Plagiarisme dalam Dunia Pendidikan: Tantangan dan Solusi

Diva Tiara Kamila Gianti
Mahasiswa Universitas Airlangga
Konten dari Pengguna
4 April 2024 22:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Diva Tiara Kamila Gianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dunia Pendidikan (sumber: https://www.pexels.com/id-id/foto/perpustakaan-photro-sudut-tinggi-159775/)
zoom-in-whitePerbesar
Dunia Pendidikan (sumber: https://www.pexels.com/id-id/foto/perpustakaan-photro-sudut-tinggi-159775/)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Plagiarisme, sebuah kata yang kini telah menjadi familiar di kalangan mahasiswa. Fenomena ini merujuk pada tindakan mengambil karya orang lain dan mengklaimnya sebagai milik sendiri tanpa memberikan pengakuan kepada sumber asli. Saat ini, kasus plagiarisme menjadi perhatian serius dalam dunia pendidikan tinggi. Mahasiswa seringkali terlibat dalam praktik ini, baik dengan cara memanfaatkan teknologi atau dengan menyalin tugas teman mereka. Maraknya kasus ini memberikan dampak negatif yang menunjukkan hilangnya daya pikir kritis di kalangan mahasiswa akibat kemudahan teknologi. Saat ini kita perlu memahami akar penyebab munculnya kasus plagiarisme di kalangan mahasiswa. Kemajuan teknologi, terutama internet, memberikan akses tak terbatas ke berbagai sumber informasi. Meskipun ini merupakan kemajuan yang positif dalam hal akses informasi, namun juga membuka pintu bagi praktik plagiarisme. Dengan mudahnya mengunduh atau menyalin materi dari internet, mahasiswa terkadang melupakan pentingnya etika dalam penggunaan informasi. Selain itu, tekanan akademik yang tinggi juga dapat mendorong mahasiswa untuk mencari cara cepat dan tidak sah untuk menyelesaikan tugas mereka. Faktor-faktor ini bersama-sama menciptakan lingkungan yang rentan terhadap praktik plagiarisme.
ADVERTISEMENT
Dampak dari plagiarisme tidak hanya merugikan individu yang melakukan tindakan tersebut, tetapi juga merugikan institusi pendidikan dan masyarakat secara luas. Bagi mahasiswa, plagiarisme menghambat pengembangan kemampuan intelektual dan akademik mahasiswa. Mahasiswa kehilangan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan pemikiran mereka sendiri karena mereka mengandalkan karya orang lain. Di sisi lain, bagi institusi pendidikan, kasus plagiarisme mengancam integritas akademik mereka. Kredibilitas universitas dapat terganggu jika mahasiswa terus menerus terlibat dalam tindakan plagiarisme tanpa tindakan yang tegas . Selain itu, dalam jangka panjang, masyarakat juga menjadi korban karena mereka mendapat lulusan yang tidak memiliki keterampilan dan integritas yang diperlukan dalam dunia kerja.
Untuk mengatasi masalah plagiarisme ini, langkah tegas perlu diambil oleh semua pihak terkait. Institusi pendidikan harus memberikan pemahaman yang lebih baik kepada mahasiswa tentang apa itu plagiarisme dan konsekuensinya. Selain itu, penguatan pengawasan juga diperlukan. Penggunaan perangkat lunak deteksi plagiarisme dapat membantu mendeteksi tindakan plagiarisme dengan lebih efektif. Mahasiswa juga perlu diberikan kesadaran tentang konsekuensi hukuman yang serius jika mereka tertangkap melakukan plagiarisme. Selain upaya pencegahan, penting juga untuk memberikan bimbingan kepada mahasiswa. Institusi pendidikan harus menciptakan lingkungan yang mendukung bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan menulis dan berpikir kritis mereka. Pengajaran yang berfokus pada proses dan pemahaman konsep daripada hanya pada hasil akhir dapat membantu mengurangi tekanan untuk mencari jalan pintas dalam menyelesaikan tugas. Selain itu, dosen juga harus aktif dalam memberikan umpan balik konstruktif kepada mahasiswa, membimbing mereka untuk mengembangkan karya asli mereka. Di samping itu, perlu untuk menekankan pentingnya budaya integritas akademik di seluruh institusi pendidikan. Melalui penghargaan dan pengakuan terhadap karya orisinal, mahasiswa akan merasa lebih dihargai atas upaya mereka. Selain itu, kerjasama antara institusi pendidikan untuk menegakkan standar integritas akademik juga perlu ditingkatkan. Melalui kerjasama ini, pertukaran informasi tentang praktik terbaik dalam mencegah dan menangani plagiarisme dapat dilakukan. Dalam menghadapi fenomena plagiarisme yang semakin merajalela di kalangan mahasiswa, diperlukan pencegahan, bimbingan dan penegakan aturan yang konsisten, kita dapat menciptakan lingkungan akademik yang sehat dan berintegritas.
ADVERTISEMENT
Diva Tiara Kamila Gianti, Mahasiswi Universitas Airlangga