Kumpulan Dongeng Sebelum Tidur untuk Anak yang Penuh Makna

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
20 Maret 2022 17:58 WIB
·
waktu baca 9 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi dongeng sebelum tidur. Foto: delcarmat/shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dongeng sebelum tidur. Foto: delcarmat/shutterstock
ADVERTISEMENT
Dongeng adalah cerita sederhana yang tidak benar-benar terjadi, misalnya kejadian di zaman dahulu. Dongeng berfungsi untuk menyampaikan ajaran moral dengan cara yang lebih menarik dan menghibur.
ADVERTISEMENT
Dongeng hadir dengan berbagai macam tema. Namun, tema yang paling sering diangkat biasanya menyangkut moral tentang kebaikan yang selalu menang melawan kejahatan, kejadian di masa lampau, mantra ajaib, serta kisah binatang (fabel).
Dongeng bisa dibacakan kapan saja untuk anak, termasuk sebelum tidur. Dongeng sebelum tidur bisa dibaca untuk mengajarkan anak pesan moral yang terkandung di dalamnya.
Imam Khoiri, S.Pd., dalam buku 30 Dongeng Terbaik Sebelum Tidur Asli Nusantara memberikan sejumlah tips membaca dongeng sebelum tidur untuk para orangtua, antara lain sebagai berikut:
ADVERTISEMENT

Kumpulan Dongeng Sebelum Tidur

Ilustrasi membaca dongeng sebelum tidur. Foto: iStock
Bagi yang membutuhkan referensi, berikut kumpulan dongeng sebelum tidur yang dikutip dari buku Arif Cerdas untuk Sekolah Dasar Kelas 3 oleh Tim Arif dan Dongeng Sebelum Tidur tulisan Dini W. Tamam.
1.Angsa Bertelur Emas dan Penyihir Jahat
Seorang gadis cilik hidup sebatang kara di sebuah desa. Yang ia miliki hanyalah seekor angsa mungil yang cantik peninggalan kedua orangtuanya. Seiring berjalannya waktu, angsa dan gadis kecil itu semakin tumbuh besar. Hingga suatu hari saat angsa bertelur, gadis cilik itu terkejut karena angsa tidak bertelur seperti biasa. melainkan bertelur sebuah telur emas.
Mengetahui angsa miliknya dapat bertelur emas, gadis cilik itu sangat senang, Ia pun menjual telur emas itu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Suatu hari gadis cilik dan angsanya bertemu dengan seorang pengemis. Ketika itu gadis cilik hendak menjual telur emas yang akan digunakan untuk membeli makanan.
ADVERTISEMENT
Saat melihat pengemis itu, gadis cilik merasa sangat iba. Ia pun memberikan telur emas miliknya kepada pengemis. Pengemis sangat berterima kasih pada gadis cilik itu. Beberapa hari kemudian. saat gadis cilik berjalan-jalan dengan angsa miliknya.
Ia bertemu dengan seorang kakek tua yang sedang menangis. Gerobak miliknya rusak parah karena ditabrak sekumpulan domba. Gadis cilik yang merasa iba, memberikan telur emas miliknya pada kakek tua itu untuk membeli gerobak yang baru.
Cerita gadis yang memiliki angsa bertelur emas tersebar hingga ke penjuru negeri. Seorang penyihir jahat yang mengetahui tentang telur emas itu pun berniat mencari tahu. Penyihir jahat pun menyamar menjadi seorang nenek. Saat melihat gadis cilik dan angsanya lewat. ia memanggil gadis cilik itu.
ADVERTISEMENT
“Gadis cilik yang cantik dengan seekor angsa, sudikah kiranya kau membantu Nenek, cucu Nenek sedang sakit dan membutuhkan obat,” ujar penyihir jahat berbohong.
