perhatian pada napas.
https://www.pexels.com/

Berlatih Mindfulness dan Output yang Dirasakan

Mulai dari memahami relevansi mindfulness dan juga memahami permasalahan yang penulis alami akhir-akhir ini, ada target yang ingin dicapai dari adanya latihan yang sudah penulis coba terapkan. Implikasinya adalah memberi perhatian dan sadar terhadap segala sesuatu yang memang sedang terjadi. Bukan justru terus ingat dan mengungkit pengalaman di masa lampau. Sehingga adanya latihan mindful ini nanti penulis dapat memiliki pikiran bahwa segala sesuatu yang terjadi akan berlalu, manusia secara alamiah akan berubah, dan kehidupan masih akan terus berjalan.
ADVERTISEMENT
Salah satu hasil yang sudah didapat dari berlatih mindful ini adalah penulis tidak mengungkit kesalahan yang pacar penulis perbuat. Ketika bertemu dengan pacar, penulis mencoba fokus dengan yang terjadi saat itu, obrolan yang dibangun selalu berkaitan dengan kegiatan yang sedang kita lakukan saat itu juga, misal membahas makanan yang ada di depan kita, dan membawa suasana yang lebih menyenangkan dan nyaman tanpa mengungkit semua kesalahan pacar dan kekesalan yang penulis rasakan. Selain itu, penulis juga berpikir selagi masih menjalin hubungan yang sehat dan saling memberi feedback yang baik, maka tidak perlu khawatir dengan apa yang akan terjadi kedepannya. Let it flow dan rasakan momen-momen yang sedang berlangsung bersama pasangan.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka
Aini, D. K. (2020). Positive Attachment , Mindfulness dan Resiliensi Remaja di Era Tatanan Baru. PSISULA: Prosiding Berkala Psikologi, 2(November), 210–225. http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/psisula/article/view/13085%0Ahttp://lppm-unissula.com/jurnal.unissula.ac.id/index.php/psisula/article/view/13085
Dwijayani, K. K. N., & Wilani, A. M. N. (2020). Bucin itu Bukan Cinta: Mindful Dating for Flourishing Relationship. Widya Cakra: Journal of Psychology and Humanities, 1(1), 1–14.
Islamiyah, A., Sismawati, M., & Kaaloeti, D. V. S. (2020). Pengaruh psikoedukasi mindfulness singkat pada kemampuan regulasi emosi mahasiswa. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 8(1), 89. https://doi.org/10.22219/jipt.v8i1.9444
Noviyana, D. A., Panduwinata, V., & Asbari, M. (2023). Berpikir Mindfulness : Seni Mengelola Kesehatan Mental ? Literaksi : Jurnal Manajemen Pendidikan, 01(01), 63–66.