news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sandwich Generation: si Paling Terbebani

Zulfa 'Aisya Birawa
Seorang Mahasiswa Universitas Airlangga. Memiliki ketertarikan dalam bidang Pengabdian Masyarakat dan memiliki pengalaman sebagai panitia penyelenggara Sekolah Kerja Nyata (SKN).
Konten dari Pengguna
18 Juni 2022 13:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zulfa 'Aisya Birawa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Julukan keren tersebut akan dengan mudah sirna begitu mengetahui apa makna dibalik kata sandwich. Generasi sandwich merupakan sekumpulan orang dewasa yang diapit oleh 2 generasi. Mereka bertanggung jawab untuk membiayai tiga generasi, yaitu diri sendiri, orang tua, dan anak. Beban para manusia terjepit ini belum juga berhenti ketika coronavirus mulai membuat ulah. Tidak sedikit perusahaan memutuskan untuk menurunkan gaji karyawan, bahkan terpaksa memulangkan karyawan dikarenakan finansial perusahaan tidak sanggup untuk membayar kerja keras para pegawai. Beban mereka pun bertambah karena harus mengeluarkan uang untuk tunjangan layanan kesehatan.
ADVERTISEMENT
Sumber: databoks, 2021
Menurut data di atas, 3 generasi dengan jumlah terbanyak dipimpin oleh generasi Z, generasi milenial, dan generasi X. Generasi milenial yang lahir pada kisaran tahun 1981-1996 sedang berada di usia produktif, dengan kata lain, saat ini merupakan fase generasi milenial sebagai generasi sandwich. Menurut Databoks (2021), persentase jumlah penduduk generasi Z yaitu sebanyak 27,94% atau sekitar 74,93 juta dari total jumlah penduduk di Indonesia. Sedangkan jumlah penduduk generasi X berjumlah sekitar 58,65 juta penduduk. Dapat terlihat bahwa generasi milenial yang sekaligus menggarap julukan sandwich generation harus membiayai 2 generasi dengan jumlah terbanyak.
Orang tua memang seharusnya tidak bisa dijadikan beban. Namun, sudah beda persoalan jika mereka terlilit hutang dan tidak memiliki jaminan uang pensiun. Mengingat kondisi fisik yang tidak bisa dipakai untuk menghasilkan uang juga rasa tanggung jawab yang melekat, akhirnya membawa dampak kepada generasi sandwich mau tak mau membiayai kehidupan serta membayar hutang yang mereka miliki.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, terdapat keuntungan tidak menyenangkan yang bisa dimanfaatkan oleh generasi sandwich. Orang tua atau nenek dari anak biasanya memiliki probabilitas untuk menawarkan diri mengasuhnya selagi mereka bekerja, apalagi ketika anak masih menginjak jenjang SD. Keuntungannya adalah para orang dewasa tidak perlu memikirkan pengeluaran untuk day care. Bahkan, beberapa orang bersedia membiayai orang tua dengan perjanjian akan mendapat warisan lebih banyak dibandingkan dengan saudara kandung lainnya. Terdengar durhaka, namun pada kenyataannya kejadian seperti acara TV ini benar terjadi di kehidupan nyata.
Jadi, apa solusi yang dapat ditawarkan kepada para generasi sandwich? Financial planning. Berikut merupakan beberapa tips financial planning bagi si generasi sandwich.
Catat Pemasukan dan Pengeluaran
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencatat dengan rinci pengeluaran dan pemasukan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri. Tahap ini diperlukan agar ketika pengeluaran lebih besar dibandingkan dengan pemasukan, generasi sandwich dapat mencari alternatif lain guna menambah pemasukan dengan berinvestasi, kerja sambilan, atau mencari pekerjaan lain yang memiliki gaji lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
Tetapkan Hal yang Tidak Perlu Dibiayai
Ketahui terlebih dahulu kebutuhan apa yang tidak perlu dibantu dan dibiayai. Misalkan, tetapkan apa yang dapat dibiayi sendiri oleh orang tua dan kebutuhan mana yang perlu dibantu. Tahap ini terlihat mudah dan sepele, namun pada kenyataannya rasa tanggung jawab yang dimiliki oleh para generasi terbebani susah untuk ditembus. Pada akhirnya mereka akan dengan sukarela membantu membiayai, bahkan hingga pelit pada diri sendiri.
Libatkan Anak untuk Meminimalisir Pengeluaran
Melibatkan anak pada tahap ini bukan berarti memberikan mereka perintah untuk bekerja. Tetapi, membantu dalam aspek yang anak sanggupi, seperti melanjutkan pendidikan dengan program beasiswa. Pemerintah menyediakan banyak beasiswa yang sering kali terabaikan oleh pelajar karena prosesnya yang panjang dan rumit. Hal ini merupakan peluang yang besar bagi anak untuk mendapatkan programnya. Jika tahap ini berhasil dilewati, maka dapat dipastikan pengeluaran akan terminimalisir.
ADVERTISEMENT
Hindari Berhutang
Tahap yang tidak disarankan adalah berhutang. Lebih baik menurunkan level gaya hidup dibandingkan dengan memiliki hutang dan tidak bisa membayarnya. Tidak menjadi masalah jika berbentuk hutang produktif, seperti berhutang karena cicilan membeli rumah atau mobil. Selama sebab hutang adalah untuk menambah investasi, itu bukan merupakan hal yang besar.
Memiliki Asuransi Jiwa dan Kesehatan
Asuransi jiwa dan kesehatan terdengar seperti hal yang sepele. Hal ini akan terasa penting jika sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti kecelakaan. Asuransi akan meminimalisir pengeluaran yang seharusnya besar.
Menyiapkan Dana Darurat dan Dana Pensiun
Tidak semua perusahaan memiliki kebijakan perihal dana pensiun. Jika memungkinkan, menyiapkan dana pensiun sedini mungkin dapat membantu memutus rantai generasi sandwich. Setidaknya generasi selanjutnya tidak memiliki beban yang terlalu banyak. Begitupun dengan dana darurat, hal ini perlu dipersiapkan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak bisa diperkirakan. Tahap ini wajib dilakukan jika terdapat kelebihan di pemasukan.
ADVERTISEMENT
Harapannya, financial planning dapat membantu generasi sandwich bertahan di era naiknya harga minyak dan BBM. Apalagi negara sedang mengalami penurunan ekonomi akibat kerugian besar yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.
DAFTAR PUSTAKA:
Good Financial Planning, the Solution for Sandwich Generation. (2020, May 24). Sun Life. https://www.sunlife.co.id/en/life-moments/building-a-family/good-financial-planning/
Jayani, D. H. (2021, May 24). Proporsi Populasi Generasi Z dan Milenial Terbesar di Indonesia. Databoks. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/05/24/proporsi-populasi-generasi-z-dan-milenial-terbesar-di-indonesia
Kusumaningrum, F. A. (2018). Generasi Sandwich: Beban Pengasuhan dan Dukungan Sosial pada Wanita Bekerja. Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Psikologi, 23(2). https://doi.org/10.20885
Pradipta, L. (2020, June 23). Mampukah milenial sebagai “new sandwich generation” bertahan ketika pandemi? The Conversation. https://theconversation.com/mampukah-milenial-sebagai-new-sandwich-generation-bertahan-ketika-pandemi-141130
Prasetya, D. (2022, May 29). Maraknya generasi sandwich: refleksi perlunya reformasi sistem pensiun di Indonesia. The Conversation. https://theconversation.com/maraknya-generasi-sandwich-refleksi-perlunya-reformasi-sistem-pensiun-di-indonesia-183348
ADVERTISEMENT