“Baiklah, Nek, aku memiliki satu telur dan dapat Nenek gunakan untuk membeli obat serta makanan, semoga cucu Nenek lekas sembuh ya, Nek.” Gadis cilik pun berlalu. Saat penyihir melihat telur angsa pemberian gadis cilik itu benar-benar terbuat dari emas, ia merasa tidak puas dengan hanya memiliki satu telur. Ia menginginkan lebih banyak telur emas dari angsa itu.
Penyihir jahat itu pun merencanakan sesuatu. Ia ingin mencuri angsa milik gadis cilik. Saat malam tiba, penyihir mengendap-endap ke rumah sang gadis untuk mengambil angsa. Gadis cilik yang tengah tidur pulas tidak menyadari bahwa angsanya akan dicuri. Namun, angsa mengetahui bahwa ada seorang penyihir jahat yang hendak membawa pergi dirinya.
ADVERTISEMENT
Angsa itu melepaskan beberapa bulu dari tubuhnya, sebelum akhirnya penyihir membawanya jauh ke dalam hutan, ke tempat tinggal penyihir jahat. Saat penyihir tiba di rumahnya, ia menyuruh angsa itu untuk bertelur. Angsa pun bertelur, namun alangkah terkejutnya penyihir saat melihat telur yang keluar bukanlah telur emas.
Telur yang ia terima hanyalah telur biasa, bahkan saat ia membuka cangkangnya, telur itu adalah telur busuk. Penyihir yang marah mengetahui angsanya tidak bertelur emas, memaksa angsa untuk terus bertelur. Namun, tidak ada satu telur pun yang merupakan telur emas. Semua telur yang dikeluarkan adalah telur busuk.
Sang penyihir semakin marah. Ia pun membelah perut angsa itu, berharap menemukan telur emas di dalamnya. Namun, penyihir harus menelan kekecewaan karena tidak ada satu telur emas pun di dalam perut angsa.
ADVERTISEMENT
Saat gadis cilik mengetahui angsanya telah pergi, ia sangat sedih. Ia mengira sahabatnya itu pergi karena sudah tidak ingin bersamanya lagi. Ia merasa bersalah karena ia mengira angsa telah lelah bertelur dan meninggalkan dirinya.
Gadis cilik melihat beberapa helai bulu angsa tergeletak. Ia pun mengambil bulu-bulu angsa itu. la menyimpan bulu angsa itu baik-baik karena hanya itu yang dapat mengingatkan dirinya pada angsa yang telah bersamanya sejak lama. Bulu-bulu itu disimpannya di dalam sebuah kotak.
Keesokan harinya saat gadis cilik membuka kotak yang berisi bulu angsa, ia terkejut karena bulu angsa itu sudah berubah menjadi beberapa helai kain. Gadis cilik yang keheranan mengambil kain itu. Saat menyentuhnya ia merasa seperti tengah menyentuh angsa miliknya yang hilang.
ADVERTISEMENT
Ia pun menenun kain untuk menjadikannya sebuah baju. Setelah berhasil membuat sebuah baju. ia kembali membuka kotak tempat menyimpan bulu angsa. Alangkah terkejutnya ia karena kembali mendapati kain yang lembut seperti bulu angsa di dalam kotak. Begitu setiap harinya. Gadis cilik akhirnya menjadi pembuat dan penjual baju, karena setiap ia membuka kotak, ia mendapat kain yang lembut seperti bulu angsa.
2. Asal Mula Madu
Ilstrasi dongeng Asal Mula Madu. Foto: Pixabay
Pada suatu siang yang terik, sang matahari tak henti-henti memancarkan sinarnya. Sekuntum bunga terlihat kelelahan, ia sangat layu. Bunga hanya bisa menunggu sore, saat matahari tergelincir dan sinarnya tak lagi terik dan menyilaukan.
Saat itu suasana akan sejuk, hingga malam tiba dan matahari kembali di pagi hari. Saat itulah yang paling ditunggu-tunggu oleh bunga. Suasana yang sangat sejuk dan teduh.
