news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Usai Umumkan Kasus Pertama Covid-19, Jumlah Kasus Demam di Korut Meningkat

Zubaidah Setiyani
Mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
15 Mei 2022 17:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zubaidah Setiyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Pemerintah Korea Utara tetap Optimis, Kasus akan Menurun Secepatnya dan Kembali Seperti Semula

Foto: https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1640644803/p0itvcpe5fr2iyrrt8qf.jpg
zoom-in-whitePerbesar
Foto: https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1640644803/p0itvcpe5fr2iyrrt8qf.jpg
ADVERTISEMENT
Kim Jong-un, sebagai Pemimpin Tertinggi Korea Utara, mengumumkan bahwa Pemerintah Korea Utara akan melakukan penutupan wilayah (lockdown) berskala nasional setelah Pyongyang, ibu kota Korea Utara. Telah dikonfirmasi terdapat kasus Covid-19 pertama.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari kantor berita resmi KCNA, Kim Jong-un mengatakan "Saat ini kasus darurat paling serius di negara kami terjadi. Terobosan baru dibuat untuk pencegahan epidemi darurat kami yang telah dipertahankan kuat selama dua tahun tiga bulan sejak Februari 2020."
Selain itu, media pemerintah Korea Utara melaporkan terdeteksinya varian Omicron di Pyongyang. Hal ini merupakan pengakuan kepada publik yang pertama mengenai Covid-19, sehingga Korea Utara menyebutnya sebagai "darurat nasional terberat".
Sampel yang ditemukan pada 8 Mei dari orang-orang Pyongyang yang mengalami demam menunjukan sub varian virus Omicron, hal tersebut disampaikan oleh KCNA. Jika dilihat, Pemerintah Korea Utara memiliki respon yang sangat cepat terhadap hasil sampel tersebut kemudian mulai menyusun rencana pencegahan lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Seluruh Korea Utara harus di-lockdown untuk mencegah penyebaran Covid-19. Rencananya, pasokan medis cadangan darurat akan didistribusikan oleh pemerintah Korea Utara. Memang benar, apa yang dilakukan oleh Korea Utara saat ini adalah pilihan yang paling tepat.
Menurut pandangan negara tetangga seperti Korea Selatan dan Amerika Serikat yang pernah memiliki kasus Covid-19 tertinggi, kedua pihak meragukan ketidakadaan kasus Covid-19 di Korea Utara selama kurang lebih dua tahun terakhir. Padahal, virus ini terutama varian Omicron menyebar di China dan Korea Selatan, sebagai negara tetangga.
Sejak awal 2020, Korea Utara memang mengisolasi diri dan menerapkan kebijakan karantina secara ketat. Oleh sebab itu, menurut laporan pemerintah, Korea Utara mengklaim tidak ada kasus Covid-19 selama tiga tahun terakhir
ADVERTISEMENT
Sumber milik WHO mengkonfirmasi sejumlah 64.207 dari 24,7 juta jiwa warga negara Korea Utara telah melakukan tes Covid-19 dan semuanya dinyatakan negatif pada 31 Maret 2022.
Korea Utara dinilai cukup baik dalam mempertahankan kesehatan warga negaranya selama tiga tahun pandemi sehingga tidak ditemukan kasus positif saat negara lain tengah sibuk mengatasi pandemi mematikan ini. Jika kita terus memantau kondisi saat ini kasus Covid-19 secara global perlahan menurun.
Akan tetapi, setelah hampir semua negara perlahan membaik seperti Amerika Serikat, Denmark, Uni Emirat Arab, Singapura, Australia, sebagian negara Eropa, Malaysia, bahkan negara tetangganya, Korea Selatan sudah menerapkan kebijakan tanpa masker (02/05/2022).
Saat ini, naiknya kasus demam yang terlapor secara nasional sejumlah 524.440 kasus, 234.630 sembuh total, 288.810 menerima perawatan, dan 27 kematian sejauh ini. Hal tersebut diungkapkan oleh media pemerintah, dikutip dari AFP, Sabtu (14/05/2022). Namun, media tidak menyebutkan apakah kematian tersebut berkaitan dengan Covid-19 atau tidak.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari gentingnya situasi tersebut, Kim Jong-un optimis menyatakan Korea Utara dapat mengatasi Covid-19 dalam waktu sesingkat mungkin. Tetapi, para ahli kesehatan ragu akan pernyataan Kim Jong-un. Karena Korea Utara dilaporkan kekurangan pasokan obat-obatan, peralatan penting, bahkan warganya tidak ada satupun yang menerima vaksinasi, Kim Jong-un pun termasuk salah satunya.
Selain itu, pemberlakuan kebijakan wajib masker pun tidak jelas. Terkadang terlihat mengenakan masker dan terkadang tidak menggunakannya. Kim Jong-un saja baru pertama kali terlihat memakai masker saat pertemuan tanggapan Covid-19 pada hari Kamis lalu.
Menurut saya, akan lebih baik selain melaksanakan lockdown seluruh kota, protokol kesehatan dan kontrol aktivitas di Korea Utara dilaksanakan dengan baik maka akan kembali seperti sediakala. Selain itu, para warga negara Korea Utara akan lebih baik jika bersedia untuk melaksanakan vaksinasi. Jika hal tersebut ditaati, besar kemungkinan angka kasus akan menurun. Sampai saat ini, di Indonesia sendiri yang telah melaksanakan vaksinasi sebanyak tiga kali, kasus yang ada semakin berkurang. Tidak hanya itu, kabar mengejutkan datang dari Wisma Atlet, yaitu hanya tersisa satu pasien.
ADVERTISEMENT
Diharapkan untuk kedepannya kita semua dapat selalu menjaga kesehatan, melaksanakan 5M, makan-makanan yang bergizi, dan jauhi kerumunan. Jangan lupa untuk selalu patuhi protokol kesehatan di mana pun dan kapan pun. Semoga kasus Covid-19 dapat berakhir di kemudian hari.