Hari Inovasi Indonesia: Cerminan Masa Depan Inovasi Hari Ini

Zenius Education
To spark the love of learning in everyone, everywhere, to question everything
Konten dari Pengguna
1 November 2019 10:01 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zenius Education tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sumber foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sejarah peradaban manusia tak dapat dipisahkan dari kemunculan inovasi yang mengubah cara manusia dalam menjalani hidup. Penemuan terus dimunculkan dari era ke era. Mulai dari penemuan roda yang mengubah cara manusia dalam memindahkan barang. Jika sebelumnya beban yang dapat dipindahkan hanya sebatas yang sanggup dibawa manusia atau kuda dan sapi, sejak penemuan roda jumlah beban pun bertambah.
ADVERTISEMENT
Abad demi abad pun berlalu dan kemudian manusia memunculkan berbagai inovasi baru mulai dari listrik, telepon, sampai penemuan internet. Semua inovasi yang dilakukan ini turut mengubah cara hidup manusia.
Penemuan-penemuan tersebut tentulah didalangi oleh nama-nama yang kini kita kenal sebagai penemu. Ada nama Thomas Alfa Edison sang penemu bola lampu. Nama lain yang tidak asing di telinga kita adalah Alexander Graham Bell dengan teleponnya dan Guglielmo Marconi dengan radionya. Internet sendiri mulai dikembangkan oleh Leonard Kleinrock melalui teorinya yang membahas tentang packet switching (pertukaran data). Setelahnya, internet terus dikembangkan dan hari ini internet bisa kita akses melalui gawai yang kita genggam sehari-hari.
Hari ini internet tidak hanya membantu manusia untuk berkirim surat elektronik. Internet membantu manusia dalam kegiatan mencari informasi, memasang iklan, hingga membeli kebutuhan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Pengaruh Inovasi Internet di Indonesia
Kehidupan masyarakat Indonesia turut terpengaruh seiring dengan penemuan yang terus terjadi di dunia. Perubahan demi perubahan terus terjadi seiring dengan inovasi yang terjadi dalam dunia internet. Masyarakat yang sebelumnya harus menunggu hingga berhari-hari lamanya untuk mendapatkan kabar dari sanak famili kini dapat mengetahui bahwa saudara jauh sedang dalam keadaan sehat-sehat saja dalam hitungan detik.
Hari ini internet telah mengubah cara orang-orang Indonesia dalam bepergian dan berbelanja. Untuk berkunjung ke sebuah tempat, kini orang-orang hanya perlu mengambil gawainya dan beberapa menit kemudian jemputan sudah menunggu di depan rumah. Berbelanja pun hari ini tak melulu harus pergi ke toko atau pasar. Cukup memilih barang apa saja yang hendak dibeli, beberapa waktu kemudian petugas pengiriman barang telah berdiri di depan rumah pembeli. Inovasi-inovasi yang terjadi ini tak bisa dilepaskan dari orang yang memulainya. Nadiem Makarim, melalui Gojeknya, berhasil mengubah cara orang tak hanya dalam bepergian, tetapi juga mengirim barang dan memesan makanan. William Tanuwijaya, dengan Tokopedia, mengubah cara orang Indonesia dalam berbelanja.
ADVERTISEMENT
Dalam artikel kumparan kali ini, Zenius akan membagikan sedikit kisah perjalanan karier Nadiem Makarim dan William Tanuwijaya sebagai dua orang pemuda yang menginspirasi untuk bisa berinovasi mengharumkan nama Indonesia.
Nadiem Anwar Makarim
Nadiem Makarim, Founder dan eks CEO GOJEK Global. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Pria kelahiran 4 Juli 1984 ini sekarang menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kementerian ini memiliki tugas sebagai penyelenggara pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat, serta pengelolaan kebudayaan. Saat dilantik sebagai menteri, usia Nadiem baru menyentuh angka 35 tahun dan menjadikannya sebagai menteri termuda dalam Kabinet Indonesia Maju.
Nadiem menempuh studi Hubungan Internasional di Brown University, Rhode Island. Brown University sendiri merupakan salah satu universitas Ivy League, kelompok universitas bergengsi yang terdiri dari 8 universitas. Pendidikan Nadiem tak berhenti di level strata satu saja. Nadiem berhasil memperoleh gelar master dari salah satu universitas paling bergengsi di dunia, Harvard Business School.