ADVERTISEMENT
Bunga terlihat sedikit lelah, karena beberapa ekor ulat bergelantung di dahan kecilnya dan bersembunyi di balik daun-daunnya. Membuat rantingnya menjuntai menahan berat ulat yang bertubuh gendut itu. Ulat itu menggerogoti sebagian daunnya yang berwarna hijau.
Bunga merasa sedih, ia tumbuh dengan menyerap air dan nutrisi menggunakan akarnya dari dalam tanah, ulat datang dengan kaki-kakinya yang melekat dan memakan satu per satu daun milik bunga.
Dari kejauhan ada seekor lebah hinggap di pohon yang jauh lebih besar dari bunga. Ia memperhatikan bunga yang sejak tadi kepanasan dan kelelahan, serta wajah kesalnya pada ulat yang menikmati daun-daun miliknya. Lebah pun tersentuh untuk mendekati bunga.
“Bunga, kau terlihat sangat lelah dan layu, mau aku bawakan sedikit air untuk menyiramimu?”
ADVERTISEMENT
“Tidak perlu lebah, aku sudah terbiasa seperti ini, aku akan kembali segar saat matahari berada di ufuk barat.”
“Bunga, aku melihatmu sebagai sosok yang sangat hebat. Kau berdiri tegak walau tangkaimu tak begitu besar. Daun-daun segarmu dibiarkan dimakan ulat, padahal kau dengan susah payah mencari makanan dari dalam tanah. Mahkotamu yang indah membuat manusia menyukaimu dan dengan mudahnya mereka memetiknya dari tangkaimu,” kata lebah dengan penuh rasa bangga pada bunga.
“Hidupku yang tidak begitu lama ini ingin aku manfaatkan sebaik-baiknya untuk dapat berguna bagi makhluk lain. Aku sudah sangat bersyukur karena di dalam tanah tempatku berpijak, tersimpan begitu banyak makanan enak yang membuatku begitu cepat tumbuh besar. Aku juga berterima kasih pada matahari karena sinarnya telah membantuku dalam proses penyerapan makanan. Semua itu aku dapatkan dengan gratis.” Lebah mengangguk mendengar penjelasan bunga.
ADVERTISEMENT
“Aku ingin sepanjang hidupku, dapat bermanfaat bagi semuanya. Kau tahu, Lebah? Di dalam kelopak bungaku terdapat sari bunga yang jika kau minum akan terasa manis dan kau pasti suka,” tambah bunga. Lebah merasa sedikit ragu, apakah bunga ingin menipu dirinya ataukah memang benar yang ia katakan.
“Cobalah, kupu-kupu melakukan itu dan mereka sangat suka karena rasanya yang enak dan manis.” Lebah pun menuruti yang dikatakan bunga.
Lebah yang ragu mencicipi sedikit sari bunga, matanya terbelalak seketika dan ia pun langsung meminum sari bunga yang ada di dalam kelopak bunga temannya itu. Bunga hanya tersenyum melihat lebah yang menyukai sari bunga miliknya.
“Kau bisa datang setiap hari ke sini. Aku akan membuatkanmu sari bunga paling manis. Namun, aku memintamu satu hal. Hidupku tidak akan lama, jadi sari-sari yang menempel pada tubuhmu itu tolong sebarkan pada bunga-bunga lain agar tumbuh bunga-bunga baru menggantikanku.” Lebah pun setuju.
ADVERTISEMENT
Setelah menyerap sari bunga ia pun menyebarkan serbuk sari bunga pada bunga lain agar ia tumbuh menjadi bunga baru.
Tak lama kemudian, lebah datang lagi untuk ke sekian kalinya pada bunga. Namun, ternyata sang bunga telah mengering dan mati. Lebah sedih atas kepergian sahabatnya itu. Namun, ia melihat begitu banyak bunga lain yang tumbuh di sekitarnya, mereka tampak subur.
