Memilih 'Gap Year' Bukanlah Masalah

Zenius Education
To spark the love of learning in everyone, everywhere, to question everything
Konten dari Pengguna
28 Agustus 2019 15:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zenius Education tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Memilih 'Gap Year' Bukanlah Masalah
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Jakarta, 28 Agustus 2019 - Di tahun 2019, peserta Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) mencapai 714.652 orang. Namun, nyatanya hanya 168.742 orang, atau sekitar 23,61 persen peserta yang lolos. Hal tersebut membuat lima ratusan ribu peserta tersingkir dan harus memilih jalur mandiri jika ingin masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Jika tidak, peserta dapat mendaftarkan diri di Perguruan Tinggi Swasta (PTS) atau menunggu tahun depan.
ADVERTISEMENT
Opsi menunda untuk berkuliah selama satu tahun atau lebih (atau biasa dikenal dengan istilah gap year), menjadi pilihan yang tidak terlalu populer bagi lulusan SMA/SMK/MA. Beberapa siswa menganggap gap year berarti menganggur selama satu tahun, tertinggal oleh teman-temannya, atau aib karena tekanan sosial yang kuat.
Padahal, banyak perguruan tinggi terbaik dunia seperti Harvard University, Princeton University, atau Massachusetts Institute of Technology, yang merekomendasikan gap year bagi calon mahasiswanya. Alasan universitas-universitas ternama tersebut merekomendasikan calon mahasiswanya untuk mengikuti gap year adalah, agar mereka bisa mendapatkan pengalaman yang sangat berharga ketika menjalani gap year tersebut.
Banyak penelitian juga menunjukkan dampak positif terhadap mahasiswa yang mengambil gap year. Di Australia dan Inggris, para peneliti menemukan bahwa mengambil gap year memiliki dampak positif yang signifikan terhadap prestasi akademis siswa di perguruan tinggi (Birch dan Miller 2007; Crawford dan Cribb 2012). Di Inggris dan di Amerika Serikat, siswa yang telah mengambil gap year lebih mungkin untuk lulus dengan nilai rata-rata yang lebih tinggi, daripada yang langsung melanjutkan ke perguruan tinggi (Crawford and Cribb 2012, Clagett 2013).
ADVERTISEMENT
Survei yang diambil oleh Gap Year Association pada tahun 2015, menunjukkan hal yang sama. Gap year bisa berdampak positif khususnya dari segi personal. Sejatinya, ada empat hal yang bisa didapatkan saat seseorang memutuskan untuk melakukan gap year:
1. Gap year membuat seseorang lebih dewasa.
Gap year membuat individu menentukan goals secara long-term, dan perencanaan untuk mencapai goals tersebut. Di samping itu, gap year juga memberikan waktu bagi seseorang untuk lebih dewasa, karena gap year terkesan memberi paksaan untuk menjalankan komitmen, dan ada konsekuensi nyata apabila perencanaannya tidak dijalankan.
2. Gap year dapat menjadi sarana refleksi untuk mengambil keputusan yang terbaik.
Rutinitas siswa SMA yang padat membuat siswa tidak sempat untuk merenung secara mendalam soal pertanyaan yang penting dan mendasar. Misalnya, apa minat dan bakat saya sebenarnya, bagaimana karier saya ke depannya, mau jadi apa 10, 20, 30 tahun nantinya, dan sebagainya. Gap year bisa menjadi tempat merefleksikan hal-hal tersebut, dan membuat seseorang lebih matang dalam proses decision making-nya.
ADVERTISEMENT
3. Gap year dapat menjadi masa eksplorasi hal-hal baru.
Padatnya jadwal membuat siswa tidak memiliki banyak waktu untuk mengeksplorasi hal-hal yang diinginkan. Dengan gap year, siswa mendapatkan kebebasan untuk melakukan kegiatan yang ia inginkan, yang selama ini tertahan oleh rutinitas sekolah. Kegiatan yang bisa diisi antara lain; ikut kursus, magang, atau menjadi sukarelawan.