ADVERTISEMENT
Sebelum membesarkan Go-jek menjadi sebesar saat ini, Nadiem memulai karier profesionalnya sebagai konsultan di McKinsey & Company. Selepas dari sana, Nadiem menjadi Managing Director di Zalora dan Chief Innovation Officer di Kartuku. Setelahnya, Nadiem fokus mengembangkan Gojek yang awalnya hanyalah berupa call center yang menghubungkan pelanggan dengan pengemudi ojek.
Kini, Gojek telah bertransformasi menjadi salah satu perusahaan rintisan paling berpengaruh di Indonesia. Bahkan mungkin beberapa dari pembaca sudah menjadikan Gojek sebagai salah satu aplikasi yang kalian tidak bisa lepas untuk sehari saja. Entah kalian menggunakannya untuk pergi ke sekolah atau tempat kerja atau untuk memesan makanan.
Dengan banyaknya kontribusi dan inovasi Nadiem melalui perusahaannya, Nadiem diganjar banyak penghargaan bergengsi. Pada tahun 2016, Nadiem menjadi salah satu Straits Times Asias of The Year. Penghargaan ini diberikan kepada mereka yang berkontribusi baik di dalam negerinya sendiri maupun dalam ruang lingkup yang lebih luas seperti regional.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2018, nama Nadiem Makarim bertengger dalam The Bloomberg 50: The People Who Defined Global Business in 2018. Penghargaan ini diberikan kepadanya atas pencapaiannya yang telah mengubah cara hidup banyak orang Indonesia. Gojek yang sebelumnya ‘hanya’ mampu menyediakan layanan ojek telah bertransformasi menjadi tempat memesan makanan, layanan pijat, hingga tempat melakukan transaksi pembayaran.
Setelah membuahkan banyak inovasi dalam dunia digital melalui Gojek, kini Nadiem memulai tantangan baru dengan menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
William Tanuwijaya
Sumber: Amcham.or.id
Pada tahun 2009, siapa yang mengira bahwa untuk membayar tagihan listrik dan internet, orang tidak perlu meninggalkan rumahnya? Itulah yang terjadi saat ini. Melalui aplikasi bernama Tokopedia, orang-orang sudah tidak perlu meninggalkan kamarnya untuk membeli barang, membayar tagihan, hingga memesan tiket kereta api serta hal-hal lainnya. Perkembangan dunia internet yang terus terjadi disikapi dengan inovatif oleh William Tanuwijaya. Ia melahirkan sebuah inovasi yang kini kita kenal dengan nama Tokopedia.
ADVERTISEMENT
William dilahirkan pada tanggal 11 November 1981 di Pematangsiantar, Sumatera Utara. Ia menyelesaikan pendidikan S1-nya di jurusan Teknik Informatika Universitas Bina Nusantara (Binus). Pada tahun 2009, bersama rekannya yang bernama Leontinus Alpha Edison, William secara resmi mendirikan Tokopedia, salah satu start-up bergelar ‘unicorn’ di Indonesia.
Tokopedia bukanlah satu-satunya e-commerce yang ada di Indonesia. Walau demikian, tetap saja inovasi yang dilakukan oleh William tidak bisa dianggap remeh. Ia turut mengubah cara orang Indonesia dalam berbelanja dan membeli barang-barang keperluan sehari-hari. Membeli tiket, membayar tagihan, hingga berinvestasi dapat dilakukan melalui Tokopedia, produk hasil inovasi William.
Masa Depan Indonesia
Sulit untuk menerka bagaimana masa depan Indonesia. Bukan dalam artian negatif tentunya karena dengan melihat banyaknya perusahaan-perusahaan rintisan yang bermunculan justru membuat kita harus melihat dengan optimistis masa depan Indonesia nantinya. Inovasi akan terus terjadi dan cara manusia dalam menjalani hidupnya pun akan ikut berubah karenanya.
ADVERTISEMENT
Apabila pembaca ingin membaca lebih lengkap di Zenius blog, pembaca dapat mengunjungi tautan berikut