Merancah Media Sosial Pemerintah

Zaki Nabiha
ASN Penikmat Kopi yang Bertugas di Kementerian Pertanian
Konten dari Pengguna
23 Januari 2022 14:18 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zaki Nabiha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi media sosial Twitter. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi media sosial Twitter. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Firman Noor pada salah satu Webinar mengatakan bahwa fungsi lembaga Pemerintah apakah itu dalam bentuk Kementerian, Badan Usaha atau yang lainnya adalah melakukan engaging bersama stakeholders yang terkait dengan bidang pekerjaan agar ada sebuah interaksi dan relasi yang baik antara lembaga-lembaga tersebut dengan user dan end user.
ADVERTISEMENT
Harapannya, menurut Profesor Riset termuda LIPI itu, relasi dan interaksi itu mampu meningkatkan kualitas pekerjaan, baik yang bersifat kualitas output maupun kebijakan yang dikeluarkan lembaga pemerintahan yang ada khususnya yang menyangkut dengan kepentingan publik.
Maka, Media Sosial (Medsos) menjadi salah satu pilihan untuk mengagregasi itu semua. Adanya Medsos yang baik, suatu lembaga pemerintahan itu akan lebih agile dan adaptif. Karena Medsos yang dikelola, bergerak bukan karena semata kepentingan satu arah, top down tapi juga karena melihat dinamika, serta lalu lintas informasi yang berkembang dan dibutuhkan oleh publik melalui interaksi medsos.
Selain itu, juga ada kewajiban bagi semua lembaga pemerintah untuk melakukan sosialisasi capaian, baik pada level pusat maupun daerah. Hal ini tentu saja agar masyarakat pada umumnya paham atas hadirnya sebuah kebijakan atau sebuah output yang baru sehingga mereka lebih aware, syukur-syukur mereka bisa memanfaatkan atau bahkan menjadi bagian dalam mensukseskan program yang digulirkan.
ADVERTISEMENT
Sehingga dengan menyuguhkan capaian dan apa saja yang sudah dikerjakan oleh lembaga pemerintah, akan menjadi semacam laporan pertanggungjawaban kepada masyarakat, stakeholders, baik langsung atau pun tidak langsung.
Dengan fungsi di atas, engaging, sosialisasi, di sinilah kemudian Medsos menjadi salah satu sarana untuk dapat membantu melaksanakan fungsi-fungsi tersebut. Dan ini sangat strategis karena daya jangkau Medsos demikian luas, penetrasinya sampai ke pelosok-pelosok dengan biaya relatif rendah dan mampu menembus ruang-ruang privat masyarakat. Keunggulan lainnya, bahkan bisa dikatakan sebagai keunggulan absolut adalah pesan yang disampaikan melalui Medsos bisa diukur, artinya efektivitas, demografi dan variabel lainnya dari setiap inisiatif pesan yang disampaikan bisa diketahui melalui analisa tertentu. Suatu hal yang sulit dilakukan melalui media konvensional. Untuk mengetahui bagaimana respons dari sebuah pesan yang disampaikan melalui media konvensional tentu tidak mudah. Berbeda halnya pada Medsos, secara kasat dan sederhana, kita tahu berapa orang yang pada akhirnya tertarik setelah melihat pesan pada konten di Medsos.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sendiri, hingga tahun 2021, pengguna Medsos mencapai 61,8 persen dari total penduduk atau sekitar 170 juta orang dan indonesia sendiri termasuk 10 besar, negara ke-9 sebagai negara yang gandrung bermedsos. Menurut Hootsuite, situs layanan manajemen konten yang berbasis di Inggris, kebanyakan orang indonesia menghabiskan waktu 3 jam 14 menit untuk bermedsos. Ini menjadi sangat strategis bagi pengelola Medsos di lembaga Pemerintah untuk menggunakan media ini dalam melakukan fungsi-fungsi tersebut. Apalagi, seperti saat pandemi seperti ini di mana belum ada pihak yang tahu pasti kapan berakhir. Di mana ada keterbatasan interaksi masif dan langsung, di sisi lain, masyarakat menjadi semakin intim dengan gadget-nya. Bukan semata mendapatkan hiburan tapi mereka juga berusaha memburu informasi dari berbagai sumber termasuk akun-akun Medsos lembaga Pemerintah.
ADVERTISEMENT

Medsos, Do Your Magic!

Sebagai bagian dalam ekosistem komunikasi publik, Medsos diharapkan bukan hanya sebagai alat transmisi pesan agar publik mengetahui suatu pesan, tapi lebih dari itu. Yaitu, bagaimana memindahkan awareness publik, dengan informasi yang dimiliki kepada tahapan ketertarikan, apakah program atau kebijakan lembaga Pemerintah tertentu memiliki nilai manfaat langsung atau tidak? apakah program yang ditawarkan bisa menjadi jalan keluar terhadap masalah yang tengah dialami oleh sebagaian besar masyarakat? Jika mereka tertarik, peran Medsos berikutnya yang ini juga kerap dilakukan oleh para praktisi digital marketing adalah mengkonversi dalam bentuk pembelian. Dan, dalam konteks komunikasi lembaga pemerintahan, memindahkan ketertarikan menjadi keterlibatan atau berperan aktif.
Salah satu contohnya adalah kampanye urban farming dengan menggunakan sistem hidroponik oleh Kementerian Pertanian melalui Medsos. Kampanye tersebut bisa dibilang berhasil setidaknya bisa dilihat dari animo dan antusias publik memilih hidroponik oleh masyarakat perkotaan terutama di masa pandemi seperti ini.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, dari secuil contoh tersebut, sekiranya tidak ada upaya yang serius, peluang-peluang tadi menurut Firman Noor akan bersifat mentah atau kontraproduktif manakala Medsos tidak dikelola secara baik. Oleh karena itu di sini pentingnya pengelolaan pesan dikemas dengan baik, penggunaan bahasa yang down to earth, mudah dipahami. Dan Medsos sebagai elemen penghubung antara Pemerintah dan masyarakat, baik dalam ide maupun pada ranah praksis dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab, komunikatif, responsif, beretika dan tentu saja harus profesional.