Titip Asa Pada Konda

Zaki Nabiha
ASN Penikmat Kopi yang Bertugas di Kementerian Pertanian
Konten dari Pengguna
25 Agustus 2022 14:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zaki Nabiha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penyambutan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. (Foto: Ari S/Humas Kementan)
zoom-in-whitePerbesar
Penyambutan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. (Foto: Ari S/Humas Kementan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Udara dingin mulai terasa. Sebagian orang bersedekap, menahan laju angin ke dada. Beruntung bagi yang mengenakan jaket atau setidaknya baju lengan panjang. Penerangan hanya sebatas di panggung utama dan tenda peserta. Selain itu, hanya gelap sejauh pandangan mata. Maklum, jam sudah menunjukkan pukul 21:00. Jangkrik dan serangga malam lainnya mulai berderik. Nyamuk berterbangan, tajam menatap siapa mangsanya yang akan dihisap. Hampir setengah juta orang di dunia saban tahun mati karenanya. Karena itu maka, setiap 20 Agustus dipringati sebagai hari nyamuk sedunia
ADVERTISEMENT
Malam itu, di Desa Cialam Jaya, Jumat, 19 Agustus 2022, orang-orang berduyun. Petani, Pamong Desa, Bupati hinga oraang nomor satu di provinsi Sulawesi Tenggara, Ali Mazi bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo hadir yang didampingi sederet pejabat eselon satu-nya menyaksikan tanam serempak padi dengan sistem Tanam Benih Langsung (Tabela).
Di kalangan petani, Tabela sangat diminati. Karena cara tanam seperti ini bisa dikatakan mudah dan tidak membutuhkan keahlian yang tinggi. Selain itu, alat Tabela juga tidak memerlukan perawatan ekstra. Dan yang penting, jika dibandingkan dengan cara Tanam Pindah (Tapin), biaya Tabela jauh lebih murah. Bisa menghemat Rp. 800 ribu per hektar per musim tanam.
Dari atas mimbar, Komandan, panggilan khas Mentan SYL mengajak semua pihak melakukan upaya peningkatan produksi pangan terutama padi. Sayang, ia dan rombongan datang sudah malam. Padahal, ketika ceramah, ia ingin sekali berkeliling. Menaiki sepeda motor. Melihat lebih dekat persawahan. Namun demikian, ia mengaku terharu. Pasalnya, walau hari menanjak larut, para petani masih semangat dan setia menunggu.
ADVERTISEMENT
Semangat seperti itulah yang membuat mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode itu optimis bahwa Bumi Anoa ini akan menjadi salah satu lumbung pangan nasional terutama bagi kawasan Indonesia wilayah timur. Bukan tanpa alasan SYL berkata demikian karena Ali Mazi, dalam laporannya menyebutkan bahwa di tahun 2021, melalui Perum Bulog, Sultra mengirim 1.000 ton beras ke Sulawesi Utara. Bahkan, sejak tahun 2019, Sultra surplus beras.
Penjelasan profil pertanian di Kec. Konda Konawe Selatan. (Foto; Ari S/Humas Kementan)
Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) sendiri merupakan sentra padi di Sultra. Ada 20.495 hektar sawah di Konsel yang tersebar di 25 kecamatan salah satunya adalah Kecamatan Konda. Luas sawah di Konda 1.391 hektar. Sementara itu, areal persawahan di Desa Cialam Jaya, lokasi tanam serentak terhamapar 175 hektar.
ADVERTISEMENT
Menuju Desa Cialam Jaya dari Bandara Haluoleo butuh waktu 40 menit. Tepat sebelum SPBU Tanea yang berada di jalan Poros Kendari-Andoolo, belok kiri. Sekitar 3 kilometer, akan sampai di tempat tujuan. Sebetulnya, ini adalah kunjungan kali ke dua saya, yang pertama, 22 Oktober 2020, waktu itu petani Desa Cialam Jaya melakukan Panen Raya. Saya berjumpa dengan salah satu petani muda, Ali Ahmadi namanya.
Selang dua tahun, kembali Ali bercerita, perkembangan dan kendala-kendala yang ada. Dampak berkurangnya tenaga kerja yang terjun dalam budidaya, mulai dari pengolahan tanah hingga penen semakin terasa. Menurutnya, fenomena tersebut tidak hanya terjadi di Desa Cialam Jaya, sebagian besar pemuda seusianya di Kecamatan Konda juga lebih tertarik bekerja di pertambangan. Diketahui, Sultra dikenal dengan tambang nikel-nya.Namun, lesunya industri logam global terutama Tiongkok turut mempengauhi kinerja pertambangan yang cenderung melambat
ADVERTISEMENT
Untungnya, penetrasi alat mesin pertanian (Alsintan) menurut Ali dalam kurun dua tahun tinggi. Kekhawatiran mundurnya masa tanam dan panen bisa diantisipasi. Hanya saja, harus diakui harga Alsintan tersebut pun tinggi. Kini, alat-alat semacam Combine harvester, penggilingan dengan Rice milling Unit yang memiliki kapasitas besar dan yang biasa keliling (mobile) tersedia di Desa Cialam Jaya. Ali berharap, adanya pembiayaan pembelian Alsintan melalui skema KUR pertanian mampu mengakselerasi populasi Alsintan di wilayahnya.
Pemerintah terus melakukan upaya pengamanan ketersediaan pangan (padi) dengan menggenjot produksi. Salah satunya melalui peningkatan indeks pertanaman (IP). Kajian yang sudah dilakukan para ahli menyebutkan bahwa peningkatan IP akan berhasil jika didukung oleh penggunaan Alsintan, varietas unggul, pupuk berimbang dan ketersediaan air.
ADVERTISEMENT
Desa Cialam jaya, dan Kecamatan Konda menurut Ali bisa sangat diandalkan untuk meningkatkan IP. Ia menegaskan, jangan tanya, komitmen dan semangat petani di sini Setiap tahun, Ali bersama kelompok taninya bergotong royong, memperbaiki jalan secara swadaya. Saya berkesempatan, dibonceng berkeliling dengan sepeda motornya. Sesekali ia menjelaskan, menunjuk ke arah pematang dan saluran-saluran air bahwa ia dan poktannya-lah yang sudah membangun itu semua. Melihat semangat dan apa yang sudah Ali lakukan bersama petani lainnya, maka tak salah jika saya titipkan asa pada Konda.