Bersastra di Era Pandemi

Rasilva Lulu Zahwania
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
16 Desember 2021 13:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rasilva Lulu Zahwania tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
com-Ilustrasi sedang membaca buku. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi sedang membaca buku. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pandemi yang telah melanda dunia, termasuk Indonesia, sudah memasuki tahun ke 2, artinya kita telah beradaptasi dengan kehidupan baru selama 2 tahun. Pada masa pandemi ini, tentu kita memiliki banyak waktu luang yang terkadang terbuang begitu saja. Hal ini dikarenakan segala aktivitas yang biasa dilakukan di luar rumah kini dapat kita lakukan di dalam rumah sehingga waktu yang biasa kita gunakan untuk perjalanan ke luar rumah menjadi lebih senggang. Banyak kegiatan yang dapat kita lakukan untuk mengisi waktu tersebut, contohnya bersastra.
ADVERTISEMENT
Sebagian orang masih menganggap remeh the power of sastra. Padahal, kita dapat merasa terhibur sekaligus menambah wawasan dengan sastra. Melalui sastra kita dapat memperluas kemampuan berbahasa, memberikan pengayaan spiritual, dan memberikan pengalaman kehidupan yang unik yang dapat kita jadikan sebagai pelajaran hidup. Oleh sebab itu, bersastra sangat cocok dijadikan aktivitas di masa pandemi.
Sumardjo & Saini (1997: 3-4) menyatakan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa.
Sumber: Dokumen Pribadi
Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi telah mengambil alih sistem kehidupan di muka bumi. Ditambah tuntutan situasi saat ini yang sangat mengandalkan teknologi. Namun, hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi kita untuk bersastra. Kita dapat melakukan sastra cyber atau sastra digital. Sastra cyber berasal dari konsep sastra digital, yakni segala bentuk kesastraan yang diciptakan dan difasilitasi oleh media komputer. Sedangkan, sastra digital adalah sastra yang memiliki ruang literasi, adanya teknologi, dan mindset new-modern.
ADVERTISEMENT
Di masa pandemi kita tetap bisa bersastra dengan cara membaca novel. Membaca novel merupakan salah satu aktivitas bersastra. Melalui kegiatan ini, kita dapat mengisi waktu luang selama pandemi. Selain itu, membaca novel juga dapat menghindari stres akibat adaptasi kehidupan baru era digitalisasi.
Kemudian, membuat konten sastra di media sosial. Youtube merupakan salah satu platform yang diminati banyak kalangan. Dari anak kecil, remaja, orang dewasa, hingga orang tua pasti menggunakan youtube sebagai hiburan untuk mengisi waktu luang. Hal ini dapat kita manfaatkan untuk bersastra. Selain mendapatkan add sense dari konten yang kita buat, kita juga dapat mengedukasi penikmat youtube. Di sisi lain, kita dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah dari kreativitas kita dalam mengolah video di youtube sehingga kita dapat memperbaiki perekonomian yang menjadi salah satu efek dari adanya pandemi. Pada platform youtube kita juga bisa mengikuti perlombaan sastra. Pada masa pandemi ini, banyak ajang perlombaan secara daring yang diselenggarakan. Seperti, perlombaan menulis cerpen, cipta puisi, dan musikalisasi puisi. Hal ini dapat kita manfaatkan untuk menyalurkan bakat sekaligus mengasah kemampuan kita dalam bersastra.
ADVERTISEMENT
Yang terakhir kita juga dapat memanfaatkan platform berita online. Di masa pandemi, berita-berita yang beredar baik itu dari televisi maupun digital berkembang pesat dan berita yang ditayangkan tidak jarang adalah berita hoaks yang dapat menimbulkan perpecahan di masyarakat. Dengan hal ini, kita seharusnya bijak dalam memilih berita dan juga kita harus tahu secara betul sumber berita tersebut agar tidak mudah terpengaruh dengan berita hoaks.
Nah, menurut saya kita juga harus pandai dan selektif dalam memilih platform berita online karena setiap platform pasti memiliki gaya bahasa dan penyajian yang berbeda. Platform yang dapat kita baca salah satunya adalah kumparan. kumparan memiliki berita-berita yang sangat aktual dan tepercaya. kumparan juga dapat menjadi salah satu wadah kita untuk menuangkan karya sastra baik itu novel, puisi, cerpen dan lain-lain yang kita tulis dengan sepenuh hati. Jadi, di masa pandemi ini bukan menjadi halangan untuk tetap terus produktif dalam bersastra. Kunci utamanya adalah kita harus konsisten terhadap apa yang kita kerjakan. Dengan 4 cara yang telah saya paparkan semoga kita dapat menjadi manusia yang tetap berpikir positif dan produktif bersastra di masa pandemi ini.
ADVERTISEMENT