Hilirisasi Porang, Tingkatkan Nilai Tambah dan Kesejahteraan

Zaki Nabiha
ASN Penikmat Kopi yang Bertugas di Kementerian Pertanian
Konten dari Pengguna
21 Juni 2021 11:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zaki Nabiha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menko PMK, Mentan dan Gubernur Jatim Panen Porang di Desa Klangon, Kec. Saradan Madiun. Foto: Fajar/Kementan
zoom-in-whitePerbesar
Menko PMK, Mentan dan Gubernur Jatim Panen Porang di Desa Klangon, Kec. Saradan Madiun. Foto: Fajar/Kementan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tidak tahu pasti. Sejak kapan sebetulnya masyarakat Indonesia mengonsumsi porang. Belum ada catatan resmi atau data tertulis sebagai rujukan. Selama ini, cerita keberadaan dan pemanfaatan porang kebanyakan dari sumber lisan. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy misalnya, ketika menghadiri Gerakan Panen Porang di Desa Klangon, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis (17/6/21) ia menjelaskan bahwa porang sudah mulai dimanfaatkan sejak masa penjajahan Jepang, sekitar tahun 1940-an. Digunakan sebagai cadangan makanan bagi pasukan. Bahkan, bibit-nya mereka bawa langsung kemudian disebar di hutan-hutan Indonesia. Walaupun sebetulnya jauh sebelum itu, menurut cerita turun temurun, hutan-hutan di Indonesia, khususnya di Madiun, porang sudah tumbuh sebagai tanaman liar.
ADVERTISEMENT
Dalam ilmu taksonomi, porang adalah jenis tanaman yang termasuk dalam famili Amorphophallus. Ada sejumlah 200 macam porang yang ada di dunia dan 24 jenisnya tumbuh di Indonesia. Konon, antara porang yang dibawa Jepang dengan yang sudah tumbuh di Indonesia berbeda.
Dalam perjalanannya, porang kian fenomenal. Dari tanaman liar hutan yang dulunya tak dilirik sekarang banyak diburu orang. Bahkan Presiden Joko Widodo membahasnya dalam rapat terbatas di Kantor Presiden, Selasa (4/5/21). Arahan Presiden Jokowi kepada Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan adalah meningkatkan nilai ekspor porang.
Selama ini, sebagian besar porang diekspor ke China, Jepang, Taiwan, hingga Korea Selatan. Dari berbagai sumber, nilai ekspor porang pada tahun 2019 sebesar 11.721 ton dengan nilai Rp. 644 Milyar dan tahun 2020 meningkat hampir dua kalinya menjadi 20.476 ton dengan nilai Rp. 924,3 Milyar. Namun, menurut Menko Muhadjir, porang juga ternyata berhasil tembus Eropa. Muhadjir, pada panen porang di Desa Klangon mengatakan bahwa porang yang beredar di Eropa tersebut berasl dari Madiun.
ADVERTISEMENT
Secara nasional, luas tanaman porang tahun 2021 menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), yang hadir mendampingi Menko muhadjir adalah 47.000 hektar dan di tahun-tahun berikutnya akan terus dikembangkan sampai 100.000 hektar. Sementara itu, di Madiun sendiri, porang tersebar di 10 kecamatan, yaitu Kare, Dolopo, Dagangan, Mejayan, Gemarang, Wungu, Wonosari, Pilangkenceng, Madiun dan yang terbesar di Kecamatan Saradan. Setiap tahun, luas areal pertanaman porang di Madiun terus bertambah seiring meningkatnya permintaan pasar. Tahun 2018 tercatat luas areal porang sebesar 1.568 hektar, kemudian meningkat di tahun 2019 menjadi 3.465 hektar, dan di tahun 2020 menjadi 5.263 hektar.
Parmo, petani porang di Desa Klangon menceritakan bahwa 350 kepala keluarga di desanya semuanya membudidayakan porang di lahan 245 hektar. Selain mudah dan tahan terhadap penyakit, mereka tertarik karena harga jualnya yang stabil bahkan cenderung naik.
ADVERTISEMENT
“Alhamdulillah, kesejahteraan masyarakat di desa ini terbantu dengan menanam porang. Saya ingat, harga porang mulai per kilo-nya dari Rp 2.500, naik lagi menjadi Rp 5.000 dan sampai sekarang, Rp 7.500, itu harga basah,” ujar Parmo, 47 tahun yang meneruskan orang tuanya sebagai petani porang.
Menurut Parmo, panen raya porang biasanya akan terjadi pada bulan Juli saban tahunnya. Ada dua cara tanam yang biasa dilakukan, menanam melalui katak yang kemudian baru bisa dipanen tiga tahun berikutnya atau dengan menanam umbinya. Lewat cara kedua ini, masa panen bisa lebih cepat, hanya butuh waktu satu tahun saja. Itu pun, ia menambahkan, di sela-selanya bisa dimanfaatkan dengan menanam pisang, kopi, durian atau yang lainnya.
ADVERTISEMENT
Menko Muhadjir yang asli putra Madiun mengharapkan dan menitipkan pesan kepada Mentan SYL untuk meningkatkan kesejahteraan petani porang. Menurutnya porang yang sudah go internasional dan masuk pada ranah industri jangan sampai membuat petani malah jadi terpuruk.
Menganai kekhwatiran Menko Muhadjir tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawangsa ternyata sudah mengeluarkan peraturan berupa larangan ekspor porang dalam bentuk bibit (katak). Hal ini menurutnya pihaknya lakukan demi kelangsungan pertanian porang di Indonesia. Bahkan untuk di Jawa Timur, pada sektor hilirisasi porang sudah bekerja sama dengan Universitas Brawijaya sebagai Center Of Excellence. Kerja sama ini diharapkan menghasilkan inovasi dan pengembangan teknologi pangan sehingga mampu memperluas pasar baik domestik maupun internasional sehingga porang yang diekspor sudah dalam bentuk olahan, dampaknya adalah meningkatkan kesejahteraan petani dan nilai tambah.
ADVERTISEMENT
Porang yang di dalamnya mengandung glukomanan bisa menjadi alternatif bahan baku industri makanan rendah kalori dan sangat potensial sebagai jalan keluar melepaskan ketergantungan Indonesia terhadap gandum dan tepung terigu yang selama ini masih diimpor dalam jumlah yang tidak sedikit.
Walaupun masyarakat luas sudah mulai akrab dengan aneka olahan makanan yang menggunakan porang seperti bakso, nugget, snow konjac (konjac tofu), dan mie porang yang dikenal shirataki. Namun sayangnya, dua makanan yang terakhir tersebut masih diimpor dari Jepang yang bahan bakunya justru dari Indonesia. Maka, upaya Pemerintah mendorong hilirisasi porang hingga ke industri olahan semoga membuahkan hasil dan cuan yang maksimal. Semoga.