4. Gap year bisa menjadi tempat untuk persiapan masuk kuliah tahun depan.
Waktu belajar yang lebih lama dapat membuat siswa SMA mempersiapkan diri untuk belajar lebih banyak materi. Waktu yang sangat banyak bisa digunakan untuk belajar, mulai dari hal-hal yang mendasar dan fundamental.
Sejatinya, gap year tidak serta merta memberikan jaminan kesuksesan bagi siswa yang melaluinya, karena bagaimanapun ini tergantung pada aktivitas yang diisi ketika masa gap year oleh siswa itu sendiri. Oleh karena itu, perlu adanya perencanaan dan komitmen yang kuat bagi mereka yang menjalankan masa gap year.
ADVERTISEMENT
Merencanakan kegiatan untuk mengisi gap year.
Waktu satu tahun mungkin terasa lama pada awalnya. Namun, dengan membuat jadwal yang padat, semuanya akan terasa cepat. Siswa yang berencana gap year perlu membuat perencanaan yang matang untuk menjalani masa gap year. Ada banyak hal yang bisa dilakukan, misalnya menjadi sukarelawan di suatu kegiatan, membuat proyek bersama teman-teman, magang, dan lain-lain.
Skill yang wajib dipelajari selama gap year.
Ada beberapa kompetensi yang perlu dimiliki oleh siswa gap year, di antaranya adalah: Menguasai fundamental skills, seperti kemampuan berpikir, matematis, logika, dan cara berpikir saintifik, karena akan berguna ketika nanti sudah berada di lingkungan universitas.
Penting juga untuk mempelajari bahasa Inggris. Sebagai bahasa komunikasi internasional yang dipakai di seluruh dunia, penguasaan bahasa Inggris bisa diartikan sebagai penguasaan seluruh informasi. Dengan banyaknya informasi di internet yang beredar dalam bahasa Inggris, siswa akan mendapatkan lebih banyak pengetahuan ketimbang mengandalkan informasi berbahasa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pelajarilah juga materi UTBK. Waktu yang panjang selama setahun bisa menjadi tempat untuk siswa gap year meninjau kembali apa yang sudah dipelajari di SMA.
Perluas juga wawasan penting. Siswa gap year bisa mengisi waktu dengan mempelajari hal-hal yang berguna untuk pengetahuannya, seperti buku sastra yang berpengaruh, sains populer, atau buku sejarah dunia.
Komitmen yang terus terjaga.
Ketika gap year, siswa tidak lagi bersama teman-temannya seperti ketika di SMA. Oleh karena itu, motivasi dari dalam diri menjadi penting bagi siswa gap year. Bagi yang gagal berkomitmen, sangat mudah untuk kehilangan fokus dan tujuan di awal yang sudah dibangun.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan masuk ke dalam lingkungan yang sama-sama berjuang untuk lolos SBMPTN di tahun berikutnya. Di media sosial, banyak group chat yang mewadahi siswa-siswa yang berjuang bersama.
ADVERTISEMENT
Selain itu, siswa yang mengikuti gap year perlu dibimbing oleh lingkungan yang mendukung. Bagi orang tua, menyadari bahwa anaknya memilih gap year bisa menjadi upaya sang anak untuk menjadi sosok yang lebih dewasa. Komitmen selama masa gap year yang lumayan besar bisa menjadi pembelajaran tanggung jawab untuk kedepannya, sebelum masuk ke masa perkuliahan.
Gap year bukanlah suatu aib yang harus disembunyikan. Ia bisa menjadi investasi yang sangat berharga bagi seseorang, agar bisa merefleksikan dan memanfaatkan pengetahuan yang dimilikinya. Gap year juga bisa melatih siswa untuk bertanggung jawab, berkomitmen, dan visioner untuk masa depannya.
Untuk membaca penjelasan yang jauh lebih lengkap mengenai gap year, kamu bisa mengunjungi blog Zenius di sini ya:
ADVERTISEMENT