news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Media Komunikasi, Informasi, dan Teknologi Bagi Penyandang Cacat

Zakiyati Nur Wahidah
Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Akuntansi Angkatan 2020 Universitas Muhammadiyah Malang
Konten dari Pengguna
17 Oktober 2021 17:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zakiyati Nur Wahidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Pixabay
ADVERTISEMENT
Ruang publik adalah tempat atau area yang disediakan yang bisa digunakan untuk berkumpul dan memiliki tujuan yang sama. Contoh ruang publik yang terdapat di lingkungan sekitar adalah taman rekreasi, taman kota, jalan tempat pelayanan kesehatan, halte, dan mal.
ADVERTISEMENT
Aksesibilitas bagi penyandang cacat masih harus diperhatikan lebih lanjut. Aksesibilitas sendiri merupakan sarana prasarana yang disediakan untuk semua orang dengan porsi yang sama. Aksesibilitas dibagi dua yaitu aksesibilitas fisik dan aksesibilitas non fisik. Aksesibilitas fisik meliputi infrastruktur bangunan dan lingkungan sedangkan aksesibilitas nonfisik meliputi etika interaksi, penyampaian informasi dan teknologi.
Aksesibilitas fisik yang berupa kemudahan perlu diperhatikan lebih rinci. Seperti contohnya pintu masuk dalam mal atau restoran yang seharusnya diberi jalur khusus untuk penyandang cacat baik yang menggunakan kursi roda maupun tuna netra agar tidak terjadi kecelakaan di tempat umum. Contoh lain adalah kemudahan para penyandang cacat yang menggunakan kursi roda dan akan melakukan naik atau turun dari lantai satu ke lantai lainnya. Tombol di dalam lift yang harus ditekan menyusahkan mereka, sebaiknya dengan teknologi yang semakin canggih diatur lebih mudah seperti tombol yang hanya menggunakan lambaian tangan sudah bisa dilakukan.
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi sepertinya tidak terlalu berefek bagi mereka penyandang cacat. Di kehidupan sehari hari budaya mengantre sudah sering dilakukan. Bagi meraka yang diberi kemudahan dalam melakukan aktifitas akan merasa mudah saja melakukannya, tetapi bagi mereka yang memiliki kendala akan merasa kesulitan dan tidak nyaman. Sebaiknya untuk penyandang cacat diberikan jalur khusus atau terdapat mesin khusus untuk cacat melakukan transaksi pembelian yang dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan mereka.
Selain aksesibilitas fisik, aksesibilitas nonfisik juga harus diperhatikan agar kemudahan keduanya dapat dirasakan oleh masyarakat. Agar tercipta hubungan dua arah dalam berkomunikasi, ada beberapa yang harus diperhatikan misalnya ketika ingin menyebar informasi untuk penyandang cacat baik tuna rungu, tuna netra atau tuna wicara apakah informasi tersebut dapat terima dengan baik oleh mereka. Contoh lain adalah ketika akan memasang sebuah berita atau tulisan di ruang publik agar memudahkan penyandang cacat tuna netra maka bisa dimodifikasi tulisan yang akan dipasang lebih besar dari umumnya.
ADVERTISEMENT
Jika kita ingin memberikan informasi harus mengerti tata cara yang mudah dipahami oleh penyandang cacat baik tuna rungu, tuna wicara, dan tuna netra. Ketika berinteraksi dengan tuna wicara atau tuna rungu langkah pertama adalah sapa mereka dengan sopan dan ramah agar mereka merasa aman berada di sekitar kita. Berikanlah bahasa isyarat yang jelas dan kontak langsung dengan mata lawan bicara. Ketika kita memberikan isyarat dengan gerakan mulut maka gerakan tersebut harus jelas, bisa didukung dengan gerakan tubuh lainnya agar lebih memudahkan dipahami. Atau cara lain yang dapat dilakukan adalah menyediakan alat tulis.
Aksesibilitas di Indonesia pada ruang publik sepertinya perlu diperhatikan lebih lanjut oleh para aparat yang bertugas. Ruang publik adalah wadah yang pasti dikunjungi oleh semua orang tanpa terkecuali. Kemudahan dan kenyamanan adalah hal yang dicari oleh masyakarat.
ADVERTISEMENT