Lebah pun ingin dirinya bermanfaat bagi makhluk lain. Sari bunga yang ia minum dari kelopak bunga, dibuatnya menjadi sebuah madu. Madu sangat bermanfaat bagi manusia, banyak manusia yang mencari madu yang dihasilkan lebah untuk dijadikan obat, vitamin, ataupun yang lain.
3. Kisah Petani dan Anak Harimau
Di sebuah desa di Pulau Jawa, tinggallah seorang kakek. Ia terkenal baik hati dan ramah. Namanya Ki Maulaya. Para warga desa sangat segan dan mengagumi beliau. Sifatnya yang arif dan bijaksana sering dijadikan tempat bertanya ketika ada perselisihan.
ADVERTISEMENT
Suatu hari Ki Maulaya pulang dari sawah. Di tengah-tengah perjalanan menuju rumahnya, Ki Maulaya terhenti oleh suara yang didengarnya. Ia pun mencari dari mana suara itu berasal. Dia menemukan sebuah lubang jebakan. Dilihatnya ada tiga ekor anak harimau yang terjebak dan tak bisa keluar.
Melihat bahwa binatang yang dia temukan bisa membahayakannya, dia pun tertegun sejenak. Setelah beberapa saat terpaku, Ki Maulaya dapat menekan rasa takutnya. "Aku percaya.. bahwa kebaikan pasti dibalas dengan kebaikan pula."
Dikeluarkanya satu per satu anak harimau itu. Setelah semua terangkat, dia pun naik keluar dari lubang itu. Baru saja dia sampai di atas, tiba-tiba dari semak belukar keluar seekor harimau yang sangat besar. Harimau itu adalah induk dari tiga anak harimau yang dia tolong.
ADVERTISEMENT
Ki Maulaya pun gemetar dan berkeringat dingin. Namun, dia mencoba mengendalikan rasa takutnya. Ia hanya pasrah pada kehendak Sang Pencipta. Harimau itu mendekatinya sambil mengendus-endus Ki Maulaya, lalu dia pergi membawa anak-anaknya.
Konon setelah kejadian itu, Ki Maulaya dan harimau menjadi sahabat. Harimau itu sering menunggui Ki Maulaya ketika di sawah dan menjaganya dari bahaya hewan-hewan buas. Dan apa yang diyakini Ki Maulaya terbukti. "Kebaikan pasti dibalas dengan kebaikan pula."
4. Kisah Semut dan Merpati
Pada suatu hari, ada seekor semut yang sedang berjalan-jalan mencari makan di pinggir sungai. Seperti biasa, dia berjalan dengan riang dan karena kurang hati-hati tiba-tiba ia terjatuh ke dalam sungai.
Arus sungai menghanyutkannya. Semut itu timbul tenggelam dan kelelahan. Ia berusaha untuk menepi, tetapi tidak berhasil. Seekor burung merpati kebetulan bertengger di ranting pohon yang melintang di atas sungai, melihat semut yang hampir tenggelam dan merasa iba.
ADVERTISEMENT
Burung merpati ini memetik daun dan menjatuhkannya di dekat semut. Semut merayap naik ke atas daun. Akhirnya, ia berhasil menyelamatkan dirinya dengan bantuan daun tersebut dan mendarat di tepi sungai.
Tidak lama kemudian, sang semut melihat seorang pemburu burung sedang mengendap-endap berusaha mendekati burung merpati yang telah menolongnya tadi. Semut menyadari bahaya yang membayangi merpati yang baik tersebut. Ia segera berlari mendekati pemburu dan menggigit kaki sang pemburu.
Pemburu itu kesakitan dan terkejut. Ia membebaskan ranting yang tadinya akan digunakan untuk menangkap burung. Burung merpati menyadari keberadaan pemburu yang sibuk mengibas-ngibaskan ranting. Akhirnya sang burung pun terbang menyelamatkan dirinya.
(ADS)