Gempita Swasembada di Dunia Maya

Zaki Nabiha
ASN Penikmat Kopi yang Bertugas di Kementerian Pertanian
Konten dari Pengguna
30 Agustus 2022 20:43 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zaki Nabiha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penggilingan Beras. Foto : Ari S/Humas Kementan
zoom-in-whitePerbesar
Penggilingan Beras. Foto : Ari S/Humas Kementan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rentang 2019 sampai 2021, sistem ketahanan pangan Indonesia dinilai berhasil sehingga mampu swasembada beras. Oleh karena itu, International Rice Research Institute (IRRI) memberikan penghargaan berupa Certificate of Aknowledgement, diserahkan langsung oleh Jean Balie yang menjabat selaku Direktur Jenderal kepada Presiden RI Joko Widodo di Istana Merdeka, 14 Agustus 2022.
ADVERTISEMENT
Salah satu pendukung keberhasilan swasembada beras itu menurut Presiden Jokowi adalah pembangunan infrastruktur di antaranya adalah bendungan yang nantinya akan menyuplai kebutuhan air.
Ketersediaan air melalui jaringan irigasi merupakan faktor signifikan dalam rangka meningkatkan produksi beras. Terlebih, Kementerian Pertanian, sebagai kementerian yang bertanggung jawab dalam pemenuhan pangan tengah giat meningkatkan indeks pertanaman (IP).
Kebutuhan beras setiap tahun mengalami peningkatan sejalan dengan terus bertambahnya jumlah penduduk. Walaupun tren konsumsi beras per kapita terus mengalami penurunan. Konsumsi beras per kapita tahun tahun 2016 sebesar 99,1 kilogram per kapita. Dan di tahun 2021, menjadi 94,4. Sementara produksi beras tahun 2019-2021, berturut-turut, 31,11 juta ton, 31,36 juta ton, dan 31,32 juta ton.
Capaian swasembada beras tersebut menurut Jean Balie seperti kado istimewa jelang peringatan hari kemerdekaan Indonesia ke-77. Betapa tidak, kondisi pertanian global termasuk Indonesia masih dihadapkan pada tantangan perubahan iklim ekstrem, wabah pandemic covid-19, dan perang Rusia – Ukraina. Dan sampai saat ini, Indonesia mampu menghadapinya.
ADVERTISEMENT
Swasembada beras pada periode 2019-2021 sebagai sebuah prestasi wajar kemudian diorkestrasi. Bukan hanya sebagai bentuk pertanggungjawaban lembaga publik tapi menurut M. Chairul Arifin dalam tulisannya, Memaknai Penghargaan IRRI (Kompas, 25/8), penghargaan itu harus menjadi pelajaran untuk mengubah pendekatan makro dari sektor pertanian yang dianggap residual menjadi sektor usaha agribisnis, dari hulu sampai hilir. Respons dan saran, M. Chairul Arifin, Purnabakti Kementan tersebut senafas dengan apa yang sekarang Kementan upayakan. Lantas, bagaimana respons lainnya?
Saya mencoba menangkap respons netizen dalam bentuk percakapan yang diunggah melalui platform twitter yang membincangkan perihal penghargaan tersebut melalui menggunakan pendekatan Social Network Analysis (SNA) menggunakan dua instrumen, Netlytic dan Gephi versi 0.9.7 . Menurut Kurt Hornik, matematiakawan asal Austria, SNA dapat memberikan gambaran atau visualisasi sampai pada hubungan terkecil yang terjadi hanya pada satu individu dengan satu individu lainnya di dalam jaringan. SNA juga dapat digunakan untuk menemukan node, communities, dan informal hierarchies yang memiliki pengaruh paling besar di dalam jaringan.
ADVERTISEMENT
Data yang dikumpulkan merupakan twit atau posting-an dengan menggunakan kata kunci “swasembada” yang dihimpun mulai dari tanggal 16 sampai 23 Agustus 2022 memanfaatkan Netlytic, instrumen analisis teks dan jaringan sosial berbasis cloud yang dapat secara otomatis merangkum data tekstual dan menemukan jaringan komunikasi.
SNA menunjukkan akun alisyarief memiliki pengaruh yang besar
Berdasarkan hasil olah data menggunakan Gephi, ada 1.562 aktor (node) dengan jumlah interaksi sebanyak 3.017. Dari visualisasi jaringan interaksi diketahui bahwa pola interaksi jaringan penyebaran menggunakan kata kunci “swasembada” memiliki pola yang belum sepenuhnya terhubung dan masih terpecah-pecah ke dalam sub-sub jaringan (komunitas).
Terdapat 8 komunitas besar di dalam jaringan interaksi. Sub-sub komunitas di dalam jaringan tersebut terbentuk dengan seorang aktor sentral yang menjadi sumber pengaruh. Aktor sentral yang paling berpengaruh adalah akun alisyarief.
ADVERTISEMENT
Akun alisyarief diketahui milik Ali Syarief, CEO fusilatnews yang cukup aktif melakukan unggahan di twitter. Twit-nya pada tanggal 18 Agustus 2022 pukul 08.33 malam, telah diretwit sebanyak 243 kali, 11 komentar dan 776 likes. Twit lengkapnya adalah sebagai berikut: Data BPS sd th 21, Indonesia import beras dari; India, Thailand, Vietnam, Pakistan, Myanmar, Jepang dan Tiongkok. Jd bila ada yg mengatakan: "Sdh 3 tahun tidak import beras, itu dusta. Atau bila th 2025 Indonesia akan swasembada pangan, juga tdk perlu percaya". Ali Syarief diketahui adalah Akademisi Cross Culture yang kerap melontarkan kritik terhadap kebijakan dan program-program yang digulirkan pemerintah.
Aktor-aktor lain yang juga memiliki pengaruh yang cukup besar di dalam interaksi di twitter secara berurutan yaitu muslimahnewscom, karedokleunca, catatankaqihati, jokowi, spider_hunt616, anthonybudiawan, chinta_chintata, atr_bpn, dan akun f_fathur.
ADVERTISEMENT
Namun yang menarik adalah dalam hal kedekatan dengan aktor-aktor lainnya, akun spider_hunt616 memiliki nilai betweeness centrality paling tinggi. Ini artinya, dalam menyampaikan informasi kepada aktor lainnya, akun spider_hunt616 bisa dikatakan lebih cepat. Diketahui, twit yang sering diunggah akun spider_hunt616 biasanya segala hal yang mempunyai tone positif bagi pemerintah. Dalam hal ini, positioning akun alisyarief dan spider_hunt616 bisa dikatakan bertolak belakang.
Latar belakang dari ke-10 aktor yang berpengaruh tersebut cukup beragam, mulai dari akademisi, jurnalis, aktivis hingga lembaga publik. Hal ini menunjukkan bahwa capaian positif swasembada beras mendapatkan perhatian luas. Mungkin karena sudah lama, hampir empat dekade sejak Indonesia mendapatkan medali emas dari FAO, sejarah kembali terulang, Indonesia kembali berhasil swasembada beras.
ADVERTISEMENT
Maka, langkah selanjutnya adalah, Kementan bersama semua pihak tentu harus bekerja sama agar produksi pangan utama (beras) terpenuhi dan lebih mengoptimalkan lagi peran penanggungjawab kehumasan dalam rangka mengamplifikasi capaian positif sektor pertanian.